TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – M. Shodiq Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Banyuwangi, menyampaikan serangkaian strategi revolusioner untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Bumi Blambangan.
Selama dibawah kepemimpinannya, pria yang akrab disapa Shodiq berkomitmen akan menguatkan performance sekolah-sekolah baik fisik maupun tenaga pendidik di Kabupaten Banyuwangi. Menurutnya, lingkungan sekolah yang bersih dan hijau dapat membuat siswa-siswi merasa nyaman selama proses belajar mengajar.
Tidak hanya itu, pihaknya juga akan meningkatkan profesionalitas seorang guru kepada murid. Hal ini mengingat maraknya tenaga pendidik yang memperlakukan murid seenaknya sendiri, bahkan hingga mengarah ke pelecehan seksual.
“Layanan kepada murid-murid terus kita tingkatkan dan menghapus paradigma guru yang bisa memperlakukan siswa-siswinya semaunya sendiri,” kata Shodiq yang baru saja dilantik menjadi Ketua PGRI Banyuwangi periode 2024-2025 di ruang rapat SMPN 1 Banyuwangi, Sabtu, (10/2/2024).
Shodiq yang juga menjabat sebagai Kepala Sekolah SMPN 1 Banyuwangi, juga berkomitmen akan mendorong para guru untuk bisa mengetahui kelebihan atau prestasi seorang murid.
Dia mencontohkan, ada seorang siswa yang memiliki kelebihan menggambar. Bahkan, di kala gurunya sedang mengajar murid tersebut masih saja menggambar. Menurut Shodiq, siswa seperti ini harus kita dukung dan diarahkan, supaya dia bisa menjadi siswa berprestasi.
“Jangan sampai kelebihan seorang murid itu terpatahkan karena seorang guru,” ungkapnya.
Suasana pelantikan pengurus PGRI Banyuwangi Masa Bakti XXII Lanjutan Tahun 2024-2025 di ruang rapat SMPN 1 Banyuwangi. (Foto: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)
Shodiq menjelaskan, prestasi tidak hanya sekedar menang lomba dengan mendapatkan juara satu, dua dan tiga, tetapi prestasi adalah sebuah perubahan positif yang besar dari siswa tersebut.
Pasalnya, kata Shodiq, seorang guru tidak pernah tau dan bisa menentukan masa depan seorang anak. Bisa saja, siswa tersebut besoknya bisa menjadi seorang seniman lukis profesional.
“Mari kita maknai prestasi tidak hanya dalam lingkup menang lomba, tapi lebih luas lagi,” terangnya.
Sebagai Ketua PGRI Banyuwangi terbaru, Shodiq juga berkomitmen siap dalam menghapus 3 dosa besar dalam dunia pendidikan, diantaranya seperti kekerasan seksual, perundungan atau bullying dan intoleransi.
Selama menjadi pemegang tongkat komando Ketua PGRI Banyuwangi, Shodiq berharap bisa membawa PGRI menjadi sebuah organisasi yang terpercaya, dinamis dan kompak, sehingga dapat memberikan kontribusi positif yang signifikan dalam pelayanan pendidikan di Bumi Blambangan.
Disisi lain, pihaknya juga akan berjuang untuk menghapus paradigma saling intimidasi antar sesama guru. Menurutnya, baik guru Paud, TK, SD, SMP bahkan dosen itu semuanya sama.
“Kita tidak boleh saling intimidasi, misalnya menganggap guru Paud itu remeh. Padahal kita semua tujuannya sama yaitu mencerdaskan generasi bangsa dan mewujudkan Indonesia emas,” kata Shoqid.
Dengan tekad yang kuat dan komitmen yang tak tergoyahkan, Shodiq siap membawa perubahan revolusioner dalam dunia pendidikan Banyuwangi menuju arah yang lebih baik.
"Semoga langkah-langkahnya dapat menjadi tonggak baru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di kabupaten yang terletak diujung timur Pulau Jawa," katanya.
Perlu diketahui, proses pelantikan M. Shodiq sebagai Ketua PGRI Banyuwangi 2024-2025 dihadiri oleh Ketua PGRI Jawa Timur beserta pengurus dan jajarannya. Selain itu, juga disaksikan oleh perwakilan undangan guru-guru PGRI di Bumi Blambangan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Perubahan Revolusioner, Ini Strategi Ketua PGRI Banyuwangi 2024-2025 Tingkatkan Kualitas Pendidikan
Pewarta | : Fazar Dimas Priyatna |
Editor | : Imadudin Muhammad |