TIMES BANYUWANGI, GORONTALO – Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad mengungkapkan bahwa bidang pertanian padi, kelapa, terutama jagung juga perikanan pernah menjadi primadona Provinsi Gorontalo bahkan terkenal secara nasional dan global
Namun, Fadel Muhammad sangat menyayangkan lama kelamaan hingga saat ini, semua itu seperti menghilang. Produk pertanian Gorontalo seperti tak terdengar. "Saya pantau terus bahkan sebelum Ramadan hingga sekarang. Masalah terbesar petani adalah masih seputar pupuk dan bibit," katanya.
Hal tersebut disampaikan Pimpinan MPR dari Kelompok DPD RI ini, dalam gelar acara Temu Tokoh Nasional/Kepemudaan/Keagamaan/Civitas Akademika, kerjasama MPR dengan Pengurus Koalisi Rakyat Bangun Negeri Gorontalo, di Aula Kantor Kecamatan Kota Selatan, Gorontalo, Minggu malam (14/4/2024).
Hadir dalam kegiatan, pemerintah desa, Kapolsek, Danramil, para lurah, tokoh masyarakat, tokoh agama dan masyarakat setempat.
Mantan Gubernur Provinsi Gorontalo dua periode ini menegaskan perlunya pemerintah daerah juga pusat untuk memperhatikan potensi luarbiasa daerah seperti Gorontalo ini, agar mampu mensejahterakan dirinya sendiri dan mampu berkontribusi pangan secara nasional.
"Bentuk perhatiannya adalah turun langsung membantu para petani seperti penyediaan pupuk dan bibit yang terjangkau dan berkualitas. Saya tekankan ini karena sangat penting bidang pertanian untuk masyarakat Gorontalo. Jangan dianggap remeh. Segera bangkit dan bantu para petani," tegasnya.
Anggota DPD RI Dapil Provinsi Gorontalo ini mengungkapkan bahwa jika pertanian dan perikanan rakyat maju, maka efek dominonya sangat besar. Antara lain, petani akan memiliki pendapatan yang besar, sehingga daya beli tinggi, perekonomian secara luas akan berputar dan kesejahteraan akan merata.
"Intinya saya ingin membuat gerakan mari kita tingkatkan pertanian dan perikanan Gorontalo untuk kesejahteraan semua," ucapnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Fadel Muhammad Dorong Penguatan Pertanian dan Perikanan Gorontalo
Pewarta | : Rochmat Shobirin |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |