https://banyuwangi.times.co.id/
Berita

Tak Lagi di Masjid, Pembelajaran di SDN 7 Tegalharjo Pindah ke Kantor Camat Glenmore

Sabtu, 27 November 2021 - 14:59
Tak Lagi di Masjid, Pembelajaran di SDN 7 Tegalharjo Pindah ke Kantor Camat Glenmore Pembelajaran sementara murid SDN 7 Tegalharjo Banyuwangi di Kantor Camat Glenmore. (FOTO: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Kegiatan pembelajaran puluhan murid SDN 7 Tegalharjo dialihkan ke kantor Camat Glenmore, Banyuwangi, Jawa Timur. Sebelumnya, sebanyak 46 murid terpaksa menggunakan fasilitas masjid untuk pembelajaran sementara. Ini karena, SDN 7 Tegalharjo harus terisolir akibat bencana alam yang memutuskan akses jembatan menuju ke sekolah.

"Iya sudah. Mulai hari ini kegiatan belajar anak-anak dipindahkan ke Kecamatan Glenmore," kata Yami, Kepala SDN 7 Tegalharjo, Sabtu (27/11/2011).

Saat ini, pembelajaran hampir seluruhnya menggunakan fasilitas yang disediakan di Kantor Camat. Mulai dari meja, kursi dan juga papan tulis. Untuk kelas, ada dua fasilitas yang digunakan. Yakni aula kecamatan dan satu ruang kosong tempat panti PKK.

"Kelas 1 dan 2 pakai ruangan kecil di bawah, tempat PKK yang sementara tidak terpakai. Sedangkan kelas 3 sampai 6 di aula atas," ujarnya.

Meskipun menggunakan ruangan yang sama, namun masing-masing murid dikelompokkan berdasarkan kelas dengan wali kelasnya.

"Semua lengkap di sini, air juga bagus, meja dan kursi ada. Papan tulis juga ada tapi pakai spidol, bukan papan kapur. Tapi beberapa papan tulis masih pinjam di SD terdekat lainnya," jelas Yami.

Meskipun pembelajaran sementara tidak dapat dilakukan di sekolah, Yami bersyukur tidak ada satupun wali murid yang memprotes. Menurutnya, semua wali murid memahami jika kondisi darurat ini akibat bencana yang disebabkan alam. Bahkan para murid pun nampak gembira meskipun tidak belajar di sekolah.

"Alhamdulillah tidak ada yang protes. Anak-anak juga senang, meskipun belajar di masjid atau di Kecamatan saat ini. Ini juga sementara, setelah ini kan ada ujian dan selanjutnya sekolah libur," jelasnya.

Sebelum pembelajaran dimulai, hari ini seluruh forum pimpinan Kecamatan Glenmore beserta para wali murid sudah melakukan rapat bersama. Camat Glenmore juga telah memberikan sosialisasi kepada semua wali murid.

"Semuanya sudah berkumpul disini tadi. Wali murid juga sudah diberikan arahan dan penjelasan. Sembari menunggu jembatan, pembelajaran sementara dilakukan di sini," kata Plt Camat Glenmore, Muji Purwanto.

Informasi yang diperoleh TIMES Indonesia, sementara ini masyarakat yang terisolir harus mengandalkan sebuah tali yang diikat melintang diatas sungai untuk mendistribusikan kebutuhan pokok sehari-hari. Baik itu sembako atau bahkan untuk membeli gas LPG. Barang yang dibutukan diikat di tali yang melintang kemudian ditarik dari salah satu sisi.

Meski beresiko barang kebutuhan jatuh dan hanyut di sungai, namun cara ini terpaksa dilakukan karena paling mudah. Masyarakat yang terisolir sebanarnya bisa memilih rute darat. Namun mereka harus memutar dan melalui medan sulit yang cukup jauh.

"Dari Kecamatan sudah melakukan upaya-upaya agar ini bisa segera teratasi. Kami juga sudah komunikasi dengan berbagai pihak. Sambil menunggu jembatan permanen, masyarakat juga bersedia bersama-sama mengupayakan jembatan sementara," kata Camat Glenmore tersebut.

Untuk diketahui, ambruknya jembatan di Kecamatan Glenmore tersebut telah memberikan dampak yang signifikan. Tidak hanya kehidupan sehari hari masyarakat setempat yang terisolir dari keramaian, puluhan siswa-siswi SD juga serupa. Para guru di SDN 7 Tegalharjo terpaksa menggunakan fasilitas di luar sekolah sebagai ganti ruang kelas. (*)

Pewarta : Agung Sedana
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.