TIMES BANYUWANGI – Dalam menjaga kekhidmatan, kekhusyukan hingga keselamatan selama menjalankan ibadah puasa di bulan suci ramadan. warga Banyuwangi, Jawa Timur diimbau untuk menghindari bermain petasan.
Bermain petasan hanya akan dapat membahayakan diri sendiri, mengganggu ketengan saat beribadah seperti saat tadarus, bahkan jika dinyalakan tempat yang salah akan menimbulkan kebakaran.
Oleh sebab itu Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Banyuwangi mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menyalakan petasan. Hal itu demi menjaga situasi keamanan bersama tanpa mengganggu aktifitas ibadah.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Damkarmat Banyuwangi, Yoppy Bayu Irawan, melalui Humas Muammar Kadhafi mengatakan, meski untuk saat belum ada kasus kebakaran yang disebabkan oleh petasan di bulan Ramadhan kali ini, tapi bukan berarti sudah aman.
Petasan sendiri, Kadhafi melanjutkan, juga dapat memicu terjadinya kebakaran. Oleh sebab itu langkah pencegahan penting harus dilakukan. Sebab, lebih baik mencegah daripada timbul hal yang tidak diinginkan.
“Banyak kasus petasan langsung meledak ketika dinyalakan sehingga membuat kulit terbakar hingga melepuh, Jangan sampai petasan dapat menimbulkan kerugian bahkan korban jiwa,” katanya, Selasa (11/3/2025).
Meski masyarakat diimbau untuk menghindari bermain petasan. Tidak menutup kemungkinan masih banyak orang atau anak-anak yang senang bermain petasan.
Untuk itu, Damkarmat Banyuwangi mengingatkan, yaitu agar diperhatikan tata cara untuk menyalakan petasan agar tidak menimbulkan hal yang tidak diinginkan, khususnya menghindari terjadinya kebakaran.
Pertama, nyalakan kembang api di tempat terbuka dan jauh dari pemukiman atau tempat umum. Hal ini perlu dilakukan agar tidak mengganggu masyarakat saat beribadah atau yang sedang beristirahat.
Kedua, jauhkan petasan dari bahan-bahan yang mudah terbakar seperti Bensin, kertas, elektronik hingga sampah kering. Pasalnya percikan api yang ditimbulkan petasan bisa memicu terjadinya kebakaran.
Ketiga, siapkan wadah yang berisi air sebelum memadamkan kembang api sebelum dibuang ke tempat sampah. Hal ini mengantisipasi ketika ternyata petasan masih menyala ketika dibuang ditempat sampah.
Yang keempat dan terakhir, bagi anak-anak yang bermain petasan harus dalam pengawasan orang tua. Ini penting diperhatikan karena anak-anak biasanya membuang petasanya secara sembarangan bahkan dilemparkan ke teman-temanya.
“Mungkin itu yang perlu diperhatikan, petasan sendiri juga tetap menggunakan bahan peledak yang berbahaya,” terang Kadhafi. (*)
Pewarta | : Anggara Cahya |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |