TIMES BANYUWANGI – Suasana jelang Hari Raya Idul Fitri tahun ini terasa berbeda bagi para tukang jahit di Banyuwangi. Tak seperti lebaran di tahun-tahun sebelumnya, dimana mereka sampai membuat banyak lusinan baju, kini pesanan yang masuk jauh lebih sedikit. Maraknya toko daring (online shop) disebut menjadi salah satu penyebabnya.
Muhammad Talmisan, salah seorang tukang jahit profesional asal Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi yang merasakan dampak sepinya pesanan membuat baju jelang lebaran. Tentu efek itu dikarenakan masyarakat lebih memilih beli baju langsung melalui online shop atau olshop.
Tak tanggung-tanggung, menurut pria yang telah berprofesi sebagai penjahit selama lebih dari 25 tahun itu, orderan membuat baju turun sampai 50 persen dibandingkan ramadhan di tahun-tahun sebelumnya.
Karena sekarang banyak masyarakat langsung beli jadi lewat online shop,” kata Talmisan, Selasa (18/3/2025).
Talmisan mengatakan, sebelum mulai sepi seperti saat ini, ayah 3 anak itu bisa menjahit pesanan baju hingga mencapai 500 stel baju saat bulan ramadhan saja. Dengan dibantu tiga, karyawannya Talmisan sampai lembur bahkan saat malam takbiran.
Sedangkan pada lebaran 2025, Talmisan hanya menerima pesanan sebanyak 35 stel baju. Meski begitu, dirinya tetap bersyukur dengan apa yang didapatnya.
“Pesanan baju sepi pada ramadhan kali ini. Dibanding saat ramadhan sebelum pandemi covid kami banyak sekali terima pesanan,” ujarnya.
Tak hanya itu, kebanyakan dari klien Talmisan menggunakan jasanya hanya untuk memotong atau mengecilkan baju jadi yang telah dibeli karena tidak sesuai ukuran.
“Untuk pesanan membuat baju sendiri tak sebanyak klien kita yang ingin permak baju,” ucap pria 54 tahun itu.
Untuk diketahui, Talmisan menarik harga yang variatif bagi yang ingin menggunakan jasanya dalam menjahit membuat baju. Mulai dari Rp.60 ribu sampai dengan Rp.100 ribu tergantung model yang diinginkan klien.
Dengan tangan terampilnya itu, hasil jahitan Talmisan sangat rapi sama seperti produk pabrik. Oleh kerana itu masih banyak klien yang mempercayakan baju lebaran nya kepada Talmisan. Seperti kliennya yang berasal dari Dusun Lateng, Desa Gladag, Kecamatan Rogojampi, bernama Yeni.
Yeni kerap mempercayakan baju lebarannya kepada Talmisan. Selain pekerjaanya yang dirasa rapi, model baju yang diinginkannya pun sesuai.
“Karena menjahitkan baju lebaran bisa menentukan desain dan ukuran sendiri apalagi sesuai keinginan saya,” tutur Yeni saat hendak mengambil pesanan bajunya.
“Kadang membeli di Online Shop ukuranya baju saya sering habis, malah harus mengecilkan lagi. Terus model yang saya ingin setelah datang kurang sesuai, makanya lebih senang menjahit baju,” imbuh Yeni. (*)
Pewarta | : Anggara Cahya |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |