https://banyuwangi.times.co.id/
Kopi TIMES

Memaknai Progresivitas Literasi di Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren

Jumat, 26 Juli 2024 - 10:01
Memaknai Progresivitas Literasi di Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren Moh Nur Fauzi, S.H.I., M.H., Dosen Studi Islam dan Filsafat, Universitas KH. Mukhtar Syafaat Blokagung Banyuwangi

TIMES BANYUWANGI – Era industry 4.0 dan society 5.0 ditandai dengan laju percepatan yang luar biasa di berbagai aspek kehidupan, baik sosial politik, budaya, ekonomi, dan juga agama. Hampir tidak ditemukan aspek yang tidak tersentuh oleh era perubahan super cepat ini. Demikian pula dalam aspek institusional atau kelembagaan, era industri 4.0 dan era society 5.0 juga menyapa dunia pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia.

Tentunya, pesantren pada era ini tidak dapat disamakan dengan pesantren pada era sebelumnya. Pesantren saat ini telah mengalami perkembangan yang signifikan dalam menyongsong perubahan jaman yang sangat pesat dan tak terbendung. Perkembangan ini terlihat pula pada Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren. 

Salah satu Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren yang patut menjadi perhatian adalah Universitas KH. Mukhtar Syafaat yang berada dalam naungan Yayasan Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi. Geliat literasi dari Perguruan Tinggi (PT) terbesar di Banyuwangi selatan ini dalam beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan.

Salah satu konsen pesantren saat ini adalah menggiatkan literasi. Literasi menurut KBBI, seperti  dilansir dari laman resmi Kemdikbud, adalah kemampuan menulis dan membaca. Sulzby (1986) memaknai arti literacy secara sederhana sebagai kemampuan membaca dan menulis. Senada dengan ini, Grabe & Kaplan (1992) dan Graff (2006) mengartikan literacy sebagai kemampuan untuk membaca dan menulis (able to read and write).

Dalam beberapa tahun terakhir ragam tulisan dan opini mahasiswa Universitas KH. Mukhtar Syafaat menghiasi media cetak dan jagad medsos digital kita. Ragam tulisan tersebut berbentuk puisi, cerpen, opini, dan novel yang telah dibukukan di berbagai penerbit. Para mahasiswa memulai dunia literasinya dengan mengirimkan tulisan di berbagai media seperti Times Indonesia, Radar Banyuwangi, Radar Jatim, dan lain-lain.  

Selain aktif berliterasi di media digital, para mahasiswa juga antusias mengikuti beragam lomba menulis artikel ilmiah yang diinisiasi oleh beberapa PT ternama di Indonesia, misalnya UIN Maliki Malang, IAIN Kudus dan lain-lain. Hasilnya cukup memuaskan, mereka berhasil meraih juara 2 nasional dalam lomba menulis artikel ilmiah yang diselenggarakan di IAIN Kudus. Ini menunjukkan bahwa literasi di Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren mampu bersaing dengan PT di luar pesantren. 

Progresivitas literasi di Universitas KH. Mukhtar Syafaat tersebut menarik untuk diungkap di ruang publik karena beberapa hal: Pertama, aktifnya para dosen mengikuti berbagai even menulis baik nasional maupun internasional. Di tingkat nasional mereka aktif mengikuti lomba menulis ilmiah dengan beragam tema, seperti Moderasi Beragama, Hari Santri Nasional (HSN), Penguatan Ideologi Pancasila, dan lain-lain. 

Sementara di tingkat internasional aktif mengikuti International Conference (IC) baik yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi maupun kerjasama dengan Pemerintah seperti program hibah Penelitian, Publikasi dan Pengabdian kepada Masyarakat (Litapdimas) Kementerian Agama RI atau Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) yang diselenggarakan setiap tahun. 

Kedua, kontinuitas pembinaan literasi oleh dosen kepada mahasiswa. Contoh menarik yang bisa dikemukakan di sini adalah pembentukan semacam komunitas lembaga pemikir (think tank community) oleh Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas KH. Mukhtar Syafaat. Lembaga think tank ini dikenal di kalangan mahasiswa dengan nama “Aksi Baca Paksa Indonesia” (ABPI). Ke depannya, think tank inilah yang pada akhirnya melahirkan para mahasiswa pegiat literasi di berbagai media sosial. 

Ketiga, sinergi Universitas dengan elemen masyarakat dalam upaya menggerakkan dan menggiatkan literasi. Upaya ini biasa dilakukan ketika masa KKN dimana terjadi interaksi langsung antara mahasiswa sebagai agen perubahan (agent of change) dan masyarakat. Langkah konkrit yang dilakukan adalah pembentukan beberapa program dan aksi nyata untuk menggerakkan literasi di berbagai institusi dan lokasi KKN.  

