https://banyuwangi.times.co.id/
Berita

Kemarau Bawa Rezeki, Hasil Tangkapan Ikan di Perairan Muncar Banyuwangi Naik

Senin, 16 Oktober 2023 - 14:19
Kemarau Bawa Rezeki, Hasil Tangkapan Ikan di Perairan Muncar Banyuwangi Naik Hasil tangkapan ikan di Pelabuhan Ikan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, yang sedang dijemur ditengah terik matahari. (FOTO : Anggara Cahya /TIMES Indonesia)

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Musim kemarau  malah membawa angin segar bagi nelayan perairan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, yang kini tengah menikmati rezeki dari meningkatnya hasil tangkapan ikan.

Adanya fenomena El Nino ternyata memberikan harapan bagi peningkatan perekonomian sektor kelautan di Banyuwangi. Hal itu dijelaskan oleh Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Banyuwangi, H. Hasan Basri, jika hasil tangkapan ikan terutama perairan Muncar sudah meningkat dan berangsur membaik daripada saat cuaca yang tak menentu sebelumnya.

“Adanya El Nino malah justru penjadi penyebab jumlah ikan semakin membeludak dan muncul keperairan permukaan,” ucap Hasan Basri, Senin (16/10/2023).

Lebih lanjut, pria yang kerap disapa Hasan itu mengatakan, adanya peningkatan hasil tangkapan ikan diperairan Muncar tersebut, sudah terjadi sejak bulan Agustus hingga sampai hari ini pada bulan Oktober 2023. Sedangkan pada waktu sebelum itu, jumlah tangkapan ikan masih tercatat rendah.

“Perkapal itu sekarang bisa mendapat kisaran antara 2 hingga 5 ton hasil tangkapan ikan. Dengan menggunakan jenis kapal Mini Purse Seine dan bukan kapal Slerek,” katanya.

Masih Hasan, jumlah tangkapan ikan memang selalu cenderung mengalami kenaikan saat musim kemarau, hal itu bisa terjadi, dikarena kebanyakan ikan muncul kepermukaan perairan. Sedangkan saat musim hujan, ikan bakal mencari tempat keperairan yang lebih dalam, sehingga membuat hasil tangkapan ikan nelayan Muncar turun.

Saat musim hujan jumlah tangkapan ikan tidak lebih dari 2 ton. Hal itu disebabkan karena kebanyakan ikan mencari lingkungan perairan yang sesuai dengan habitat. Terlebih cuaca yang tidak mendukung, akan menggangu nelayan saat sedang melaut mencari ikan. Oleh sebab itu, saat ikan sepi, nelayan akan berlayar jauh untuk menambah jumlah tangkapan ikan yang dihasilkan.

“Jadi gerombolan-gerombolan ikan sudah mulai banyak muncul, tapi menangkapnya harus malam. Kebanyakan ikan yang didapat adalah jenis Lemuru dan ikan Layang,” terang Hasan.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Banyuwangi, Anang Budi Wasono menjabarkan, jika saat musim kemarau terlebih saat fenomena El nino sedang melanda seperti ini, memang banyak ikan yang muncul menuju ke permukaan perairan. Munculkan ikan ke permukaan yang membuat hasil tangkapan ikan nelayan setempat meningkat itu, tidak lain karena adanya fenomena Up Welling.

Di kutip dari laman www.national-oceanographic.com, up welling atau pembalikan massa air adalah sebuah fenomena di mana air laut yang lebih dingin dan bermassa jenis lebih besar bergerak dari dasar laut ke permukaan akibat pergerakan angin di atasnya. Itu menjadikan suhu, salinitas, ketersediaan oksigen terlarut dalam air (dissolve oxygen) dan tentunya kandungan nutrient ikut terbawa massa air kepermukaan sehingga menjadi habitat yang sangat optimal bagi ikan-ikan.

“Musim kemarau panjang seperti ini, nelayan Banyuwangi memang sedang mendapatkan banyak hasil tangkapan ikan,” papar Anang.

Kemarau panjang, lanjut Anang, memang banyak muncul ikan kepermukaan perairan, sehinga membuat hasil daripada tangkapan ikan nelayan semakin banyak. Namun, saat padang bulan (bulan purnama) yang biasa masuk tanggal 15 ikan tidak akan muncul. Hal demikian terjadi karena, cahaya bulan yang berlebihan saat purnama cenderung dihindari beberapa jenis ikan, dengan mencari makanan di perairan lebih dalam, akan menghindari predator.

“Ikan akan ramai muncul kembali pada tanggal 20 keatas,” pungkasnya.

Hal menarik yang dipercayai masyarakat nelayan Muncar yaitu mereka bisa menandai hasil tangkapan ikan akan melimpah dengan melihat Semenanjung Sembulungan yang nampak hijau tumbuhan berubah menjadi  kuning kecoklatan. Pasalnya, hal itu menjadi petunjuk jika musim kemarau telah tiba dengan mengeringnya tumbuhan hijau di Semenanjung Sembulungan. Terlebih mereka dapat memastikan bila kebanyakan ikan sedang naik kepermukaan secara bergelombol.

“Itu memang sudah kepercayaan orang dahulu dan sampai saat ini masih dipakai masyarakat nelayan Muncar dan faktanya memang selalu benar,” cetus H. Hasan Basri. (*)

Pewarta : Anggara Cahya
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.