Wisata

Gokil, Wisata ke Banyuwangi Bisa Bayar Pakai Sampah

Selasa, 14 September 2021 - 10:21
Gokil, Wisata ke Banyuwangi Bisa Bayar Pakai Sampah Kemolekan alam di desa lereng gunung Raung, Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. (FOTO: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Kepingin berwisata plus nikmatin kuliner khasnya bersama keluarga atau kekasih tapi belum gajian? atau lagi bokek karena cicilan belum lunas? Tenang, tak usah lagi khawatir cintamu berat di ongkos. Yuk datang saja ke Banyuwangi, Jawa Timur. Kamu bisa liburan di tempat-tempat wisata alam unggulan yang kebangetan indahnya hanya bermodalkan sampah saja.

Hahaha, gokil bukan? Ya, inilah inovasi terbaru dari Pemkab Banyuwangi untuk mengembangkan kemajuan sektor pariwisata sekaligus kampanye bersih dari sampah.

Mengusung konsep wisata murah dan bersih untuk seluruh kalangan masyarakat, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi akan segera meluncurkan sistem pembayaran tiket wisata dengan bertukar sampah non organik.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, M.Y Bramuda bersepakat jika setiap masyarakat berhak untuk bahagia. Salah satu caranya dengan berlibur di lokasi-lokasi wisata yang eksotik akan panorama alamnya. Tentunya, yang tidak harus mahal dan menyusahkan ekonomi.

"Masih kita matangkan dulu mekanisme dan teknisnya bersama teman-teman wisata dan Dinas Lingkungan Hidup. Gambarannya nanti semua orang bisa berwisata hanya modal sampah non organik," kata Bramuda kepada TIMES Indonesia, Selasa (14/9/2021).

Menurut Bramuda, sampah yang bisa digunakan untuk menggantikan tiket wisata ini hanyalah sampah plastik dan jenis sampah lain yang memiliki nilai tukar. Misalnya saja botol plastik dan gelas plastik. Memungkinkan pula pakai sampah kardus.

"Dalam hal ini adalah jenis sampah yang memiliki nilai ekonomi. Bukan jenis sampah yang bisa membusuk atau bisa terurai secara alami," katanya.

Setelah konsep berwisata bayar tiket pakai sampah ini sudah diterapkan, masyarakat bisa menebus tiket masuk wisata dengan bobot sampah yang telah ditentukan. Tentunya dengan nilai sampah yang setara tiket ketika dirupiahkan.

Tidak hanya di tiket masuk saja, di Banyuwangi sampah juga bisa digunakan membeli kuliner khas dari masing-masing destinasi wisata. Mulai dari pecel pitik, ayam kesrut, gurame bakar, ikan bakar dan aneka kuliner menggoda lainnya.

"Tentu sangat bisa. Masuk wisata dan menikmati kulinernya semua bayar pakai sampah. Selain tiket, bisa juga ditukarkan dengan makanan dari warung UMKM di destinasi yang dituju," pungkasnya.

Wisatawan dengan leluasa dipersilahkan juga untuk memungut sampah dari tempat wisata yang dituju. Sampah yang terkumpul untuk kemudian bisa ditukarkan di food court UMKM yang tersedia.

Dengan model ini, sangat memungkinkan untuk mempercepat normalisasi perekonomian para pelaku wisata. Khususnya meningkatkan pendapatan dari penjualan aneka kuliner bagi UMKM yang ada didalamnya.

"Bebas, sampah yang dibawa atau dipungut wisatawan di tempat wisata bisa ditukarkan dengan makanan atau minuman. Kopi, permen, snack dan lainnya," ujarnya.

Dalam implementasi konsep ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten akan berkolaborasi dengan bank-bank sampah yang ada. Nantinya, akan ada katalog khusus yang mengkategorikan sampah berikut nilai ekonomisnya.

Mindset Mubadzir Buang Sampah Sembarangan

Bramuda mentargetkan, gol dari inovasi ini adalah membentuk mindset masyarakat merasa sayang membuang sampahnya sembarangan. Alih-alih merasa mubadzir, dirinya berharap bisa memicu lahirnya kebiasaan atau budaya wisatawan yang pelit membuang sampahnya begitu saja.

