Berita

Pesan Presiden RI ke Sri Mulyani, Jaga Uang di APBN

Kamis, 29 September 2022 - 15:36
Pesan Presiden RI ke Sri Mulyani, Jaga Uang di APBN Presiden Jokowi saat berbincang dengan Sri Mulyani. (FOTO: Katadata)

TIMES BANYUWANGI, JAKARTAPresiden RI Jokowi (Joko Widodo) berpesan kepada Menkeu RI Sri Mulyani untuk berhati-hati dalam mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Presiden RI Jokowi meminta agar APBN digunakan untuk hal yang produktif dan memberikan imbal hasil yang jelas.

"Bu (Sri Mulyani), kalau punya uang kita, di APBN kita, dieman-eman, dijaga, hati-hati mengeluarkannya. Harus produktif, harus memunculkan return yang jelas,' karena kita tahu sekali lagi, hampir semua negara tumbuh melemah, terkontraksi ekonominya," kata Presiden RI Jokowi dalam sambutan pada acara United Overseas Bank (UOB) Economic Outlook 2023 yang digelar di hotel Indonesia kempinski, Jakarta, Kamis (29/9/2022).

Presiden RI Jokowi juga mengatakan, saat ini semua negara juga tengah menyelesaikan masalah inflasi yang menyebabkan kenaikan harga barang jasa.

Doa memandang, inflasi Indonesia sendiri masih cukup terkendali di angka 4,6 persen yang dinilainya masih lebih baik dibandingkan negara-negara lain.

Menurutnya, terkendalinya inflasi tersebut antara lain disebabkan oleh keharmonisan hubungan antara otoritas pemegang fiskal (Menteri Keuangan) dengan bank sentral (Bank Indonesia) yang berjalan beriringan, rukun, dan sinkron.

"Coba bandingkan dengan negara yang lain, otoritas moneter dan otoritas fiskal,  bank sentralnya naikin bunga, menteri keuangannya naikkan defisit. Naikkan defisit itu artinya menggrojokkan uang lebih banyak ke pasar," jelasnya

"Artinya ya menaikkan inflasi. Yang satu ngerem inflasi, yang satu menggrojokkan inflasi. Di sini yang beda di situ, karena BI dan Kementerian Keuangan berjalan beriringan, rukun, sinkron, konsolidatif. APBN-nya konsolidatif, APBN-nya menyehatkan, berani memutuskan," ujarnya.

Presiden RI kembali mengingatkan agar APBN betul-betul dikelola secara hati-hati. Kata dia, fiskal yang dimiliki pemerintah diharapkan dapat digunakan secara berkelanjutan untuk menghadapi situasi dunia tahun depan yang diprediksi 'gelap'.

"Sata selalu sampaikan kepada Bu Menteri, 'Bu Menteri, kita ini memiliki amunisi. Saya minta betul-betul dijaga hati-hati, bijaksana betul dalam mengggunakan setiap Rupiah yang kita miliki, tidak jor-joran, dan betul-betul harus dijaga," kata Presiden RI Jokowi.

Presiden RI Jokowi juga menyampaikan tidak  boleh hanya berpikir uang  hanya untuk hari ini atau tahun ini. Namun, juga harus dipikirkan tahun depan.

"Semua pengamat internasional menyampaikan bahwa tahun depan itu akan lebih "gelap", tapi kalau kita punya persiapan amunis, ini akan berbeda, sehingga betul-betul APBN kita APBN yang berkelanjutan," ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi juga mengatakan, di tengah situasi dunia yang penuh ketidakpastian, pemulihan ekonomi Indonesia relatif masih kuat.

Ia menjelaskan, berbagai indikator seperti realisasi pendapatan negara yang didorong oleh tumbuhnya pendapatan pajak, angka optimisme konsumen, hingga indeks manufaktur menunjukkan angka yang cukup menggembirakan.

"Kita lihat realisasi pendapatan negara mencapai Rp1.764 (triliun). Ini tumbuh 49 persen year on year. Kemudian ini yang para pembayar pajak saya ingin mengucapkan terima kasih karena penerimaan pajak sampai sekarang mencapai Rp1.171 triliun. Tumbuh 58 persen. Pembayar pajak masih ada dan justru tumbuh 58 persen," katanya.

Selain itu, pendapatan negara juga didorong oleh penerima bea cukai sebesar Rp206 triliun. Tumbuh 30,5 persen.  Sedangkan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak atau PNBP juga tumbuh 38,9 persen menjadi sebesar Rp386 triliun. "Masyarakat masih konsisten dan memiliki kemampuan," jelasnya.

Kepala Negara menilai, optimisme konsumen masih berada pada angka yang tinggi. Ini kata dia, bisa dilihat dari indeks Kepercayaan Konsumen yang mencapai  124,7, naik dari angka pada bulan Juli yaitu 123. kemudian juga, kredit tumbuh 10,7 persen.

"Ini juga menurut saya cukup tinggi. Neraca dagang kita juga surplus 28 bulan berturut-turut yang pada bulan kemarin neraca kita surplus 5,7 miliar dolar AS. Ini gede banget loh angka ini surplusnya,” jelasnya.

Indikator lainnya yakni Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia yang terus menguat dan berada pada angka 51,7 per Agustus 2022, di atas rata-rata global.

Dari berbagai indikator tersebut, Kepala Negara memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III tahun 2022 bisa berada di atas pertumbuhan kuartal II yang mencapai 5,44 persen.

"Memang yang kita hadapi ini bukan barang gampang. Bukan barang yang mudah. Tetapi tetap harus optimis. Kuartal II 5,44 persen, kuartal III, perkiraan saya ekonomi akan tumbuh di kuartal III ini 5,4 sampai 6 persen,” ujar Presiden Jokowi. (*)

Pewarta : Moh Ramli
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.