https://banyuwangi.times.co.id/
Berita

Desa Watukebo di Banyuwangi Kembangkan Peternakan Ayam untuk Kesejahteraan Warga

Rabu, 07 Mei 2025 - 18:01
Desa Watukebo di Banyuwangi Kembangkan Peternakan Ayam untuk Kesejahteraan Warga Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani saat membagikan telur kepada warga. (Foto: Humas Pemkab for TIMES Indonesia)

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, mengembangkan peternakan ayam petelur untuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus upaya pengentasan kemiskinan warganya. 

Tak sekadar menghasilkan telur, program ini juga menjadikan hasil ternak sebagai bantuan pangan bergizi bagi ratusan warga miskin, lansia, ibu hamil, dan balita stunting.

Modal untuk program yang digagas sejak pertengahan 2024 ini menggunakan Dana Desa. Selain bisa mempekerjakan warga, hasil dari peternakan ini dibagikan kepada ratusan warga. 

“Ini merupakan salah contoh efektifitas penggunaan Dana Desa. Selain penguatan ketahanan pangan, juga bisa menjadi salah satu cara pengentasan kemiskinan,” kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Rabu (7/5/2025).

Selain itu, program ini juga sejalan dengan visi ketahanan pangan nasional yang tengah digaungkan pemerintah pusat.

“Sesuai arahan Presiden Prabowo, kita harus memastikan semua keluarga bisa mengakses pangan yang cukup dan bergizi. Semoga program seperti ini bisa menjadi inspirasi bagi desa lainnya,” ujar Ipuk.

Seperti yang diketahui, Banyuwangi telah menerapkan berbagai program ketahanan. Salah satunya adalah Sister Say (Sistem Terintegrasi Ternak, Ikan, dan Sayur), yang memadukan kegiatan peternakan, pertanian, dan perikanan dalam satu kawasan. 

Program Sistar Say sendiri, melibatkan ibu-ibu rumah tangga dalam mengelola pekarangan rumah untuk kebutuhan konsumsi harian hingga tambahan penghasilan.

Sementara itu, Kepala Desa Watukebo, Maimun Hariyono, menjelaskan bahwa inisiatif ini muncul dari keinginan menghadirkan program ekonomi produktif yang berdampak langsung pada masyarakat.

Sejak pertengahan 2024, Pemerintah Desa (Pemdes) Watukebo melalui program ketahanan pangan mengalokasikan dana desa untuk kegiatan beternak ayam petelur. Pemdes membangun kandang yang mampu menampung ribuan ayam. 

Mereka memulai dengan membeli bibit dan pakan, lalu membesarkannya dengan pengawasan ahli. Modal awalnya yakni sekitar Rp 263 juta atau 20 persen dari Dana Desa yang digunakan untuk membuat kandang, membeli bibit ayam, dan pakan sampai panen.

Dalam pengelolaannya, Pemdes Watukebo melibatkan kelompok peternak ayam petelur dan warga sekitar. Tujuannya untuk peningkatan ekonomi, sekaligus transfer ilmu. 

Selain warga bisa mendapatkan penghasilan, mereka juga bisa belajar cara beternak ayam dari ahlinya, sehingga ke depan program peternakan ayam bisa terus berkembang di Desa Watukebo.

“Saat ini ada 8 orang yang kita libatkan untuk budidaya ayam di kandang. Memang masih sedikit, karena sistem kandang kita sudah semi moderen sehingga tidak semuanya harus manual,” harap Hariyono.

Menurut Hariyono, saat ini ada 1000 ayam petelur yang diternak. Ayam tersebut mampu menghasilkan telur berkualitas tinggi dengan potensi produksi mencapai 85%, atau rata-rata memproduksi 850 butir per hari.

Telur-telur yang dihasilkan dimaksimalkan untuk program ketahanan pangan di desa. Baru sisanya akan dijual ke pasaran. Rata-rata per bulan, desa ini mampu membagi 4000-5000 butir telur kepada ratusan warga yang termasuk dalam kategori kelompok rentan. Seperti warga miskin, lansia, ibu hamil, hingga balita stunting.

“Masing-masing penerima akan mendapatkan 10 butir telur setiap bulannya. Pembagian dilakukan oleh masing-masing kader saat posyandu,” urai Hariyono.

Selain kelompok rentan sebagai penerima wajibnya, tak jarang saat ada kegiatan besar di desa, Pemdes juga membagikan telur gratis kepada warga. Misalnya, saat kegiatan maulid nabi dan pengajian akbar lainnya.

“Begitu juga saat ada warga yang meninggal, biasanya desa ikut menyumbang telur untuk kegiatan pengajian di rumah duka,” ujarnya.

Berjalan hampir satu tahun, program tersebut menunjukkan progres yang positif. Di tahun ini, Pemdes kembali menganggarkan sebesar Rp 344 juta yang rencananya digunakan untuk penambahan kandang dan pembelian 1.500 bibit ayam petelur.

“Insya Allah segera kita realisasikan setelah Dana Desa cair,” terang Hariyono.

Program tersebut juga berdampak positif pada penurunan angka stunting di desa. Dari 57 balita stunting (2023) berkurang jadi 37 pada 2024. (*)

Pewarta : Syamsul Arifin
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.