TIMES BANYUWANGI, JAKARTA – Kepala Seksi (Kasi) Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi menegaskan bahwa kepolisian serius dalam menangani laporan terhadap selebgram Baim Wong. 

Laporan itu berkaitan dengan konten "prank" yang berpura-pura melaporkan KDRT dengan istrinya. Sebelumnya, video prank itu viral di media sosial. Dalam videonya dia terlihat ketawa-ketiwi mendatangi kantor kepolisian di Kebayoran lama. 

Setelah viral di media sosial, ternyata video membuat laporan KDRT tersebut hanya konten alias bohong. Prank KDRT tersebut dibuat oleh Baim Wong karena mengikuti trend yang pada waktu itu sedang ramainya kasus KDRT Lesti Kejora dengan Rizky Billar.

Menurut Nurma Dewi, kepolisian sudah menerima dua laporan terkait konten prank lapor polisi tersebut. Dia menegaskan, saat ini penyidik sedang mengumpulkan barang bukti untuk menjerat Baim Wong dengan pasal pasal 220 KUHP.

Kepala Seksi (Kasi) Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi (foto: Dokumen/PMJ)

Apalagi pasal 220 KUHP benar-benar dikenakan kepada Baim Wong, maka akan terancam hukuman satu tahun empat bulan. Nurma meminta kasus konten prank KDRT ini bisa menjadi pelajaran bagi konten kreator yang lain.

"Ya sudah ada dua laporan dari dua simpatisan polisi ke Polres Jaksel.Jadi tetap ya kita kembali mengumpulkan barang bukti, kemudian memeriksa saksi-saksi nanti. Yang jelas kita memanggil yang diduga ya," kata Nurma Dewi di Jakarta, Rabu (5/10/2022).

Sementara itu, Kepala Kepolisian Sektor Kebayoran Lama, Komisaris Polisi Febriman menceritakan kronologis laporan palsu terkait KDRT yang dilakukan oleh Baim Wong dan istrinya. Hal itu terjadi pada hari Sabtu tanggal 1 bulan Oktober 2022 lalu.

Febriman mengatakan Paula Verhoeven mendatangi Polsek Kebayoran Baru dan melaporkan suaminya Baim Wong dengan dugaan adanya KDRT. Setelah mengetahui itu maka anggota kepolisian yang sedang bertugas menerima laporan tersebut, bahkan tidak tau kalau ternyata itu laporan palsu.

Setelah Paula Verhoeven laporannya dibuat, maka datanglah Baim Wong suaminya dengan memberikan klarifikasi bahwa laporan itu bohong alias sekedar konten. Kejadian ini tidak jauh berbeda dengan potongan video yang hingga saat ini viral di media sosial.

"Sabtu tanggal satu lebih kurang jam 4 sore, datang Paula mau bikin laporan tentang KDRT, ternyata laporannya buat konten Baim, ternyata prank,” kata Febriman kepada awak media di Jakarta, Senin (3/10/2022).

Lebih lanjut, Ketua Sub Kom Partisipasi Masyarakat Komnas Perempuan, Veryanto Sitohang mengecam keras tindakan yang dilakukan artis Baim Wong. Menurutnya, sangat tidak sopan jika menjadikan KDRT sebagai candaan apalagi sampai melakukan "prank" terhadap aparat kepolisian.

Ketua Sub Kom Partisipasi Masyarakat Komnas Perempuan, Veryanto Sitohang (foto: Dokumen/Antara)

Veryanto mempertanyakan, bentuk empati dan perasaan pasangan suami-istri tersebut, sehingga berbuat prank KDRT tersebut. Padahal kata dia, momentumnya sedang ramai dengan kasus KDRT Rizky Billar terhadap Lesti Kejora. 

Veryanto mengatakan sebagai figur publik Baim Wong dan Paula memberikan dukungan dan contoh yang baik kepada Lesti Kejora. Bukan malah mengejek dengan konten "prank" yang menipu masyarakat secara luas. Apalagi sampai mempermainkan institusi negara, yaitu kepolisian.

"Komnas Perempuan menyesalkan tindakan BW dan P yang menjadikan kasus KDRT sebagai konten untuk dijadikan bahan prank. Ini merupakan bentuk penyangkalan dan menjadikan pengalaman korban sebagai bahan candaan. Mereka tidak berempati terhadap korban," pungkas Veryanto terkait kasus prank KDRT Baim Wong. (*)