TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Kabupaten Banyuwangi menggelar Kongres Biasa Tahunan 2025 sebagai langkah konsolidasi organisasi sekaligus penegasan arah pembinaan sepak bola ke depan. 

Kongres yang berlangsung di Pendopo Lapangan AHY FC, Desa Bubuk, Kecamatan Rogojampi, pada Sabtu (27/12/2025), ini sebagai tindak lanjut instruksi PSSI Jawa Timur, sekaligus menjadi momentum penyampaian statuta baru PSSI tahun 2025 yang akan menjadi pedoman pelaksanaan organisasi dan kompetisi di tingkat daerah.

Ketua PSSI Banyuwangi, Michael Edy Hariyanto, S.H., M.H., menjelaskan bahwa kongres ini memiliki dua agenda utama. Pertama, mensosialisasikan perubahan statuta terbaru agar seluruh pemangku kepentingan sepak bola di Banyuwangi memiliki pemahaman yang sama.

Suasana Kongres Biasa PSSI Kabupaten Banyuwangi 2025. (FOTO: Ikromil Aufa/TIMES Indonesia)

"Kongres ini merupakan perintah dari PSSI Jawa Timur. Salah satu agendanya adalah menyampaikan statuta baru PSSI tahun 2025 yang akan berlaku ke depan," kata Michael, Sabtu (27/12/2025).

Agenda kedua, lanjut Michael, adalah pemaparan 16 program pembinaan sepak bola yang telah disiapkan PSSI Banyuwangi dan akan mulai dijalankan secara maksimal pada tahun 2026. Program tersebut mencakup pembinaan usia dini, kompetisi berjenjang, hingga peningkatan kualitas perangkat pertandingan.

"PSSI Banyuwangi memiliki 16 program, mulai dari pembinaan usia 10, 11, 12, 13, dan 14 tahun, menggelar Piala Soeratin, Piala Bupati, Piala Gubernur, hingga program peningkatan kualitas wasit dan pelatih melalui coaching clinic," jelasnya.

Tak hanya program berskala besar, PSSI Banyuwangi juga menyiapkan pendekatan langsung ke akar rumput. Salah satunya dengan mengunjungi klub-klub di desa untuk memberikan pendampingan dan motivasi pembinaan.

"Selama ini banyak klub desa yang mengeluh kurang mendapat perhatian dan pendampingan. Ke depan, kami akan turun langsung ke desa-desa untuk mendampingi mereka," tegas Michael.

Dalam kesempatan tersebut, Michael juga menegaskan komitmennya untuk menghadirkan pembinaan sepak bola yang berkeadilan dan tidak membebani klub maupun orang tua pemain. 

Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Banyuwangi itu menyebut, ke depan pembinaan di tingkat Sekolah Sepak Bola (SSB) dan klub desa akan diupayakan gratis.

"Anak-anak yang bermain bola mayoritas berasal dari desa. Jangan sampai pembinaan justru menjadi beban bagi orang tua. Selama bisa ditopang dan difasilitasi, pembinaan harus gratis," tuturnya.

Selain itu, PSSI Banyuwangi juga akan membentuk tim khusus yang terdiri dari pelatih dan wasit untuk melakukan sosialisasi peraturan-peraturan baru sepak bola, termasuk regulasi handball yang kerap disalahpahami di masyarakat.

Sementara itu, Deputi Sepak Bola PSSI Jawa Timur, Arief Syaifuddin, yang turut hadir dalam kongres, menyampaikan bahwa pelaksanaan Kongres Biasa Tahunan PSSI Banyuwangi 2025 telah berjalan sesuai dengan amanat dan regulasi PSSI.

"Semoga sepak bola Banyuwangi lebih berprestasi lagi misalnya di tingkat Porprov ataupun Piala Soeratin," harapnya.

Sebagai informasi, Kongres Biasa PSSI Banyuwangi 2025 ini turut dihadiri Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Banyuwangi, Ahmad Khoirullah, jajaran pengurus dan Exco PSSI Banyuwangi, pengurus Asosiasi Futsal Kabupaten (AFK) Banyuwangi, serta puluhan perwakilan Sekolah Sepak Bola (SSB) dan klub sepak bola se-Banyuwangi.

Melalui Kongres Biasa Tahunan 2025 ini, induk organisasi si kulit bundar di Banyuwangi ini berharap seluruh pemangku kepentingan sepak bola di daerah dapat bersinergi dan menjaga kekompakan, sehingga seluruh program pembinaan yang telah dirancang dapat berjalan optimal dan mampu melahirkan prestasi serta talenta-talenta sepak bola Bumi Blambangan di masa mendatang. (*)