TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Angka penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia terus mengintai. Sebagai upaya menekan peningkatanya, Pemkab Banyuwangi bergerak cepat dengan meluncurkan Mal Orang Sehat (MOS).
MOS merupakan sebuah inovasi layanan pemeriksaan kesehatan gratis yang kini bisa diakses warga di seluruh pelosok Bumi Blambangan. Layanan pemeriksaan kesehatan gratis ini bisa didapatkan di seluruh Puskesmas dan Pustu se Kabupaten Banyuwangi.
Program MOS ini selaras dengan program pemeriksaan kesehatan gratis yang dilaunching oleh Presiden Prabowo Subianto, yakni bertujuan untuk mengurangi angka kematian akibat penyakit tidak menular di Indonesia, seperti jantung, stroke, dan diabetes.
“Kami terus mengoptimalkan program MOS sebagai ikhtiar mengubah paradigma sakit menjadi paradigma sehat. Jadi, orang ke puskesmas tidak saat sakit saja, tapi harus kita ajak saat sehat untuk cek dan deteksi dini," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Minggu (30/3/2025).
"Kalau perlu petugas kesehatan jemput bola mengajak orang yang sehat untuk deteksi dini. Saya mengingatkan agar para kepala puskesmas untuk segera menindaklanjuti setiap permasalahan terkait kesehatan warga yang muncul, baik yang di media sosial maupun yang diketahui secara langsung atas laporan warga,” imbuh Ipuk.
Sementara itu Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi, Amir Hidayat menjelaskan, kesadaran akan pentingnya pemeriksaan kesehatan sudah mulai meningkat. Sejak dilaunching pada 10 Februari 2025. Kunjungan warga Banyuwangi dalam program Cek Kesehatan Gratis (CKG) sebesar 31.952 orang dan telah ada 1.227 orang yang sudah daftar CKG untuk mendapatkan layanan.
“Tidak hanya menyediakan akses yang lebih mudah bagi warga dalam skrining kesehatan, tetapi ini juga menjadi momen untuk mengedukasi pentingnya upaya pencegahan kesehatan, ujar Amir.
Menurut data yang ada, menunjukkan jumlah kasus PTM di Banyuwangi masih relatif tinggi, meskipun kecenderungannya menurun, diantaranya, Hipertensi di tahun 2023 sejumlah 446.360 kasus, menjadi 391.460 di tahun 2024. Sedangkan penderita jantung menunjukkan bahwa di tahun 2023 sejumlah 35,886 kasus, namun di tahun 2024 hanya ada 4,265 kasus. Sementara untuk penderita kanker leher rahim ada 1,842 kasus, turun 585 ditahun 2023, dan di tahun 2024 turun menjadi 239 kasus. Sedangkan untuk kanker payudara di tahun 2023 sebesar 2,528 kasus dan di tahun 2024 turun menjadi kasus. Sedangkan untuk kanker payudara di tahun 2023 sebesar 2,528 kasus dan di tahun 2024 turun menjadi 357 kasus.
Kabar baiknya, untuk menekan angka PTM Itu, Banyuwangi tak main-main dalam mewujudkannya. Peralatan kesehatan canggih untuk deteksi dini PTM akan segera tersedia di Seluruh Puskesmas. Mulia dari elektrokardiograf, untuk Skrining penyakit jantung yang saat ini hanya ada di 5 Puskesmas dan akan ada di 45 Puksesmas. Demikian juga fotometer untuk pemeriksaan laboratorium, Probe Linier untuk skrining kanker payudara, Spirometri untuk skrining kanker paru dan Sensor CO Analyzer untuk skrining merokok dan lainya.
"Mari jadikan pencegahan sebagai prioritas! Kesehatan itu investasi berharga. Manfaatkan layanan gratis ini sebelum terlambat," ajak Amir, menekankan bahwa Banyuwangi siap menjadi garda terdepan dalam memerangi PTM.
Banyuwangi mendukung penuh program pemeriksaan kesehatan dan pencegahan PTM. Dengan begitu Amir berpesan, jika menjaga kesehatan lebih baik daripada mengobati. Pemeriksaan kesehatan secara berkala dapat mencegah kita dari risiko penyakit-penyakit berbahaya, seperti penyakit kardiovaskuler dan penyakit tidak menular lainnya yang cendeeung meningkat.
"Mari jadikan pencegahan sebagai prioritas! Kesehatan itu investasi berharga. Manfaatkan layanan gratis ini sebelum terlambat," ajak Amir, menekankan bahwa Banyuwangi siap menjadi garda terdepan dalam memerangi PTM. (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Imadudin Muhammad |