Berita

Pemuda di Banyuwangi Sulap Limbah Kertas Jadi Produk Ekonomi Kreatif Lokal

Senin, 20 Februari 2023 - 22:09
Pemuda di Banyuwangi Sulap Limbah Kertas Jadi Produk Ekonomi Kreatif Lokal Pengrajin macanan asal Dusun Padang Bulan, Desa Benelan Kidul, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Selamet Restu, sedang membuat kerajinan dengan limbah kertas. (Foto: Anggara Cahya /TIMES Indonesia)

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Sudah sejak lama limbah menjadi momok permasalahan di masyarakat akibat kurangnya kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Baik itu limbah kertas, plastik maupun limbah lainnya. Tapi, lain lubuk lain ikannya. Pepatah tersebut tepat menggambarkan Selamet Restu, pengrajin macan-macanan asal Dusun Padang Bulan, Desa Benelan Kidul, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Jawa Timur.

Buah manis dari kelihaian tangannya, pemuda yang kerap disapa Selamet itu kini bisa meraup untung dari hobi yang ia tekuni. Secara otodidak, pria yang juga menjadi ketua sanggar kesenian jaranan campursari, Sekar Gondo Wangi, itu bertekad untuk terus dapat melestarikan budaya yang mulai terkikis.

Pengrajin-macanan-asal-Dusun-Padang-Bulan-b.jpgHasil karya kerajinan Macan-macanan, Selamet Restu dari limbah kertas yang dilapisi kulit. (Foto: Anggara Cahya /TIMES Indonesia)

Rupanya Selamet telah menggeluti dunia seni rupa sejak dirinya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sejak saat itu pun, kecintaan dan niat tulus Selamet dalam dunia seni mulai tumbuh.

Seperti tanpa beban, Selamet remaja menyulap sebongkah kayu menjadi macanan dan topeng barong, dengan alat pahat manual. Selamet mengaku, jiwa seni telah muncul dan tertanam di dalam hati, sehingga ia terus bisa menciptakan karya-karya yang ciamik pada kala itu.

Siapa sangka, perjalanan untuk mengejar mimpi sebagai pemahat kayu profesional ternyata tak mudah diraih. Mimpi Selamet harus tertunda sejenak. Di tengah perjalanan, Selamet harus rehat dari aktivitasnya tiap hari yakni bergelut dengan alat pahat karena sulitnya mendapatkan bahan utama yakni kayu.

Namun, karena kesungguhan dan kecintaan terhadap dunia seni, Selamet memutar otak mencari terobosan agar dapat tetap memiliki karya dan berkontribusi terhadap kesenian Banyuwangi.

Awal Pembuatan Macan-macanan dari Limbah Kertas

Suatu hari di tahun 2017, Selamet mendapati suatu postingan yang memperlihatkan tampilan topeng macanan dengan bahan baku dari limbah kertas. Ya, berbeda dengan miliknya. Tanpa pikir panjang, secara serius Selamet menggali ilmu untuk mendapat figur macanan menjadi secantik hasilnya saat masih menggunakan kayu sebagai bahan dasar.

"Awalnya saya belajar itu tidak tau resep membuat topeng dari limbah kertas, akhirnya saya coba sendiri menemukan komposisi yang pas supaya kertas bisa menjadi kuat seperti kayu," jelas Selamet, Senin (20/2/2023).

Hanya bermodalkan alat seadanya seperti tumbuk dan sendok saja, apabila terik Selamet bisa melahirkan tiga hingga lima macanan dalam sehari. Hasil kerajinan itu kemudian dijualnya kepada pemesan dan lapak pasar yang menjual mainan anak-anak, seperti dipasar Srono, pasar Gendoh dan Pasar Sumberayu.

Tak hanya lapak mainan di pasar Banyuwangi, Macan-macanan karya Selamet juga terjual hingga Lampung, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

Pengrajin-macanan-asal-Dusun-Padang-Bulan-c.jpgSelamet Restu, sedang menggunakan macanan karyanya. (Foto: Anggara Cahya /TIMES Indonesia)

"Saya kadang bisa menghabiskan 9 karung berisi kertas koran bekas atau kertas tray telur untuk membuat macanan dan kebutuhan kertas tergantung ukuran macan," tandasnya.

Selamet juga menambahkan, Macan-macanan karyanya ada beberapa macam. Ada yang dilapisi kulit hewan, ada yang dilapisi kulit sintetis dan ada yang murni goresan ukir. Hal tersebut sesuai dari pesanan dari konsumen.

"Kalau untuk macanan yang menggunakan bulu hewan asli, seperti sapi, kambing dan lainya dihargai Rp980.000, untuk macanan dengan kulit buatan saya hargai di Rp850.000, dan bila hanya di cat sekitar Rp600.000," bebernya.

Selain kerajinan macan-macanan dari limbah, Selamet juga memiliki sambilan sebagai penjahit kostum jaranan seperti butoan dan juga kostum untuk parade karnaval.

Selamet berharap, dengan karya dengan bahan dasar limbah, bisa sedikit mengurangi sampah khususnya kertas. Menurutnya, dukungan setiap elemen dibutuhkan agar bisa menyerap lebih banyak lagi limbah kertas yang tak terpakai supaya menjadi karya seni yang lebih bernilai dan juga bisa menyalurkan hobi serta tetap melestarikan tradisi.

"Saya ingin membantu mengurangi limbah kertas di Banyuwangi walau dengan alat seadanya," ujarnya.

Untuk bisa menikmati karya-karya kerajinan Selamet bisa langsung dilihat melalui laman Facebook nya yaitu Restu Purwo Kencono. Bila tertarik dan ingin mengoleksi pernak-pernik kostum jaranan, Selamet siap membuat macanan atau barong sesuai dengan keinginan kalian.(*)

Pewarta :
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.