https://banyuwangi.times.co.id/
Berita

Menguliti Sejarah: Dulu, Pecel Itu Bukan Sekadar Kuliner

Senin, 25 November 2024 - 05:26
Menguliti Sejarah: Dulu, Pecel Itu Bukan Sekadar Kuliner Ilustrasi Nasi Pecel (FOTO: Instagram @yu_gembrot)

TIMES BANYUWANGI, MALANG – Siapa sangka, nama “pecel” yang akrab di telinga kita ternyata menyimpan sejarah panjang dan menarik di baliknya. Sebelum menjadi kuliner lezat yang kita kenal sekarang, pecel memiliki makna yang sangat berbeda.

Dulu, pecel adalah teknik pengolahan makanan. Prasasti Taji Ponorogo (901 Masehi) menyebut, kata ‘pecel’ berarti ‘tumbuk’ atau dihancurkan dengan cara ditumbuk. Dalam naskah Kakawin Ramayana pada era Mataram Kuno, pecel disebut sebagai hidangan kerajaan. Di dalam naskah tersebut penyebutan makanan tradisional seperti pecel, cenderung bersifat metafora atau deskriptif. 

Kaluu Anda membuka lagi naskah Babad Tanah Jawi, kata ‘pecel’ berarti diperas atau diperas airnya. Proses ini merujuk pada cara tradisional dalam mengolah sayuran untuk menghilangkan airnya sebelum disiram dengan bumbu kacang yang gurih.

Selain proses pengelolaan, pecel juga mengandung makna lebih dalam. Proses memeras sayuran dapat diibaratkan sebagai proses penyaringan atau pemurnian, melambangkan upaya manusia untuk mendapatkan sesuatu yang lebih murni dan esensial dari bahan alam.

Perkembangan Pecel 

Menurut Ary Budiyanto, dosen Antropologi di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya Malang, pecel juga memiliki makna teknik menyajikan dengan siraman.

Serat Centhini menyebut, pecel Wijen menjadi yang pertama tercatat di abad 19 yang berada di Solo. Pecel ini selalu disandingkan dengan jejanganan atau sayur - sayuran. 

“Yang masuk dalam Serat Centhini itu ada Pecel Pitik, pecel yang bumbunya kayak ingkung dimana yang selalu ada kuahnya. Encer tapi penyajiannya nyemek, dimana baru ditambah areh (santan kental). Nah itu yang disebut disiramkan di atasnya,” ujar Ary, Minggu, (30/09/2024).

Dulunya, pecel bukan bumbu kacang tapi hanya kuah yang disiramkan. Belum diketahui pasti sejak kapan terjadi perubahan pecel menjadi bumbu kacang. 

Pecel Sebagai Kuliner Masa Kini

Seiring perkembangan zaman, pecel tidak lagi dianggap sebagai proses pengolahan, melainkan sebagai kuliner tersendiri dengan bumbu kacang yang telah terasimilasi oleh budaya yang berkembang.

Pecel kini identik dengan bumbu kacang yang sedikit manis dan gurih. Di Jawa Timur, pecel lebih dikenal dengan rasa asin dan sedikit manis.

Dalam sebuah jurnal berjudul “Produk Olahan Sehat Pecel Sangrai Desa Tulangan” (2019) yang ditulis Intan Ayu Puspita Sari, Bintang Kartika Wahyu, Putri Utami Usfah, Renanda Miftachul Fauziah, dan Salim Nabhan, pecel dijelaskan sebagai makanan yang dikombinasikan dengan bumbu sambal kacang dan aneka sayuran, dihidangkan dengan alas yang berbeda-beda sesuai kota asalnya. Seperti memakai piring lidi (ingke), pincuk, atau tampah bambu.

Sebenarnya nama ‘pecel’ bukan sekadar label makanan atau kuliner. Pecel adalah perpaduan sejarah, budaya, dan proses pengelolaan sebuah kuliner. 

Menikmati sepincuk pecel adalah cara paling mudah untuk menikmati sejarah. (*)

 

Pewarta: Ayu Sarifatul Musyarofah

Pewarta :
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.