TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Harga beras yang terus melonjak menjadi perhatian serius bagi masyarakat Indonesia. Dengan harga mencapai Rp16.900 per kilogram, kekhawatiran akan ketersediaan beras pun semakin menguat. Kondisi ini tak lepas dari situasi luas panen dan produksi padi yang mengalami penurunan signifikan pada 2023, seperti yang diumumkan dalam laporan terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) pada tanggal 1 Maret 2024.
Menurut laporan tersebut, luas panen padi di Indonesia pada tahun 2023 mencapai sekitar 10,21 juta hektare, mengalami penurunan sebesar 238,97 ribu hektare atau 2,2 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Produksi padi juga mengalami penyusutan sebesar 767,98 ribu ton atau 1,4 persen, dengan produksi beras untuk konsumsi penduduk turun sekitar 439,24 ribu ton atau 1,3 persen.
Situasi ini semakin diperparah dengan adanya potensi penurunan produksi padi pada Subround Januari–April 2024 yang diperkirakan mencapai 17,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Sebagai informasi, setiap bulannya, kebutuhan konsumsi masyarakat tetap stabil di kisaran antara 2,5 juta ton hingga 2,6 juta ton. Tentu saja menjadi masalah jika pasokan turun, sementara tingkat konsumsi tetap. Dalam situasi seperti ini, pengaruhnya akan sangat terasa pada harga. Dengan pasokan yang menurun, permintaan yang tetap stabil akan menimbulkan tekanan pada harga produk tersebut.
Ketika pasokan menurun, penawaran barang akan berkurang. Ini dapat menyebabkan kenaikan harga karena permintaan tetap tinggi sementara pasokan menurun.
Dampaknya juga dapat dirasakan dalam dinamika pasar secara keseluruhan. Produsen dan pengecer mungkin terpaksa menyesuaikan strategi mereka untuk mengatasi ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M Habibullah, menjelaskan dengan detail tentang penurunan luasan panen padi yang telah terjadi.
"Menurunnya luasan panen ini dipengaruhi oleh fenomena El Nino yang menguat di semester II tahun 2023," ujar Habibullah, Senin (4/3/2024).
Pemerintah pun diharapkan segera mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah ini, termasuk dengan mendorong inovasi di sektor pertanian serta memberikan dukungan lebih besar bagi petani.
Krisis pangan bukanlah hal yang dapat dianggap remeh, dan penanganannya membutuhkan kerja sama semua pihak, baik dari pemerintah, swasta, maupun masyarakat.
Saat ini, langkah-langkah strategis perlu diambil untuk menjaga kestabilan harga beras dan menjaga ketersediaan beras sebagai salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia.(*)
Pewarta | : Laila Yasmin |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |