TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran terpilih menjadi wakil Kabupaten Banyuwangi dalam lomba Desa Tangguh Bencana yang digelar oleh BPBD Provinsi Jawa Timur.
Desa yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia itu mewakili tingkat utama bersaing dengan empat kabupaten lain yakni Pacitan, Pasuruan, Ngajuk dan dan Probolinggo.
Lomba Destana digelar untuk meningkatkan kapasitas masyarakat atau sumber daya manusia di wilayah setempat dalam menanggulangi dampak resiko terjadinya bencana alam.
"Perlombaan ini bukan siapa yang menang dan kalah. Lomba ini bertujuan untuk menambah kapasitas relawan Destana," kata Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa Sarongan, Agus Salim Afandi kepada wartawan.
Ada enam kriteria dalam perlombaan tersebut, yaitu kesehatan, data anggaran oleh pemerintah desa, jalur evakuasi, sosialisasi ke masyarakat, rambu-rambu dan peta rawan bencana, dan fasilitas keselamatan.
FPRB Sarongan bisa menyiapkan enam kriteria tersebut dengan baik. Namun, menurut tim juri, mereka harus melengkapinya dengan simulasi untuk anak-anak dan peta penyebaran wabah COVID-19.
"Nanti kita akan membuatkan renkon [rencana kontingensi] yang unik dan asyik untuk simulasi kebencanaan terhadap anak-anak agar mudah dipahami. Kita juga akan memasang peta persebaran COVID-19 setelah ini,” ujar Agus Salim.
Dalam lomba Destana ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan Mitigasi Kebencanaan dari Provinsi Jawa Timur ikut menghadiri perhelatan ini.
Tim juri bahkan mereka sempat menghidupkan perangkat peringatan dini tsunami atau early warning system (EWS) yang ada di pesisir pantai Rajegwesi, Kecamatan Pesanggaran.
"Semoga Desa Sarongan bisa merebut juara pertama tingkat provinsi seperti tahun 2020 lalu. Dengan begitu, prasarana kebencanaan di Sarongan bisa semakin lengkap," harap Agus Salim Afandi.
Kasi pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Yusuf Arif, menyebut hampir seluruh wilayah yang berada di pesisir Banyuwangi berpotensi dilanda bencana tsunami. Hanya saja ada yang masuk kategori risiko sedang dan tinggi.
"Mulai dari ujung Kecamatan Pesanggaran yang paling selatan, maupun di Kecamatan Wongsorejo di utara,” ungkap Yusuf kepada TIMESIndonesia, Sabtu (11/9/2021).
Menurut Yusuf, daerah yang kategori risiko tinggi berada di pesisir pantai selatan Banyuwangi. Meliputi Kecamatan Pesanggaran, Kecamatan Siliragung, Kecamatan Purwoharjo, dan Kecamatan Tegaldlimo.
Sebagai informasi, Kabupaten Banyuwangi masuk zona merah wilayah yang berpotensi diterjang tsunami. Berdasarkan pemetaan BPBD setempat, setidaknya ada 39 Desa atau Kelurahan yang masuk zona rawan diterjang bencana tersebut.
Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran diketahui mempunyai riwayat panjang dalam penanggulangan bencana alam gelombang tsunami. Apalagi terdapat catatan historis bencana tsunami di Pancer, Banyuwangi yang pernah terjadi pada 3 Juni tahun 1994. Akibatnya 229 orang meninggal dan puluhan orang hilang.
Sejak peristiwa itulah, kewaspadaan terhadap potensi bencana serupa terus dilakukan, baik melalui mitigasi bencana maupun kontingensinya. Salah satunya ialah dengan memasang system peringatan dini atau early warning system (EWS) di wilayah rawan bencana tsunami.
Sehingga tak heran bila Desa Sarongan kini terpilih mewakili Kabupaten Banyuwangi dalam lomba Desa Tangguh Bencana yang digelar BPBD. (*)
Pewarta | : Rizki Alfian |
Editor | : Ronny Wicaksono |