Kopi TIMES

Menggagas Transformasi Kompetensi Manajemen

Jumat, 09 Juli 2021 - 22:43
Menggagas Transformasi Kompetensi Manajemen Penulis adalah Ketua Pusat Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Kerjasama (P3MK) ASMI Santa Maria Yogyakarta, Indri Erkaningrum F SE M Si.

TIMES BANYUWANGI, YOGYAKARTAPANDEMI Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) saat ini telah membuat perusahaan-perusahaan mengalami kesulitan untuk mempertahankan hidupnya. Sederet perusahaan telah mulai bergulir menghentikan operasi usahanya baik secara sementara maupun permanen di sepanjang tahun ini.

Perusahaan telah berada dalam lingkungan bisnis yang berubah dengan amat cepat, sulit memprediksi masa yang akan datang, situasi rumit dengan keterkaitan multi faktor yang sangat tinggi serta ketidakjelasan sebab akibat dari suatu situasi. Fenomena VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity) menuntut manajemen untuk memiliki kompetensi yang tidak sama seperti yang biasa digunakan.

Menurut Richard L. Daft (2016) dalam bukunya yang berjudul Management mengemukakan perlunya transformasi mendasar kompetensi manajemen untuk membantu manajer menemukan solusi inovatif dari permasalahan yang mengganggu perusahaan.

Perubahan Identitas Individu dalam mengawali langkahnya menjadi seorang manajer perlu melakukan beberapa perubahan perilaku dari identitasnya sebagai individu menjadi identitasnya sebagai manajer. Transformasi diperlukan dalam cara berpikir tentang dirinya sendiri dengan melepaskan sikap dan kebiasaan yang selama ini dipegang teguh untuk kemudian mempelajari cara berpikir baru menjadi seorang manajer.

Individu yang semula mengkondisikan pikirannya sebagai spesialis di mana melakukan tugas dan aktivitas tertentu sebaik mungkin, berubah menjadi generalis dengan belajar mengkoordinasikan beragam aktivitas. Tugas yang semula diidentifikasi individu dengan sangat spesifik, berubah diidentifikasi dengan perusahaan dan industri yang lebih luas.

Individu yang semula mendapatkan dan menyelesaikan sesuatu dengan mengandalkan upayanya sendiri, berubah mendapatkan dan menyelesaikan sesuatu bersama individu lain. Salah satu kesalahan umum  yang dilakukan manajer baru adalah keinginannya melakukan semua pekerjaan sendiri dibandingkan mendelegasikan dan mengembangkan kemampuan individu lain.

Permasalahan lain yang dihadapi manajer baru adalah harapannya memiliki kebebasan yang lebih besar untuk melakukan yang terbaik bagi perusahaan, namun pada kenyataannya manajer mendapati dirinya terkurung dengan saling ketergantungan. Individu yang semula seorang aktor individu menjadi berubah untuk  berpikir membangun sebuah jaringan dengan menjadi motivator dan organisator dalam sekumpulan individu dan pekerjaan yang saling bergantung. Individu yang semula bekerja relatif mandiri berubah menjadi bekerja dengan cara yang saling bergantung.

Transformasi Kompetensi Manajemen

Pengelolaan prinsip-prinsip menjadi dasar dalam melihat transformasi kompetensi yang dibutuhkan untuk menjadi manajer yang efektif pada saat ini. Prinsip ”mengawasi pekerjaan” telah beralih dari pengendali ke pemberdaya yang aktif membantu individu untuk melakukan dan menjadikannya yang terbaik dengan cara mendapatkan apa yang dibutuhkan, menghilangkan hambatan, memberikan kesempatan belajar, membina dan membimbing karir.

Prinsip “menyelesaikan tugas” telah beralih dari melakukan supervisi individu ke memimpin kerja tim  karena banyak pekerjaan dilakukan dalam tim dan bukan oleh individu. Manajer tidak dapat memantau perilaku individu secara terus menerus karena individu pada beberapa perusahaan bekerja di lokasi yang tersebar.

Prinsip “mengelola hubungan” telah beralih dari menyelesaikan konflik dan kompetisi ke kolaborasi. Media sosial dapat dipergunakan sebagai alat untuk meningkatkan komunikasi dan kolaborasi dalam mendukung pekerjaan. Manajer terkadang melakukan koordinasi dengan individu-individu yang tidak berada di bawah kendali langsung mereka seperti individu-individu di organisasi mitra maupun terkadang dengan pesaingnya.

Manajer harus menemukan kesamaan di antara individu-individu yang mungkin memiliki pandangan berbeda dan menyesuaikannya untuk pergi ke arah yang sama. Prinsip “memimpin” telah beralih dari autokrasi ke memberdayakan. Beberapa perusahaan bahkan bereksperimen mengurangi peran pemimpin dengan menyerahkan sepenuhnya wewenang dan tanggung jawab manajemen kepada karyawan.

Prinsip “mendesain” telah beralih dari memelihara stabilitas (standarisasi prosedur untuk mempertahankan stabilitas) ke memobilisasi perubahan.

Transformasi kompetensi membantu manajer menavigasi hal-hal yang tidak dapat diprediksi dengan fleksibilitas dan inovasi.

Dunia saat ini terus berubah, namun “semakin perubahan lingkungan tidak dapat diprediksi, semakin besar peluang bagi perusahaan untuk meraih kesuksesan, jika manajer memiliki kompetensi untuk memanfaatkan perubahan tersebut”. Siapkah anda menjadi manajer dan memanfaatkan peluang dalam lingkungan bisnis yang tidak dapat diprediksi saat ini? Pilihan dan jawaban ada pada anda. (*)

 

***

*) Penulis Indri Erkaningrum F SE., MSi. Penulis adalah Ketua Pusat Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Kerjasama (P3MK) ASMI Santa Maria Yogyakarta

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

Pewarta :
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.