https://banyuwangi.times.co.id/
Kopi TIMES

Banyuwangi: Miniatur Kemajemukan Masyarakat Indonesia

Rabu, 07 Desember 2022 - 07:51
Banyuwangi: Miniatur Kemajemukan Masyarakat Indonesia Bintang Maulana Ichsan, Guru di SMP Negeri 2 Muncar.

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Kabupaten Banyuwangi adalah Kabupaten yang terletak di ujung Pulau Jawa. Banyuwangi adalah Kabupaten terluas yang berada di Provinsi Jawa Timur. Selain menjadi Kabupaten yang terluas di Provinsi Jawa Timur, Banyuwangi memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Hal ini dikarenakan Banyuwangi memiliki segalanya, mulai dari lautan, persawahan, perkebunan, pertambangan hingga pegunungan. Hal inilah yang membuat Banyuwangi kaya akan sumber daya alam.

Selain memiliki keragaman potensi sumber daya alam, Kabupaten Banyuwangi juga memiliki kekayaan di bidang budaya, tradisi, agama ataupun kebiasaan masyarakatnya. Seperti yang kita ketahui bersama, dalam aspek kehidupan sosial, masyarakat Banyuwangi sangat plural, tidak hanya Suku Jawa yang hidup di Kabupaten Banyuwangi, tetapi juga ada Suku Madura, Suku Bugis hingga suku asli Kabupaten Banyuwangi, yaitu Suku Osing. Keadaan kehidupan sosial seperti ini melahirkan budaya dan tradisi yang berdampingan dalam masyarakat. 

Kemajemukan budaya ataupun tradisi yang dimiliki oleh masyarakat Kabupaten Banyuwangi menjadi potensi positif yang dimiliki oleh Kabupaten Banyuwangi selain kekayaan sumber daya alamnya. Keadaan masyarakat Kabupaten Banyuwangi yang majemuk melengkapi kekayaan yang dimiliki oleh Kabupaten Banyuwangi dan menjadikan Kabupaten Banyuwangi adalah miniatur kemajemukan masyarakat Indonesia.

Jika kita ingin melihat kondisi masyarakat Indonesia yang majemuk, Kabupaten Banyuwangi adalah referensi secara mikro yang tepat untuk kita jadikan rujukan sebelum kita melihat kemajemukan masyarakat indonesia secara makro. 

Meskipun kondisi sosial budaya masyarakat Kabupaten Banyuwangi yang majemuk, hal tersebut sama sekali tidak menganggu keharmonisan antar masyarakat yang berada di Kabupaten Banyuwangi. Hal ini dikarenakan tingginya sikap toleransi antar sesama meskipun berbeda suku dan budaya. Kesadaran masyarakat tersebut tidak lepas peran yang dilakukan oleh seluruh stakeholder yang berada di Kabupaten Banyuwangi, mulai dari pemerintah daerahnya, tokoh masyarakatnya hingga individu-individunya.

Fenomena seperti ini seharusnya bisa menjadi contoh untuk negara kita Indonesia untuk mengelolah masyarakat yang majemuk. Seperti yang kita ketahui bersama, negara kita akhir-akhirnya di sibukkan dengan masalah sara, intoleransi dan lain sebagainya. Masalah atau probem seperti itu seharusnya bisa di antisipasi dan salah satunya adalah melihat bagaimana kehidupan sosial-budaya masyarakat yang berada di Kabupaten Banyuwangi. 

Tingginya sikap toleransi yang dimiliki oleh masyarakat Kabupaten Banyuwangi tidak lepas karena kesadaran individu bahwa kita semua adalah saudara. Meskipun berbeda suku, budaya dan tradisi, kita adalah keluarga dalam satu rumah yaitu Bangsa Indonesia. Kesadaran masyarakat Kabupaten Banyuwangi terkait perbedaan bisa dilihat dari tradisi-tradisi yang dilakukan oleh setiap kelompok masyarakat yang berada di Kabupaten Banyuwangi, ketika salah satu kelompok masyarakat melakukan ritual tradisinya, kelompok yang lain senantiasa akan mendukung.

