TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Produk kerajinan tangan eco friendly atau ramah lingkungan asal Dusun Kejoyo, Desa Tambong, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, semakin meraih pengakuan International dan melenggang hingga pasar dunia.
Ya, Indonesia khusunya Banyuwangi yang terkenal akan potensi alam yang melimpah itu, dimanfaatkan baik oleh pengusaha eksportir kerajinan tangan dari bahan alam, Khotibin, yang kini produk hasil tanganya sudah tembus pasar Asia, Amerika dan Eropa.
Khotibin pemilik usaha Kejaya Handicraft itu berkata, pantang menyerah, berpikir kreatif dan doa adalah kunci mencapai keberhasilan sebuah usaha. Berkat ketekunan, keuletan dan inovasi Ibien sapaan karibnya didesa itulah, dari yang hanya penjual pelepah pisang dor to door pada tahun 1998 berhasil menjadi seorang ekspotir hand craft.
“Alhamdulillah sekarang sudah mencapai tahap seperti ini,” kata Ibien, Selasa (7/11/2023).
Setalah menjajakan pelepah pisang dengan banyaknya resiko, Ibien mencoba membuat kerajinan dari bahan alam yang banyak didapatkan di wilayah sekitar. Kemudian kini kebanyakan kerajinan yang dihasilkan oleh Ibien terbuat dari Bambu, Rotan hingga hampir semua bagian Kelapa yaitu Tapas Kelapa, Batok Kelapa, Kayu Kelapa, dan kayu-kayu lain seperti Mahoni dan Jati.
“Menjual Pelepah Pisang punya banyak resiko, jadi cari peluang dari produk lain dan Alhamdulillah produk kerajinan dari kelapa banyak diterima,” ucapnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Ranting NU Desa Tambong itu bercerita, kerajinan tangan yang dibuatnya mulai dilirik masyarakat luar negeri pada tahun 2002 saat masih produk yang dia hasilkan dititipkan ke artshop-artshop di Bali.
“Pada tahun itu produk saya dilirik dan dikirim ke Inggris, bahkan dia mencari langsung ke tempat kita,” tandas Ibien.
Perjalanan Ibien tidak semulus singkong yang telah dikupas. Pasalnya, pada tahun 2008, dirinya pernah ditipu oleh pelanggan tetapnya dari Italia yang sudah 8 tahun bekerjasama sejak tahun 2001. Karena insiden itulah dirinya lebih selektif dalam bermintra.
Salah satu produk Kerjinan tangan yang dibuat Khotibin, yang dipamerkan di Galery Shop Kejaya Handicraft miliknya yaitu tas batok kelapa yang banyak terjual di Negara Jamaika, Afrika. (FOTO : Anggara Cahya /TIMES Indonesia)
Titik balik dari usaha yang dilakoni Ibien kembali bangkit saat munculnya pesanan dalam negeri yaitu Jakarta dengan melakukan pesanan awal sebanyak 5000 wadah pengarum mobil. Bahkan sampai saat ini, dirinya memproduksi wadah pengarum mobil sekitar 100.000 setiap bulan dari permintaan mitranya itu.
“Bangkan saat pandemi pun usaha kita tetap berjalan memproduksi wadah pengharum mobil bersama 100 ibu-ibu yang saya pekerjakan,” cetusnya.
Ibien yang memiliki Galery Shop di Jalan Raya Jember, Desa Kedayunan, Kecamatan Kabat, Banyuwangi itu, memproduksi banyak sekali ragam kerajinan tangan yang dihasilkan seperti tas, topi, aksesoris, perkakas rumah, alat musik seperti Karimba, Marakas, pengaharum mobil dan masih banyak lainya yang seutuhnya terbuat dari bahan yang ramah lingkungan.
“Harus pintar cari peluang produk yang laku diminati pasar dunia. Oleh sebab itu kami hanya memproduksi kerajinan yang dipesan saja, kecuali wadah pengharum mobil yang terus kami produksi,” pungkasnya.
Soal prestasi jangan ditanya, selain menjadi Mitra binaan Bank Indonesia (BI) dan Pelindo, Kejaya Handicraft pada tahun 2020 masuk 16 besar di Good Design Indonesia sebuah ajang bergengsi dari Kementerian Perdagangan RI, yang kemudian dari ke 16 peserta lolos itu, produk yang diusung setiap peserta dikirim ke Jepang.
“Setelah dari Jepang itu ada 6 produk yang diaggap terbaik dan kita menjadi salah satunya,” terangnya.
Bukan itu saja, di tahun 2021 Kejaya Handicraft pernah menjadi binaan terbaik BI Jember, hingga diikutkan perlombaan dekorasi dunia dan masuk kedalam 3 besar pada Event Paris Fashion Week hingga Belanda Fashion Week. Dan masih banyak prestasi-prestasi lainya. (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Imadudin Muhammad |