TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Pengamat kebijakan Publik dan Pemerintahan Daerah, Andah Wibisono, APSH, M.Hum menyampaikan apresiasi tinggi terhadap gaya kepemimpinan Sekretaris Daerah (Sekda) Banyuwangi, Jawa Timur, Dr. Ir. H. Guntur Priambodo, MM. 

Pujian ini secara khusus menyoroti sikap Guntur yang dinilai mampu membangun ‘Tradisi Baik’ di kalangan pejabat dengan menyampaikan ucapan terima kasih kepada instansi lain dan juga elemen masyarakat.

“Salah satu contoh adalah ucapan terima kasih Pak Guntur, kepada Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra, beserta jajaran, karena telah membantu menyelesaikan sekitar 5.000 SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian), para calon (PPPK) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja Paruh Waktu, beberapa waktu lalu,” ucap Andah, sapaan akrab Andah Wibisono, Senin (29/9/2025).

Meski melayani pengurusan SKCK memang merupakan tugas kepolisian, lanjutnya, dalam hal ini tetap sangat layak di apresiasi. Mengingat jumlah SKCK yang terselesaikan jumlahnya sangat fantastis. Yakni sebanyak 5.000 SKCK. Dan itu mampu terselesaikan hanya dalam waktu 2 hari saja. Yang artinya, jajaran kepolisian rela lembur sampai larut malam.

“Apa yang dilakukan Pak Guntur ini adalah langkah yang sangat bijak dan harus menjadi tradisi lestari di kalangan pejabat Banyuwangi. Mengucapkan terima kasih atas kerja sama dan bantuan adalah cermin kepemimpinan yang menghargai sinergi,” cetusnya.

Pentingnya Apresiasi kepada Masyarakat

Lebih lanjut, Andah mendorong agar tradisi apresiasi tersebut tidak hanya terbatas pada hubungan antar-instansi, namun juga meluas kepada seluruh elemen masyarakat Banyuwangi.

Menurutnya, para pejabat di Bumi Blambangan, harusnya juga menyampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat. Karena diakui atau tidak, masyarakat telah banyak membantu pemerintah daerah, bukan hanya dalam pembangunan dan peningkatan perekonomian. Tapi juga dalam menjaga kondusifitas wilayah. 

“Ini sudah terbukti. Ketika disejumlah daerah terjadi aksi demo anarki beberapa waktu lalu, masyarakat Banyuwangi, kompak, sepakat, bersama menjaga Banyuwangi, untuk tetap damai,” beber Andah.

“Tentunya juga atas dukungan Polresta Banyuwangi, Kodim 0825 Banyuwangi, serta jajaran Forpimda, dan seluruh elemen masyarakat,” imbuhnya.

Seorang pejabat, masih Andah, harus memiliki rasa syukur dan sifat rendah hati. Mereka harus mengakui peran masyarakat sebagai mitra utama pembangunan. Menjaga daerah tetap kondusif itu bukan semata tugas aparat dan pemerintah, tapi juga berkat kesadaran dan kedewasaan warga.

Narasi Bijak untuk Pejabat

Andah Wibisono berharap, ke depan, setiap pejabat di Banyuwangi dapat menjadi penebar narasi-narasi bijak dalam setiap gerak Langkah kepemimpinan. 

“Narasi yang layak menjadi tradisi antara lain, kepemimpinan adalah pelayanan, bukan kekuasaan. Mengingat jabatan adalah amanah untuk melayani, bukan alat untuk menindas atau menunjukkan superioritas,” katanya.

Yang kedua, transparansi dan akuntabilitas menjadi nafas tata Kelola. Dengan artian selalu terbuka dan siap mempertanggungjawabkan setiap kebijakan kepada publik.

Pejabat, menurut Andah, harus mampu memaknai kritik sebagai vitamin pembangunan. Memandang masukan, sekecil apapun, sebagai upaya perbaikan, bukan serangan pribadi.

“Selanjutnya, harus menjiwai bahwa sinergi adalah kunci keberhasilan. Dengan selalu merangkul semua pihak, baik instansi vertikal, swasta, maupun masyarakat, dalam mencapai tujuan bersama,” ujarnya.

Andah menekankan, tradisi baik perlu terus digaungkan di Banyuwangi. Seorang pemimpin yang hebat bukan hanya yang mampu membuat kebijakan, tapi yang mampu menciptakan budaya saling menghargai dan berterima kasih dalam ekosistem pemerintahan. (*)