Contohnya adalah ketika masyarakat Osing melakukan ritual syukur atas hasil panen padi yang melimpah yaitu Kebo-keboan, masyarakat yang menikmati ritual tradisi tersebut bukan hanya dari masyarakat Osing saja, masyarakat Jawa bahkan Madura juga ikut menikmati bahkan ikut serta menjaga agar tradisi tersebut berjalan dengan khidmat dan lancar.

Begitupun sebaliknya, masyarakat Madura melakukan tradisi Petik Laut, masyarakat Osing dan Jawa juga ikut menikmati serta menjaga jalannya ritual tradisi tersebut agar berjalan khidmat dan lancar. Fenomena seperti ini cukup menjadi sebuah bukti bahwa kehidupan masyarakat Kabupaten Banyuwangi sangat harmonis. 

Selain kemajemukan pada aspek budaya dan tradisi, masyarakat Kabupaten Banyuwangi juga memiliki kemajemukan pada aspek kepercayaan/agama. Semua agama yang diakui di Indonesia ada dan hidup berdampingan di Kabupaten Banyuwangi. Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu. Fenomena ini semakin membuat Banyuwangi memang miniatur kemajemukan bangsa Indonesia.

Keharmonisan antar umat beragama juga terjadi dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Banyuwangi. Setiap kelompok agama yang berada di Kabupaten Banyuwangi selalu menghormati dan menghargai kelompok agama yang lainnya. Contohnya adalah ketika umat Hindu melakukan ritual keagamaan, kelompok agama yang lainnya ikut menjaga agar ritual tersebut berjalan lancar dan khidmat. Seperti yang terjadi di Desa Sumbersewu, Kecamatan Muncar.

Ketika umat hindu di Desa Sumbersewu melakukan ritual keagamaan, yaitu ogoh-ogoh, masyarakat umat agama yang lainnya juga ikut serta menjaga jalannya ritual keagamaan tersebut. Fenomena seperti ini juga berlaku untuk umat agama yang lainnya, mereka saling bergantian menghargai ketika ada umat agama yang melakukan ritual keagamaannya. 

Kondisi yang harmonis masyarakat Kabupaten Banyuwangi, meskipun berbeda latar belakang suku, budaya, tradisi bahkan agama tidak lepas dari peran Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi selalu membuat sebuah program-program yang bisa merangkul semua kalangan, hal inilah yang membuat semua kalangan atau kelompok masyarakat di Kabupaten Banyuwangi merasa dihargai. Contohnya adalah ketika pemerintah Kabupaten Banyuwangi melakukan program Banyuwangi Festival. 

Program Banyuwangi Festival selalu memawikili setiap kelompok masyarakat yang ada di Kabupaten Banyuwangi, hal ini bisa dilihat dari pilihan budaya dan tradisi yang dipilih untuk menjadi bagian dari Banyuwangi Festival. Hal inilah yang membuat seluruh elemen kelompok masyarakat yang berbeda-beda di Kabupaten Banyuwangi merasa terwakili dan hal ini secara tidak langsung berdampak cukup besar untuk menjaga kerukunan dan keharmonisan masyarakat Kabupaten Banyuwangi. 

Sikap toleransi menjadi faktor utama untuk menjaga kerukunan dan keharmonisan antar warga masyarakat di Kabupaten Banyuwangi dan juga Bangsa Indonesia. Melalui moment yang tepat diakhir tahun ini yaitu Hari Jadi Kabupaten Banyuwangi yang kita peringati pada tanggal 18 Desember 2022 mari kerukunan dan keharmonisan yang sudah terjadi kita jaga bersama agar Kabupaten Banyuwangi semakin maju manusianya dan bisa menjadi percontohan dalam skala nasional untuk mengelola keberagaman atau kemajemukan agar kehidupan bangsa Indonesia dan Kabupaten Banyuwangi menjadi lebih harmonis. 

***

*) Oleh: Bintang Maulana Ichsan, Guru di SMP Negeri 2 Muncar.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

 

_________
**)
Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

Pewarta :
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.