TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Kabupaten Banyuwangi kembali menunjukkan kontribusi besarnya sebagai lumbung pangan nasional. Dalam Panen Raya Padi yang digelar di Dusun Lateng, Desa Gladag, Kecamatan Rogojampi, produksi gabah kering giling (GKG) diperkirakan mencapai angka yang mengesankan, yaitu 2.385,5 ton.
Kegiatan Panen Raya digeber dalam rangkaian Panen Raya Padi Serentak di 14 Provinsi bersama Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yang hadir secara virtual pada Senin (7/4/2025).
Panen raya di Banyuwangi melibatkan luas area panen sebesar 367 hektar dengan varietas padi unggulan, Inpari 32. Varietas ini terbukti memberikan hasil maksimal, dengan potensi rata-rata 6,5 ton per hektar.
Wakil Bupati Banyuwangi, Mujiono, menegaskan bahwa pentingnya kerja sama berbagai pihak untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Menurutnya, panen raya ini menjadi salah satu bukti bahwa kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi, dan daerah mampu menyejahterakan masyarakat.
“Alhamdulillah hari ini kita bersyukur, pendapatan petani meningkat, hasil panen juga luar biasa,” kata Mujiono, saat ikut serta panen bersama masyarakat, Senin (7/4/2025).
Mujiono mengungkapkan, frekuensi panen di Banyuwangi juga mengalami peningkatan signifikan, dari dua hingga tiga kali dalam setahun, menjadi empat kali dengan interval panen setiap tiga bulan.
Selain itu, peningkatakan produksi padi di Banyuwangi juga mengalami peningkatan. Dari sebelumnya rata-rata produksi per hektar 6 ton, kini rata-rata menjadi 7 ton per hektar.
“Target produksi padi Kabupaten Banyuwangi tahun ini diproyeksikan mencapai 750 ribu hingga 800 ribu ton gabah,” ujarnya.
Mujiono menjelaskan, dalam meningkatkan kualitas hasil panen di masa mendatang, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi menyadari bahwa ketersediaan air baku menjadi faktor yang sangat penting.
“Kami berkomitmen untuk memastikan pasokan air yang mencukupi melalui rencana pembangunan tiga embung strategis. Harapannya dapat menyediakan suplai air yang optimal bagi sawah-sawah di Banyuwangi,” jelasnya.
Sementara itu, Komandan Kodim (Dandim) 0825 Banyuwangi Letkol Arh Joko Sukoyo, menyampaikan bahwa kolaborasi yang terjalin sangat baik selama ini, khususnya dengan Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapang) Banyuwangi dalam mendukung ketahanan pangan.
“Alhamdulillah, selama ini kolaborasi yang terjalin sangat baik. Ke depan, progres peningkatan ini akan terus kami pacu, dengan fokus tambahan pada pengembangan sumber daya manusia. Kami ingin mengajak generasi petani milenial untuk bergabung dalam upaya bersama ini,” tutur Letkol Joko.
“Partisipasi mereka sangat penting untuk meningkatkan produksi dan memastikan Banyuwangi tetap menjadi salah satu kabupaten lumbung pangan nasional,” imbuhnya.
Dengan pencapaian ini, Banyuwangi terus memperkokoh perannya dalam mendukung ketahanan pangan nasional sekaligus meningkatkan taraf hidup masyarakat tani di wilayah Bumi Blambangan. (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |