TIMES BANYUWANGI – Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, semakin menjadi sorotan publik berkat perkembangan kekayaan pariwisatanya. Dari 28 kelurahan dan 189 desa di seluruh Bumi Blambangan, setidaknya ada 99 desa yang telah ditetapkan sebagai desa wisata, dan 3 di antaranya telah masuk dalam kategori maju.

Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, Ainur Rofiq, menjelaskan bahwa desa wisata memiliki beberapa tujuan penting. Salah satunya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, mengembangkan potensi yang ada, menciptakan lingkungan bersih, sehat, dan rapi, serta mempromosikan adat, budaya, dan kebanggaan desa.

Rofiq juga menjelaskan bahwa desa wisata adalah hasil usulan dari desa itu sendiri untuk mendapatkan status tersebut. Ada tiga kriteria atau kategori desa wisata, yaitu desa wisata rintisan, desa wisata berkembang, dan desa wisata maju.

Terumbu karang di Bangsring dengan daya tarik konservasi maritim dan laut yang eksotis. (FOTO : Anggara Cahya /TIMES Indonesia)

"Banyuwangi memiliki 87 desa wisata rintisan, 9 desa wisata berkembang, dan 3 desa wisata yang sudah maju," jelasnya.

Lebih detail, Rofiq menyebut tiga desa wisata kategori maju, yaitu:

1. Desa Tamansari, Kecamatan Licin, yang dikenal dengan daya tarik alamnya seperti Kawah Ijen dan Sendang Seruni.
2. Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, yang menonjolkan konservasi laut dan potensi alam maritim yang eksotis seperti Bangsring Underwater, Grand Watu Dodol (GWD), dan Andelan.
3. Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, yang terkenal dengan tradisi Barong Ider Bumi, Tumpeng Sewu, dan Ngopi Sepuluh Ewu, serta keberlanjutan budaya adatnya.

Ketiga desa wisata ini telah memenangkan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dalam kategori yang berbeda pada tahun yang berbeda.

Rofiq berharap agar 87 desa wisata rintisan dan 9 desa wisata berkembang bisa menjadi desa wisata kategori maju. Hal ini membutuhkan kolaborasi dengan akademisi untuk membantu memajukan desa-desa wisata yang masih dalam tahap pengembangan.

"Kami ingin menjadikan desa wisata sebagai laboratorium akademisi untuk meningkatkan statusnya dengan bimbingan dan dukungan," tutur Rofiq.

Dengan upaya ini, Banyuwangi terus menggali potensi pariwisata melalui pengembangan desa wisata, membantu masyarakat setempat, dan mempromosikan pesona alam dan budaya daerah.(*)