https://banyuwangi.times.co.id/
Kopi TIMES

PMII Advocacy for Civil Society

Senin, 05 Agustus 2024 - 10:34
PMII Advocacy for Civil Society Bagaskara Dwy Pamungkas, Kabiro Advokasi, HAM, Riset, dan Lingkungan Hidup PC PMII Jember 2022-2023

TIMES BANYUWANGI, JEMBER – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) memiliki sejarah yang kaya dan memainkan peran penting dalam dinamika sosial-politik Indonesia. Sejak didirikannya, PMII telah menjadi salah satu organisasi mahasiswa terbesar dan paling berpengaruh dengan basis Ideologi Islam serta kebangsaannya yang kuat. Tidak hanya itu, PMII senantiasa memiliki komitmen tinggi untuk memperjuangkan nilai-nilai yang berkenaan dengan konteks perjuangan sosial-politik.

Dilain sisi, PMII dikenal juga perannya dalam pendidikan dan pengembangan kader. Organisasi ini secara kontinyu konsisten memberikan perhatian khusus terkait pembentukan karakter dan kepemimpinan kader-kadernya. Hal tersebut dilakukan melalui pelibatan kader-kader pada berbagai kegiatan semacam pendidikan, pelatihan, dan diskusi. Pola inipun berhasil menciptakan kader-kader yang tidak hanya memiliki pengetahuan akademis yang baik, tetapi juga kesadaran sosial yang tinggi.

Dalam lipatan sejarah perjuangannya, PMII juga tidak pernah absen dalam mengawal berbagai isu-isu regional maupun nasional, seperti reformasi, kenaikan harga bahan, BBM, pemberantasan korupsi, pembangunan demokrasi, dan penegakan HAM. Gerakan ini mencerminkan kesadaran kader-kader PMII terhadap tanggung jawabnya sebagai seorang aktivis pergerakan yang ingin selalu berperan aktif menciptakan perubahan positif di kalangan masyarakat.

Keberlanjutan dan kepedulian lingkungan juga menjadi poin penting dari gerakan PMII. PMII terlibat banyak dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan keberlanjutan lingkungan dengan melakukan berbagai kegiatan seperti inisiatif ruang hijau, kampanye penyadartahuan, dan proyek-proyek yang mendukung praktik hidup berkelanjutan. Hal ini merupakan potret kesadaran organisasi terhadap tanggung jawab generasi muda terhadap masa depan bumi.

Penting untuk dicatat, meski demikian pola gerakan PMII terus berkembang seiring waktu, menyesuaikan diri dengan perubahan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Inovasi dan adaptabilitas menjadi kunci relevansi organisasi ini untuk menghadapi berbagai tantangan. Yang terpenting PMII terus memotivasi dan memobilisasi kadernya untuk berkontribusi pada pembangunan masyarakat dan negara.

Demikianlah, PMII sebagai organisasi pergerakan mahasiswa Islam terus menjalankan pola gerakannya dengan berbagai dimensi, mulai dari hak-hak masyarakat sipil, advokasi politik, lingkungan, kegiatan kemanusiaan, hingga dinamika global. Hal tersebut mencerminkan semangat perjuangan, kepedulian sosial, dan upaya nyata untuk membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan.

Refleksi Terhadap NDP PMII.

NDP (Nalar Dasar Pergerakan) memiliki peran vital pada diri seorang aktivis PMII. Hal tersebut dikarenakan NDP menjadi acuan refleksi, aksi, dan kerangka idiologis bagi aktivis PMII. Melalui NDP seorang kader dipaksa memperkuat relasi ketuhanannya, spirit kemanusiaan dengan aspek lingkungan secara simultan. Karena didalamnya mengandung nilai-nilai, seperti konsep Tauhid, Hablun minallah, Hablun minannas, dan Hablun minal alam yang harus terintegrasikan secara relate dengan kehidupan seorang kader pada kesehariannya.

Ada pun nilai NDP yang pertama ialah Tauhid dengan menyakini keesaan Allah SWT yang menjadi landasan utama dalam setiap aktivitas anggota PMII. Pemahaman tauhid yang kuat akan membentuk karakter yang kokoh, disiplin dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Tauhid menuntut kader PMII untuk selalu berbuat baik, egaliter, dan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan serta kebenaran.

Berikutnya Hablun minallah yang secara praksis merupakan interaksi vertikal antara manusia dengan Allah SWT. Melalui hablun minallah, kader PMII diharapkan mampu memperkuat iman dan taqwa, memperbanyak ibadah, serta mengisi kehidupan dengan nilai-nilai spiritual yang mendalam. Ini menjadi aspek penting dalam menjaga kedekatan dengan Sang Pencipta pun untuk mendapatkan petunjuk serta keberkahan dalam setiap langkah.

Kemudian adalah Hablun minannas yakni hubungan horizontal antara manusia dengan sesama manusia. Kader PMII diajarkan untuk selalu berbuat baik, menghormati, dan menolong sesama. Nilai ini mendorong sikap empati, solidaritas, dan keadilan sosial. Dengan hablun minannas, kader PMII dituntut untuk selalu berperan aktif pada kehidupan masyarakat, menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif bagi sesamanya.

Terkahir yaitu Hablun minal alam. Yang menekankan pentingnya setiap kader PMII menerapkan hubungan baik dengan alam dan lingkungannya. Pemahaman dan penerapan nilai ini sangat penting bagi para kader dikarenakan alam menjadi bagian integral dari kehidupan manusia. Menjaga kelestarian alam merupakan tanggung jawab yang harus diemban oleh setiap kader PMII sebagai bentuk ibadah dan pengabdian kepada Allah SWT.

Memahami konsep hablun minal alam adalah hal esensial bagi kader PMII, karena alam adalah anugerah dari Allah SWT yang harus dijaga dan dilestarikan. Kerusakan alam akan berdampak langsung pada kehidupan manusia, baik secara fisik maupun spiritual. Oleh karenanya setiap kader PMII harus memiliki kesadaran ekologis yang tinggi dan berperan aktif dalam upaya pelestarian lingkungan. Dan dengan penerapan hablun minal alam yang baik, kebaikan seorang aktivis PMII dapat diukur dalam menerapkan nilai-nilai lainnya, yaitu tauhid, hablun minallah, dan hablun minannas.

Melalui NDP ini, PMII tergambarkan komitmennya terhadap pendekatan pembangunan yang berkelanjutan. Ini termasuk mendukung kebijakan dan program yang mempromosikan energi terbarukan, pengelolaan limbah yang ramah lingkungan, dan praktik-praktik ekonomi hijau.

Dengan demikian, NDP PMII berperan dalam membangun etika lingkungan di kalangan kadernya dengan perlindungan lingkungan, dan kepedulian terhadap ekosistem. Etika lingkungan ini diharapkan akan tercermin dalam tindakan nyata kadernya di masyarakat, menciptakan dampak positif dalam pelestarian alam.

Peran dan Tanggung Jawab Advokasi Masyarakat Sipil.

PMII merupakan eleman mahasiswa yang paling konsisten dan memiliki peran yang sangat penting dalam pengadvokasian masyarakat sipil. Tanggung jawab mereka tidak hanya sebatas pada lingkup mahasiswa, tetapi juga mencakup peran aktif dalam menggalang dukungan dan memimpin perubahan untuk keadilan dan kesejahteraan masyarakat.

Sebagai organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia, PMII memiliki landasan ideologis yang kuat dalam aspek keislaman dan kebangsaan. Namun dalam konteks pengadvokasian, PMII mengambil peran yang inklusif dan terbuka untuk berkolaborasi dengan berbagai kelompok dan lapisan masyarakat. Salah satu tanggung jawab utama PMII adalah memastikan suara masyarakat sipil didengar dan dihormati.

Pada ranah ini PMII memainkan peran kunci dalam menyuarakan isu-isu sosial yang mempengaruhi masyarakat, pastinya melalui riset mendalam dan pemahaman yang komprehensif terhadap masalah-masalah seperti kemiskinan, ketidaksetaraan, hak asasi manusia, dan isu-isu lingkungan itu sendiri. Dengan menggali informasi yang akurat dan relevan, PMII dapat membentuk argumen yang kuat dalam mendukung perubahan kearah positif.