Literasi yang diinisiasi oleh Universitas KH. Mukhtar Syafaat tersebut sejalan dengan program Pemerintah dalam upaya menggiatkan literasi di berbagai bidang. Secara resmi Program Pemerintah ini diluncurkan oleh Presiden Jokowi melalui Program Literasi Digital Nasional secara virtual, Kamis (20/05/2021). Program ini merupakan bagian dari upaya percepatan transformasi digital khususnya terkait pengembangan sumber daya manusia digital. 

Program tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan tiga langkah konkrit: Pertama, Program Literasi Keluarga, dengan penyiapan konten literasi keluarga dan penyusunan panduan literasi  seperti membacakan buku, mendongeng, dan lainnya. 

Kedua, Program Literasi Satuan Pendidikan, dengan penyusunan panduan literasi dalam pembelajaran untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan berpikir kritis peserta didik. 

Ketiga, Program Literasi Masyarakat, dengan peningkatan akses dan konten literasi masyarakat melalui peningkatan layanan perpustakaan secara nasional.

Bagi mahasiswa Universitas KH. Mukhtar Syafaat sendiri terdapat beberapa alasan mendasar mengapa mereka giat dalam berliterasi: Pertama, Guru Besar mereka adalah para pegiat dan penggerak dalam dunia literasi seperti KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), KH. A. Mustofa Bisri (Gus Mus), KH. Sahal Mahfudh, KH. Said Aqil Siradj dan lain-lain. 

Mereka adalah para penggerak wacana kritis tentang bagaimana “membaca dan menulis” realitas dunia pesantren khususnya dan realitas sosial kemanusiaan pada umumnya. Tulisan-tulisan mereka menginspirasi bagaimana membaca realitas empiris sehingga mampu menyajikan wacana dan aksi sosial yang bercorak transformatif di masyarakat.  

Kedua, pandangan dunia (worldview) pesantren dan Perguruan Tinggi di bawah naungannya adalah pandangan yang bercorak inklusif, terbuka, humanis, dan transformatif. Pandangan dunia ini diyakini berasal dari para pendahulunya yang memandang bahwa perubahan ke arah yang lebih baik adalah prinsip yang diajarkan dalam Islam. 

Oleh karena itulah era industry 4.0 dan society 5.0 harus diapresiasi secara positif demi perbaikan peradaban umat manusia. Pemanfaatan IT dalam literasi harus dimaksimalkan dalam menggagas wacana dan aksi kreatif-positif seperti pelatihan literasi di berbagai lembaga pendidikan, pelatihan dan kerjasama UMKM antara mahasiswa dan masyarakat, program “Desa Damai” dan lain-lain.

Ketiga, massifnya perkembangan IT menjadi berkah positif untuk menuangkan beragam wacana transformatif dalam mengedukasi masyarakat. Pesatnya perkembangan IT yang ditandai dengan menjamurnya media sosial harus disikapi secara bijak dan bermanfaat bagi umat. 

Hal ini terbukti dengan ragam wacana yang mereka angkat seperti peran IT bagi Gen Z, medsos dan penguatan demokrasi, Islam dan gender, relasi Islam dan feminisme, kepemimpinan spiritual, nilai aksiologis AI di bidang pengembangan sains dan lain-lain. 

Walhasil, literasi memang urgen untuk dikembangkan. Menulis merupakan kerja bersama dalam melukis dunia berperadaban yang dicita-citakan umat manusia. Menulis membutuhkan keberanian. 

Potret progresivitas dan akselerasi literasi di Universitas KH. Mukhtar Syafaat merupakan aksi nyata dari apa yang diujarkan oleh Pramoedya Ananta Toer (1925-2006). Pak Pram demikian panggilan populernya yang merupakan teman akrab Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu pernah menyatakan “menulislah sedari SD, apa pun yang ditulis sedari SD pasti jadi”. 

Meski berada di ujung timur pulau Jawa semangat literasi para mahasiswa tetap membara. Walaupun berada jauh dari pusat kota, literasi mereka konsisten menyapa dunia. Mereka berpegang teguh dengan inspirasi literasi dari Pak Pram “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”

***

*) Oleh : Moh Nur Fauzi, S.H.I., M.H., Dosen Studi Islam dan Filsafat, Universitas KH. Mukhtar Syafaat Blokagung Banyuwangi.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Pewarta : Hainorrahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.