Nantinya hal ini bisa muncul mindset segitiga terbalik. Jika awalnya wisatawan dominan menghasilkan atau menciptakan sampah di tempat wisata, maka kedepannya bisa berubah wisatawan yang gemar berburu sampah.

"Kalau semua wisatawan bisa pelit buang sampah sembarangan dan merasa sayang dibuang gitu aja karena bisa ditukarkan makanan, akan lebih bagus lagi," harap Bramuda.

Dirinya juga mengimbau kepada seluruh pengelola destinasi wisata di Banyuwangi untuk aktif mengedepankan konsep wisata sehat, nyaman, aman dan bersih. Semuanya juga diminta agar melakukan kampanye kepada wisatawan agar mencintai lingkungan dengan tidak membuang sampah seenaknya.

Kampanye sampah ini, memiliki 4 fokus. Yakni untuk mendukung pendidikan anak sejak dini agar tidak meniru perilaku membuang sampah seenaknya, membantu menjaga kebersihan dengan mewujudkan ekosistem bebas pencemaran sampah, meluncurkan produk yang ramah lingkungan dan menggunakan bahan yang mengurangi risiko bagi masa depan.

Efek Samping Bayar Pakai Sampah

Selain berdampak terhadap roda perekonomian UMKM dan para pelaku wisata, inovasi ciamik ini tentunya digambarkan memiliki efek samping lain yang positif.

Adapun efek yang paling diinginkan yakni mengurangi beban tempat pembuangan sampah (TPS) di berbagai wilayah di Banyuwangi. Diharapkan, nantinya TPS-TPS disekitar destinasi wisata akan terbebas dari asap pembakaran sampah.

Ketika pembakaran sampah telah berkurang secara massal, maka kualitas oksigen di dalam area destinasi wisata alam akan meningkat. Otomatis, tingginya saturasi oksigen ini bisa berdampak baik kepada wisatawan.

Taukah kamu, menghirup oksigen dengan kadar yang baik, bisa memperlambat proses penuaan atau membuat awet muda. Diyakini pula, kadar oksigen yang baik juga mampu memperpanjang umur manusia atau hewan yang menghirupnya.

Seperti diketahui, sampah plastik hingga saat ini masih menjadi momok bagi negara-negara di dunia.

Langkah melenyapkan erupsi sampah plastik dari gunung-gunung sampah yang tercipta, rata-rata dilakukan masyarakat dengan membakarnya. Satu persoalan terselesaikan namun justru memberikan dampak persolan yang lebih serius dan berbahaya.

Selain mempertebal polusi udara, pembakaran sampah plastik juga menghadirkan ancaman penyakit bagi manusia. Gas yang dihasilkan dari pembakaran sampah, justru semakin berbahaya apabila terhirup.

Membakar sampah dapat melepaskan bahan-bahan berbahaya, seperti karbonmonoksida, formaldehida, arsenik, dioksin dan furan. Belum termasuk resiko lain ketika partikel pembakaran sampah mengkontaminasi makanan.

Setelah dibakar, sampah tersebut akan menyisakan residu berupa bahan kimia berbahaya, yang bisa saja terserap tanaman sayuran atau buah yang tumbuh di sekitarnya. Manusia bisa ikut terpapar jika mengonsumsi sayuran dan buah tersebut.

Setelah ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi akan segera melakukan sosialisasi soal berwisata cukup bayar pakai sampah tersebut. Inovasi ini, merupakan kali pertamanya yang diberlakukan pemerintah daerah di Jawa Timur. Bahkan mungkin perdana di Indonesia.

Jadi bagaimana? Sangat disayangkan bukan membuang sampahmu di sembarang tempat. Kalau sudah tahu sampah bisa digunakan sebagai alat transaksi seperti ini.

Yuk segera cobain rasanya berlibur di tempat wisata terbaik di Kabupaten berjuluk negeri seribu petualangan ini hanya bermodalkan sampah plastik. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi mengajak seluruh wisatawan di penjuru nusantara untuk berburu sampah di tempat-tempat wisata. (*)

Pewarta : Agung Sedana
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.