Sebagai agen perubahan, PMII juga memiliki tanggung jawab mendidik masyarakat tentang hak-hak mereka (membangun kesadaran kritis). Ini dilakukan melalui mengorganisir yang mencakup pemahaman tentang hak-hak dasar, keterlibatan dalam proses demokrasi, dan cara-cara untuk melindungi diri dari eksploitasi. Edukasi masyarakat adalah langkah krusial untuk membangun fondasi masyarakat yang sadar akan hak-haknya dan mampu berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan sosial.

Dalam mengadvokasi masyarakat sipil, PMII juga memberikan perhatian khusus pada isu-isu yang mungkin terabaikan atau kurang mendapatkan atensi layak. Misalnya, isu-isu gender, hak anak, dan lingkungan hidup menjadi fokus utama upaya mereka untuk menciptakan masyarakat yang adil dan berkelanjutan.

Karena PMII tidak hanya berkutat pada ranah teori dan retorika belaka, tanggung jawab PMII dalam pengadvokasian masyarakat sipil merupakan tanggung jawab nyata untuk membantu mereka yang membutuhkan. Dengan pendekatan inklusif dan komprehensif, PMII berperan sebagai motor penggerak perubahan menuju masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Maka yang terpenting dari segala gerakan massa maupun politik PMII, mesti dan wajib mempengaruhi policy maker, agar selalu berpihak pada rakyat.

Penting untuk kembali dicatat, secara konsepsional PMII menyediakan dirinya sebagai kekuatan penggerak terciptanya demokrasi yang sehat, kemandirian masyarakat, dan keadilan sosial untuk menuju masyarakat terbuka dan setara (toward open and equal society). Paradigma kritis transformatif sendiri juga mengajarkan, bahwa PMII mesti menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat, karena itu akan menjadi modal sosial (social capital) pergerakan bagi proses-proses penyadaran dan pemberdayaan rakyat seluruhnya.

Jikalau hari ini PMII tampak "jauh" dari masyarakat, barangkali itu dikarenakan kegagalan PMII keluar dari himpitan euforia reformasi, pragmatisme politik, inkonsistensi gerakan aktivis PMII sendiri atas cita-cita ideologis dan sosial organisasi, serta lunturnya kepemimpinan ideologis, visioner yang "tahan lapar" di hampir banyak level kepengurusan PMII.

Sekelumit Perjuangan PMII Cabang Jember dari masa ke masa.

Sebagai kepanjangan tangan PMII secara umum, Cabang Jember memiliki peran strategis dalam melakukan pengadvokasian masyarakat dangan fokus utama problem lingkungan. Dari setiap periode kepengurusan PMII Cabang Jember, sukar untuk meninggalkan pembahasan Ikhwal lingkungan tersebut. Kendati tidak dengan mengesampingkan problem masyarakat lainnya, seperti politik, ekonomi, penegakan hukum, dan lain sebagainya.

Namun PMII Cabang Jember memiliki keyakinan bahwa pangkal bala pelbagai persolan yang terjadi di Jember, mengerucut pada kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak terhadap lingkungan. Isu lingkungan semakin mendesak ketika dampak dari, deforestasi, polutan disekitar tambang, perubahan iklim, dan degradasi lingkungan semakin nyata dirasakan masyarakat.

Oleh karenanya PMII Cabang Jember menggalang gerakan yang fokus pada advokasi isu lingkungan dan kebijakan publik yang pro-lingkungan, sekaligus mengimplementasikan praktek-praktek ramah lingkungan. Selain itu, PMII Cabang Jember selalu mendorong pemerintah daerah untuk mengeluarkan kebijakan yang mendukung keberlanjutan lingkungan, dengan kembali mengevaluasi kebijakan lingkungan yang ada saat ini. Mengidentifikasi kelemahan-kelemahan, dan menyusun rekomendasi perbaikan lingkungan.

