TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Nama Gus Makki, kata anak gaul, kian meledak belakangan ini. Maklum lah, selain memang sudah kondang, dia kini menjadi kandidat bupati nomor urut 2 Pilkada Kabupaten Banyuwangi.
Namun seperti pepatah, saat kurang kenal, tentunya juga bakal kurang sayang. Meskipun usut punya usut, ternyata sosok KH Ali Makki Zaini atau yang biasa dikenal Gus Makki adalah satu-satunya mantan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Banyuwangi, yang pernah menyambangi seluruh desa se Bumi Blambangan. Walau pun belum jadi bupati.
Dalam karier hidupnya, Gus Makki, aktif dalam pendidikan dan dakwah, menjadi pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Hidayah Banyuwangi. Juga berkhidmat di Nahdlatul Ulama (NU). Dia pernah menjabat sebagai Ketua PCNU Banyuwangi masa khidmat 2018-2023.
Cabup yang berpasangan dengan Cawabup Ali Ruchi, atau yang umum dikenal dengan duet Ali-Ali pada Pilkada Kabupaten Banyuwangi, ini adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Lahir dari rahim seorang ibu Hj.Saudah dan seorang ayah KH. Zaini, yang tinggal di Dusun Rayud, Desa Parijatah Kulon Kecamatan Srono, Banyuwangi.
Semasa kecil mengenyam pendidikan di SDN 3 Parijatah Kulon lulus tahun 1983. Melanjutkan pendidikan menengah di SMPN 2 Rogojampi lulus tahun 1986. Dan pada tahun 1989 lulus Madrasah Aliyah Negeri Filial Genteng. Usai lulus Aliyah, mengenyam pendidikan ke Pondok Pesantren Al Falah, Ploso Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, hingga menikah.
Usai pulang dari pondok pesantren, berbagai forum keagamaan seperti Bahtsul Masail di tingkat desa, kecamatan, kabupaten hingga Provinsi aktif diikuti. Hingga akhirnya didaulat sebagai Wakil Ketua Majelis Musyawarah Pengasuh Pesantren (MMPP) Kabupaten Banyuwangi.
Pada tahun 2010, nama Ali Makki Zaini cukup diperhitungkan di level Kabupaten dengan menjadi Ketua Tim Panitia Seleksi (Pansel) Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyuwangi. Dan pada tahun 2013 terpilih sebagai Rais Syuriyah MWCNU Srono.
Berkat kepiawaiannya dalam forum Bahtsul Masail, adik kandung Kholilurrohman Zaini ini didaulat menjadi moderator Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama tahun 2017 di Pondok Pesantren Darul Quran, Bangkel, Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pada tahun 2018 terpilih sebagai Ketua Tanfidziyah PCNU Banyuwangi dalam Konferensi Cabang ke-13 NU Banyuwangi yang digelar di Pondok Pesantren Ibnu Sina, Jalen Desa Setail, Kecamatan Genteng.
Semenjak tahun 2018 sebelum resmi dilantik, banjir bandang melanda Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh. Seluruh kekuatan NU mulai lembaga, Badan Otonom (Banom) NU mulai dari tingkat desa, kecamatan se-Kabupaten Banyuwangi bergerak membantu membersihkan lumpur yang mengendap di ratusan rumah warga terdampak banjir.
“Dari situlah, mulai ada kekuatan besar cikal bakal lahirnya LAZISNU. Mulai dari tingkat Kabupaten, kecamatan hingga di level ranting ditiap desa dan JPZIS di tiap lembaga sekolah NU,” ucap Gus Makki, Jumat (11/10/2024).
Derap langkah program kegiatan selanjutnya disatukan melalui program silaturahmi PCNU Sobo Deso. Sebuah kegiatan silaturahmi ke pengurus ranting di tiap desa, bertempat di Balai Desa. Tujuannya, untuk mengetahui langsung sejauh mana pengurus NU bermanfaat di tingkat bawah (akar rumput). Kegiatan apa saja yang sudah dilakukan selama jadi pengurus dan bagaimana sinergi antara pengurus NU di level bawah.
“Bagaimana hubungan pengurus Ranting NU dengan Muslimat NU, GP Ansor, serta hubungan dengan Kepala Desa, RT, RW, Ta'mir masjid, guru ngaji, kepala sekolah dan lainnya,” ungkap Cabup nomor urut 2 Pilkada Banyuwangi ini.
“Pengurus NU di level ranting berikut BANOM nya digerakkan dengan menjadi solusi atas setiap persoalan warga,” imbuhnya.Selama turun ke desa menyapa pengurus ranting, gerakan ayo sekolah NU juga terus digelorakan. Jargon yang diangkat adalah ‘Anake wong NU kudu sekolah NU’. Tak heran jumlah murid sekolah madrasah di bawah naungan lembaga pendidikan ma'arif NU meningkat pesat dari tahun ke tahun.
Selama lima tahun memimpin NU Banyuwangi, Gus Makki terbilang sukses mengantarkan ormas islam terbesar ini melalui program kegiatan yang inovatif dan dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat. Sebut saja program Sobo Deso, Sobo Madrasah, Sobo Pesantren, Ngunduh Mantu, Gerakan Ayo Sekolah NU, NU Melayani hingga percepatan sertifikat tanah wakaf.
Berkat dukungan dan kerjasama yang baik dalam mewujudkan kamtibmas yang kondusif di wilayah kabupaten paling ujung timur pulau Jawa, Gus Makki memperoleh penghargaan dari Polresta Banyuwangi tahun 2020. Namanya juga masuk dalam nominasi Calon Bupati terfavorit periode 2021-2026 oleh Jawa Pos Radar Banyuwangi pada tahun 2020.
Media online Times Indonesia juga memberikan anugerah penghargaan kepada Gus Makki sebagai tokoh pemersatu dan pendewasaan Banyuwangi, pada Anugerah TIMES Indonesia (ATI) tahun 2020. Setahun kemudian, dia kembali memperoleh penghargaan dari Jawa Pos Radar Banyuwangi sebagai tokoh ormas dan keberagaman Banyuwangi.
Dan pada tahun 2023, Ali Makki Zaini, kembali meraih penghargaan Positive News Maker kategori Tokoh Penggerak Keberagamaan 2023 dalam ajang Anugerah TIMES Indonesia (ATI).
Pada tahun 2022, Pengurus Wilayah NU Jawa Timur juga memberikan sejumlah penghargaan bergengsi di antaranya Anugerah NUconomic kolaboratif, peringkat satu pencapaiaian vaksinasi tertinggi dari 45 PCNU se Jawa Timur. Dan PCNU paling banyak menyelesaikan sertifikat wakaf hingga dinobatkan sebagai PCNU terfavorit dalam ajang NU Award Jawa Timur karena paling sering dijadikan studi banding oleh PCNU di Jawa Timur dan luar Jawa.
Selama turun langsung ke desa-desa dalam program Silaturahmi PCNU Sobo Deso, Bapak empat anak ini banyak berdialog langsung dengan lapisan masyarakat. Menerima keluhan, saran dan masukan.
“Kami ingin azas kemanfaatan yang lebih besar, bisa dirasakan oleh seluruh warga Banyuwangi. ‘Khoirunnas Anfa'uhum Linmas’, manunggalnya pemerintah dengan rakyat,” cetus Gus Makki. (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Imadudin Muhammad |