https://banyuwangi.times.co.id/
Berita

Efek Negatif Medsos, Ribuan Suami di Banyuwangi Dicerai Istri

Selasa, 06 Desember 2022 - 21:15
Efek Negatif Medsos, Ribuan Suami di Banyuwangi Dicerai Istri Bermedsos ria dengan gawai atau telepon pintar. (Foto : pexels.com/pixabay)

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Ternyata media sosial (medsos) memiliki efek negatif yang luar biasa pada ikatan rumah tangga. Sampai-sampai, di Banyuwangi, Jawa Timur, ribuan orang suami harus beralih status menjadi duda. Mereka diceraikan para istri dari permasalahan yang timbul dari kebiasaan jelajah dunia maya.

Panitera Pengadilan Agama (PA) Banyuwangi, Subandi mengatakan, medsos menjadi salah satu faktor penyumbang perceraian pasangan suami istri. Banyak dari pasangan yang memutuskan untuk bercerai lantaran hadirnya pihak ketiga yang ditemui dari medsos.

“Saat ini angka percerain yang dipicu medsos mencapai 30 persen,” katanya, Selasa (6/12/2022).

Disebutkan, sejak Januari - November 2022, tercatat angka perceraian di Banyuwangi mencapai 5.557 kasus. Jumlah tersebut terbilang menurun dibanding tahun sebelumnya. Dalam periode yang sama ditahun 2021, kasus perceraian dikabupaten paling ujung timur pulau Jawa menyentuh angka 5.601 kasus.

“Mayoritas penggugat cerai adalah para istri,” ujarnya.

Subandi menjabarkan, perpisahan suami istri disebabkan medsos mulai mencuat sejak tahun 2010 lalu. Sejak saat itu, gugatan cerai berlatar belakang perselingkuhan medsos terus meningkat.

Yang membuat miris, kasus perceraian diera medsos justru didominasi atas keinginan atau atas gugatan para istri. Data PA Banyuwangi, gugatan cerai yang diajukan pihak istri sebanyak 4.160 kasus. Sedang kasus perceraian yang diajukan oleh suami, hanya diangka 1.800 an.

Dari total pengajuan cerai, yang sudah diketok palu hakim PA Banyuwangi, sebanyak 4.983 kasus. Dengan kata lain, dari Januari – November 2022 saja, di Bumi Blambangan, telah mencetak 4.983 duda dan 4.983 janda baru.

“Selain faktor medsos, angka perceraian di Banyuwangi, masih didominasi oleh masalah klasik, yaitu ekonomi. Sekitar 60 persen,” terang Subandi.

Fenomena lain yang tergolong baru, lanjutya, perceraian dikalangan pasangan muda dengan usia dibawah 30 tahun juga terjadi peningkatan. Faktor penyebab yang paling dominan adalah sisi mental. Mereka belum siap ketika menghadapi permasalahan rumah tangga yang kerap kali tidak sesuai dengan yang dibayangkan.

Perceraian dari imbas negatif medsos, diprediksi akan terus meningkat. Seiring dengan semakin meningkatnya trend gaya hidup sosialita yang didukung kecanggihan teknologi informasi.

Semakin familiarnya gawai atau telepon pintar, ditambah kesibukan pekerjaan. Perlahan merangsang keranjingan bermedsos ria. Bermula dari postingan selfie full senyuman. Disambut komentar puji dan canda, akhirnya menjadi terbiasa. Tak terasa hingga berujung di Pengadilan Agama. (*)

Pewarta : Syamsul Arifin
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.