Beruntungnya, komitmen tersebut tidak lekang dimakan usia. Beberapa waktu lalu, periode baru PMII Cabang Jember telah dinyatakan "sah" sesuainya melangsungkan pelantikan dan seminar pada 21 Juli lalu, di Aula Masjid PP Darus Sholah, Jember. Proses pelantikan itu mengusung tema "Rekonstruksi PMII Jember sebagai Katalisator Gerakan Nasional", dan dibarengi seminar yang bertajuk "Polemik Konsesi Tambang untuk Ormas Keagamaan: Menguji Slogan Merawat Jagat membangun Peradaban".

Melalui pelantikan dan seminar itu, PMII Cabang Jember secara intrinsik ingin melakukan gebrakan terhadap gerakan mahasiswa, khususnya di internal PMII baik ditingkat daerah maupun nasional. Seperti dilansir di suaraindonesia.co.id, PMII Cabang Jember akan terus fokus pada pengawalan isu perampasan ruang hidup, mengingat eksploitasi tambang galian C di Jember cukup masif, kata Fathu Fikron Mustofa, Ketum PMII Cabang Jember terlantik.

Meski sebenarnya bukan hal baru bagi kelembagaan Jember menorehkan ide-ide atau tindakan revolusioner ikhwal gerakan tersebut, dikarenakan konsistensi Cabang Jember yang dari setiap periodisasi kepengurusannya, selalu serius mengawal permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan secara khusus.

Dengan keterbatasan pengetahuan sejarah detail para demisioner alias para senior, tanpa mengurangi rasa hormat dan takzim, penulis ingin memulai semenjak kepemimpinan sahabat Adil Satria Putra, yang konsisten dengan warisan gerakan persoalan tambang emas blok silo, yang kemudian izinnya dicabut pada tahun 2019, di era kepemimpinan sahabat Hamdi Hidayatullah.

Tidak hanya serius dalam pengawalan kasus tambang blok silo, kepemimpinan Adil juga berhasilnya mengusiran investor tambak udang, yang hendak melakukan perampasan lahan berem milik petani di desa Sumberejo kecamatan Ambulu. Kepengurusan Adil menilai, seperti dinukil di nu.or.id, pembangunan tambak udang mengancam keberlangsungan hidup para petani. Sebab, sekitar 23,9 hektar lahan berem yang dikelola petani sedang dalam proses pencaplokan oleh para calon investor.

Kemudian di lanjut dengan kepemimpinan sahabat Hamdi Hidayatullah yang juga serius, melanjutkan perjuangan dalam mengawal pencabutan IUP di blok Silo tersebut. Tentu bukan tanpa alasan yang jelas kepengurusan Hamdi meneruskan warisan perjuangan ini, ia juga memiliki keyakinan yang sama bahwa apabila terjadi eksploitasi emas di Kecamatan Silo, alias pertambangan emas, dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan yang cukup serius, maka dari hal itu intensitas demonstrasi dan audiensi dilakukan secara masif oleh PMII Cabang Jember era itu, agar supaya Bupati lebih serius menaruh keberpihakannya kepada masyarakat, sekaligus mendesak kementerian ESDM untuk mencabut izin pertambangan di Kecamatan Silo.

Bukan hanya Hamdi, kepemimpinan sahabat Baijuri sebagai ketum PMII Cabang Jember, juga konsisten delam menjaga "ruh" gerakan menyoal isu-isu lingkungan. Di era Baijuri, eksistensi gerakan perlawanan terhadap para kapitalis tidak pernah teding aling-aling dan tergolong totalitas, sama dengan para pendahulu-pendahulunya.

Contoh kecil ketika PMII melakukan penahanan alat berat milik pemerintah daerah akibat tidak dilakukannya pembongkaran saluran irigasi yang ada didalam pabrik semen imasco, Kecamatan Puger. Kepengurusan Baijuri merasa pembelokan irigasi yang ada didalam pabrik semen itu membikin masyarakat merugi, kemudian lahan pertanian masyarakat yang ada di hilir, kurang lebih 3000 hektar merasakan dampak yang cukup serius, bahkan berpotensi petani gagal panen akibat keterbatasan air untuk mengairi sawah mereka. Maka dari itu seruan protes dilayangkan oleh para petani dengan didampingi PMII kepada pemerintah daerah.

