TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Pemkab Banyuwangi tak hentinya memberikan layanan terbaik untuk rakyatnya. Hal itu dibuktikan dengan dorongan hingga pembekalan motivasi dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) Pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) kesehatan angkatan 2023.
Sebanyak 367 PPPK kesehatan, berkumpul di EL Hotel Banyuwangi dalam kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) yang bertajuk Keberlanjutan Inovasi bidang Kesehatan dan Pembinaan PPPK Banyuwangi. Mulai dari motivasi dan pembekalan terkait prioritas, hingga dorongan dalam meningkatkan kinerja serta inovasi, menjadi topik utama dalam menaikkan kepuasan masyarakat di pelayan kesehatan.
“Ingin menguatkan PPPK yang telah diangkat, benar-benar menerapkan dan melaksanakan nilai BerAKHLAK, supaya meningkatkan kualitas pelayanan dan meningkatkan kepuasan masyarakat,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Rabu (7/8/2024).
Tak hanya itu, Ipuk juga berpesan, PPPK wajib memahami teknologi, platform dan tools digital, supaya terus memberikan pelayanan tercepat dan akurat dalam kesehatan.
“Saat ini era teknologi informasi, diharapkan agar penerapan digital di semua layanan,” ujarnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi, Amir Hidayat menerangkan, upaya ini diharapkan bisa menstimulasi bagi PPPK baru untuk terus berkembang dengan menciptakan banyak inovasi, khususnya di pelayan kesehatan.
Terlebih sekarang Banyuwangi menjadi percontohan di tingkat Nasional akan terobosan barunya.
Amir menambahkan, Banyuwangi tampil sebagai kabupaten terinovatif di Indonesia pada ajang Innovative Government Award (IGA). Tentunya support inovasi bidang kesehatan dalam IGA menjadi salah satu yang terbaik.
“Sebanyak 35 inovasi pelayanan kesehatan tahun 2023 yang masuk di IGA, dan pada tahun 2024 inovasi bertambah menjadi 36 inovasi,” ucapnya.
Diharapkan pada IGA tahun berikutnya inovasi Banyuwangi khususnya dalam bidang kesehatan semakin meningkat. Hal itulah yang sedang dipupuk dan dibinakan kepada PPPK kesehatan yang baru diangkat.
“Target minimal 50 inovasi pada IGA tahun 2025,” cetus Amir.
Adapun dicontohkan oleh Amir, beberapa inovasi yang menonjol saat ini yaitu, Puskesmas Asuhan Spesialistik (PAS). Inovasi bentuk pelayanan tersebut mengharuskan dokter spesialis yang ada dibagi dan ditugaskan untuk mengampu Puskesmas seluruh Banyuwangi.
“Pelayan itu menjadi cara untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), sehingga kalau ada kegawatdaruratan bisa segera ditangani secara cepat karena sebelumnya ada koordinasi dan komunikasi dari dokter spesialis,” terangnya.
Bukan hanya itu, dalam menangani Stunting, Bumi Blambangan memiliki inovasi Banyuwangi Tanggap Stunting (BTS). Yakni setiap Kecamatan bekerja sama dengan melijo atau penjual sayur, untuk memberikan protein kepada ibu hamil resiko tinggi dan baduta stunting.
Dalam kegiatan pembinaan dan dorongan motivasi PPPK kesehatan Banyuwangi itu, menghadirkan mantan Kepala Puskesmas Kalibaru Kulon Hadi Kusairi sebagai motivator. Kedatang sosok tersebut untuk merangsang para PPPK agar terus berkembang dalam berinovasi untuk memberikan pelayan terbaik kepada masyarakat.
“Beliau merupakan sosok inspiratif, karena inovasi dan banyaknya penghargaan mulai dari provinsi hingga internasional, bahkan pernah menjadi tamu di harvard,” jelas Amir. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Tingkatkan Kualitas Layanan Masyarakat, Banyuwangi Genjot Inovasi Kesehatan
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Imadudin Muhammad |