TIMES BANYUWANGI, JAKARTA – Mantan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, Rabu (20/11/2024) kemarin mengatakan, Benjamin Netanyahu berusaha akan menerapkan kekuasaan militer di Gaza.
Yoav Galant yang diberhentikan sebagai Menhan itu juga mengkritik upaya pemerintah Benjamin Netanyahu mencari bantuan dari perusahaan swasta dengan dalih mendistribusikan bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza.
"Ini berarti pemerintahan militer yang harus dibayar oleh tentara dengan nyawa mereka," kata Yoav Gallant melalui akunnya di X.
Seperti dilansir Abadolu Agency, Yoav Gallant i menyebutnya itu adalah “harga darah” yang akan dibayar oleh tentara Israel, dan Israel harus membayarnya, “mengingat pengaturan prioritas yang buruk yang akan menyebabkan pengabaian tugas-tugas keamanan yang lebih penting.
Gallant menilai bahwa Israel harus mempersiapkan apa yang ia gambarkan sebagai entitas alternatif untuk menggantikan tentara Israel dalam mengendalikan wilayah tersebut.
"Jika tidak, maka kami sedang menuju pemerintahan militer, dan pemerintahan militer di Gaza bukanlah bagian dari tujuan perang Israel, melainkan tindakan politik yang berbahaya dan tidak bertanggung jawab," tegasnya.
Yoav Gallant Dipecat sebagai Menteri Pertahanan oleh Benjamin Netanyahu, 5 November 2024 lalu karena perbedaan pendapat terkait cara pengelolaan perang di Gaza.
Israel sudah menciptakan krisis kelaparan besar di Gaza dengan keputusannya melarang kerja Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
Kini Israel sedang berpikir mengganti UNRWA dengan entitas alternatif untuk mendistribusikan bantuan di Jalur Gaza, yang dipimpin oleh perusahaan keamanan Amerika.
Radio Tentara Israel melaporkan, Netanyahu dan Menteri Pertahanan, Israel Katz kemarin berdiskusi selama empat jam mengenai penempatan perusahaan keamanan swasta Amerika itu.
Surat kabar Ibrani "Israel Hayom" juga mengungkapkan pertemuan itu.
Hasil pertemuan tersebut perusahaan keamanan swasta Amerika akan diberi tanggung jawab atas pihak sipil di Gaza serta mendistribusikan bantuan kemanusiaan, sedangkan tentara Israel hanya melindungi mereka.
Hingga hari ke-412 ini perang di Gaza, Israel juga terus menerus melakukan pembantaian terhadap warga sipil, dan beberapa jam terakhir 57 orang dibunuh termasuk 19 orang di Jalur Gaza utara.
Seorang perwira militer Israel mati dan seorang lainnya luka setelah bertempur dengan kelompok perlawanan di Jalur Gaza utara.
Sementara itu, Brigade Al-Qassam mengatakan, mereka telah menargetkan sebuah tank Merkava Israel dan seorang pasukan dengan dua peluru 'Al-Yassin 105'. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Israel Akan Menerapkan Kekuasaan Militer di Gaza
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Ronny Wicaksono |