Hal tersebut sempat kembali disuarakan oleh kepengurusan sahabat Faqih Al Haramain, namun dipertengahan jalan perda RTRW Kabupaten Jember di revisi, dan yang membikin para aktivis PMII meradang kemudian merubah atensinya, dikarenakan terdapat sebelas titik rekomendasi pertambangan yang tersebar dibeberapa kecamatan di Jember.

Di khawatirkan kecolongan lantaran perda tersebut cenderung digarap cepat dan sarat keterbukaan, PMII Cabang Jember dengan intens menghujani Pemerintahan Kabupaten Jember dengan teriakan penolakan, baik berupa petisi, dan juga aksi demonstrasi. PMII Jember menilai, apabila disahkan perda tersebut, akan mengancam ruang hidup dan sumber penghidupan masyarakat.

Menurut kajian kepengurusan Faqih, pertumbuhan PAD di sektor pertanian mencapai 5,31 persen di tahun itu, namun penerapan perda selama ini masih belum maksimal terhadap keseimbangan pertumbuhan agribisnis pariwisata dan usaha ekonomi produktif, maka apabila pemkab Jember memasukkan pertambangan dalam Perda RTRW dengan dalih untuk meningkatkan PAD itu sama sekali tidak masuk akal, dan hanya akan berdampak pada stabilitas ekonomi masyarakat kecil.

Namun rupanya prosesi revisi cukup memakan waktu lama lantaran banyak terjadi kecacatan diproses penyusunnya, akhirnya permasalahan perda RTRW tersebut diteruskan di kepengurusan Sahabat Bayu Wicaksono. Di kepengurusan ini sempat diprediksi akan segera disahkannya Perda tersebut, lantaran kecacatan-kecacatan penyusunan sudah banyak terjadi sebelumnya, ternyata kecacatan itu berlanjut, seperti tidak di berlakukannya partisipasi publik, tidak beracuan terhadap KLHS, dan PMII sendiri sering dikibuli dengan seolah-olah tuntutannya diakomodir, namun faktanya tidak.

Di periode ini juga tidak hanya fokus di wilayah pengawalan kebijakan perundangan-undangannya seperti pemfokusan pada prosesi revisi RTRW, periode Bayu juga memperkuat kawalan di wilayah grassroot yang juga terjadi konflik lingkungan, seperti galian C di Kecamatan Pakusari dan permasalahan tambak udang di desa Getem Kecamatan Puger.

Maka dengan sekelumit catatan tersebut, telah sedikit tergambar problem gerakan yang pernah dilalui oleh PMII Cabang Jember dari aspek pengadvokasian yang dilalui oleh masing-masing periode kepengurusan. Sehingga, tinggal bagaimana kedepannya menyoal gebrakan gerakan dari kepengurusan sahabat Fikron, yang dengan cita-cita besarnya tertuang pada tema pelantikan yang secara implisit hendak menggugah kembali gerakan mahasiswa baik ditingkat kabupaten hingga nasional.

Karena kita menyakini bahwasannya gerakan PMII dalam sekala perubahan kondisi politik, menyepakati terhadap sub-konsep politik yang meniscayakan terjadinya konflik sebagai dialektika untuk mencapai kemakmuran masyarakat. Maka dari dinamika perubahan itu, aktivis PMII terus dituntut menjadi arsitek keadilan.

Setiap panggilan untuk perubahan adalah seruan hati nurani yang membangkitkan semangat melawan ketidaksetaraan. Setiap langkah, sebuah manifestasi tekad untuk menyuarakan suara yang terpinggirkan. Bersama, PMII akan menuliskan sejarah perjuangannya, bukan hanya sebagai individu, tetapi sebagai suara yang membangun jembatan menuju masa depan yang lebih paripurna. Itu value yang dianut oleh PMII. Salam Pergerakan! (*)

***

*) Oleh : Bagaskara Dwy Pamungkas, Kabiro Advokasi, HAM, Riset, dan Lingkungan Hidup PC PMII Jember 2022-2023.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Pewarta : Hainorrahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.