https://banyuwangi.times.co.id/
Ekonomi

Sistem Resi Gudang di Banyuwangi Dikritik Anggota DPR RI Nasim Khan

Rabu, 15 Desember 2021 - 15:57
Sistem Resi Gudang di Banyuwangi Dikritik Anggota DPR RI Nasim Khan Anggota Komisi VI DPR RI, Ir H M Nasim Khan (FOTO: Dokumentasi TIMES Indonesia)

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGISistem Resi Gudang atau SRG di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, tampak lama tak beroperasi. Ini menuai sejumlah pihak mengkritik fasilitas bangunan yang diduga tidak dimanfaatkan dengan baik.

Salah satu kritikan muncul dari Anggota Komisi VI DPR RI, Ir H M Nasim Khan. Dia meminta kepada Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappeti) untuk melakukan pengawasan Kepada SRG di Banyuwangi. Adapun SRG dimaksud berlokasi di Desa Cluring, Kecamatan Cluring dan Desa Tegalarum, Kecamatan Sempu.

Nasim juga meminta, jika ada calon pengelola yang siap bertanggungjawab atas pengoperasian SRG di Banyuwangi, agar segera disetujui pemerintah daerah setempat. Tak lain, ini demi pertumbuhan ekonomi para petani, terlebih ditengah masa pandemi Covid-19 ini.

SRG sendiri merupakan instrumen perdagangan maupun keuangan yang memungkinkan komoditas yang disimpan dalam gudang memperoleh pembiayaan dari lembaga keuangan tanpa diperlukan jaminan lainnya sehingga dapat meningkatkan kredit/pembiayaan kepada petani, poktan, gapoktan, koperasi dan pelaku UMKM.

Lama-Tak-Beroperasi-Sistem-Resi-Gudang-di-Banyuwangi.jpg

Disamping itu, SRG memiliki fungsi untuk menyimpan semua jenis komoditi dari petani, jika harga komoditi sedang merosot dan berpotensi petani merugi, disanalah SRG seharusnya menjadi solusi penyimpanan komoditi dan didistribusikan saat harga terbilang stabil.

"Karena SRG yang dibangun dengan uang negara miliaran, mangkrak sudah bertahun tahun dan ini sangat merugikan kepada masyarakat dan petani khususnya," kata Nasim Khan, Rabu (15/12/2021).

Selanjutnya, Sekretaris NKI Banyuwangi, Muhammad menambahkan, di gudang SRG yang berada di Banyuwangi juga dilengkapi alat produksi yang bisa berfungsi untuk mengolah komoditi dari petani. Karena lama tidak beroperasi, maka alat ini juga terkesan nganggur.

"Hal ini sangat disayangkan, gudang yang seharusnya diperuntukkan sebagai penyimpanan logistik pertanian, sekaligus hasil komoditi pertanian, ketika SRG tersebut tidak dipergunakan yang seharusnya sebagai tumpuan solusi bagi pedagang maupun petani," Ungkap Muhammad.

Dia berharap, Pemkab Banyuwangi, terutama Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan Kabupaten Banyuwangi segera merespon dan mencoba kembali mengoperasikan SRG yang terdapat di wilayahnya.

"Harapan kami, semoga Pemerintah Banyuwangi segera memfungsikan dua gudang tersebut sesuai regulasi yang ada, sehingga para petani dan pedagang tidak terkesan dipermainkan dan gudang bisa dimanfaatkan," Tungkas Bang Mamad sapaan akrabnya.

Sebagai informasi, pada tanggal 15 Oktober 2021 lalu, pihak Bappeti telah melakukan peninjauan ke SRG di Banyuwangi. Saat itu, hadir Koordinator Penguatan dan Pemberdayaan SRG, Kementerian Perdagangan RI, Yuli Edi Subagyo, kemudian Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan Banyuwangi, Nanin Oktaviantie, serta Yoppy Banyu Irawan yang saat itu menjabat sebagai Camat Cluring.

Namun, hingga kini, belum ada tindaklanjut hasil penginapan tersebut, dan kondisi Sistem Resi Gudang atau SRG di Banyuwangi masih tetap sama seperti sebelumnya, yakni tidak beroperasi dan diduga tidak dimanfaatkan dengan baik. (*)

Pewarta : Hafid Nurhabibi (MG-311)
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.