TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Imbas terjadinya erupsi Gunung Raung yang terletak di perbatasan Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember, pada Selasa (24/12/2024), pendakian Gunung yang mendapat julukan “The Mountain Extreme of Java” itu, kembali ditutup sementara. Penutupan ini dilakukan guna memastikan keselamatan para pendaki dan warga setempat.

Menurut Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, Burhan Alethea, rekomendasi penutupan pendakian sebenarnya sudah diberikan sejak peningkatan status Gunung Raung ke Level II (Waspada) pada 19 Desember 2023.

“Pendakian sudah kami rekomendasikan sejak kenaikan status ke waspada untuk ditutup sementara. Kami juga telah berkoordinasi dengan pihak perhutani dan memang masih ditutup,” kata Burhan, Selasa (24/12/2024).

Sementara itu, penanggung jawab Sekretariat Pendakian Gunung Raung, Dusun Wonorejo, Desa Kalibaru Wetan, Dimas Wahyu Pramana, menyatakan bahwa belum ada keputusan akhir dari pos perizinan terkait pendakian. 

“Belum ada kepastian, kami masih menunggu keputusan dari pos perizinan, jadi belum ambil langkah lebih lanjut,” ungkap Dimas.

Dimas mengungkapkan bahwa selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), terdapat jadwal pendakian yang direncanakan untuk dilakukan pada hari-hari libur tersebut. Salah satunya yang menggunakan jasa open trip Jejak Pak Eko Raung.

Dengan adanya rekomendasi dari PPGA Raung, Dimas mengaku masih belum mengambil langkah terkait penjadwalan ulang ataupun pembatalan pendakian.

“Kami akan menunggu keputusan resmi dari pos perizinan dan berkoordinasi lebih lanjut untuk menentukan langkah selanjutnya,” jelasnya.

“Saya juga telah berkoordinasi dengan pihak PPGA (Pos Pengamatan Gunung Api) Raung di Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Dimas menjelaskan bahwa saat erupsi terjadi, tidak ada pendaki yang sedang mendaki di Gunung Raung.

“Di puncak maupun di jalur pendakian sudah kosong. Sudah turun semua,” ucapnya.(*)