TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Pemandangan berbeda terlihat di Gedung DPRD Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, setiap Kamis. Para anggota dewan perempuan tampak anggun mengenakan kebaya, busana tradisional Indonesia yang sarat makna.

Tradisi baru ini diinisiasi oleh para anggota dewan perempuan sebagai bentuk pelestarian budaya dan identitas nasional. Setiap Kamis, mereka mengenakan kebaya dengan berbagai desain yang mencerminkan kekayaan budaya Indonesia. 

Wakil Ketua DPRD Banyuwangi, Hj. Siti Mafrochatin Ni’mah, SPd, MM, membenarkan adanya peraturan baru setiap hari Kamis bahwa perempuan dewan Banyuwangi wajib menggunakan kebaya.

“Penggunaan berkebaya ini tidak ada aturan tertulis. Namun, hanya kesepakatan bersama untuk melestarikan budaya bangsa,” kata Ni’mah, Selasa (11/3/2025).

Menggunakan kebaya setiap hari Kamis ini bukan hanya sekedar penampilan, tapi juga menjadi simbol kebanggaan terhadap warisan budaya yang perlu dilestarikan di tengah derasnya perkembangan zaman.

Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Banyuwangi, Marifatul Kamila, SH, menambahkan, kesepakatan bersama menggunakan kebaya itu sudah disampaikan dalam rapat dengan pimpinan fraksi beberapa waktu lalu.

“Saya menyampaikan saat rapat dengan pimpinan fraksi menyampaikan bahwa setiap hari Kamis perempuan harus berkebaya dan itu sudah disepakati,” ujar Rifa.

Para anggota dewan perempuan Banyuwangi berharap tradisi ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat luas untuk lebih mengenal dan mencintai budaya Indonesia, serta menjadikannya sebagai bagian dari identitas mereka.

“Alhamdulillah semua perempuan di parlemen Banyuwangi kompak,” ungkapnya. 

Tradisi Kamis Berkebaya ini, yang juga mendukung gerakan kebudayaan di Banyuwangi, diharapkan dapat terus berlanjut dan bahkan menjadi model bagi daerah lain di Indonesia untuk memperkenalkan dan melestarikan kebaya sebagai bagian penting dari budaya nasional. (*)