TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Upaya pelestarian bahasa daerah di Banyuwangi kini digenjot dengan hadirnya Program WikiKathā, hasil kolaborasi antara Wikimedia Indonesia dan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN).
Ya, program ini menjadi momentum bersejarah bagi Bahasa Using (Osing), untuk tampil di panggung pengetahuan digital dunia melalui Wiktionary bahasa Indonesia.
Masuknya Bahasa Using ke dalam Wiktionary bukan sekadar dokumentasi linguistik, melainkan strategi kebudayaan yang memperkuat identitas masyarakat adat Osing.
Foto bersama program WikiKathā. (FOTO: Ikromil Aufa/TIMES Indonesia)
Bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga penyimpan memori kolektif serta penanda hubungan ekologis dengan wilayah adat.
Dengan mendigitalisasikannya, masyarakat adat Osing mengambil alih kendali atas narasinya di ruang informasi global yang kini menjadi rujukan utama masyarakat.
Ketua AMAN Osing, Wiwin Indiarti, menegaskan bahwa program ini merupakan langkah strategis dalam pelestarian sekaligus penguatan posisi budaya Osing.
Menurut Wiwin, ketika Bahasa Using tampil di Wiktionary, pihaknya sedang memastikan bahwa identitas, pengetahuan, dan nilai masyarakat adat Osing dapat diakses dari sumber yang dipercaya dunia.
“Ini bagian dari perjuangan untuk memastikan martabat bahasa kita tetap kuat di tengah arus global,” kata Wiwin, Selasa (2/11/2025).
Dari sudut pandang advokasi, Biro Infokom PB AMAN, Ahmad Taqi, menilai bahwa kehadiran Bahasa Using di Wiktionary membawa dampak yang lebih luas.
Dokumentasi istilah Using, mulai dari flora, fauna endemik, hingga kosakata khas Osing, mempertegas keterhubungan masyarakat dengan wilayah adatnya.
“Hubungan ekologis itu adalah bagian penting dari bukti identitas dan keberadaan masyarakat adat. Dokumentasi seperti ini menguatkan posisi kita dalam perjuangan pengakuan dan perlindungan wilayah adat,” tegasnya.
Program yang digeber di Kedaton Wetan, Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, pada 29 hingga 30 Oktober 2025, itu dihadiri berbagai tokoh penting, termasuk perwakilan Wikimedia Indonesia, Wikimedia Surabaya, Dewan AMAN Nasional Region Jawa, serta sejumlah organisasi adat Osing.
Tak hanya itu, program digitalisasi bahasa ini semakin spesial dengan hadirnya penutur jati dan para penginput lema yang menjadi ujung tombak proses dokumentasi.
Keragaman para penutur jati, menjadi salah satu kekuatan utama kegiatan ini. Para pelawak tradisional, petani, tokoh mocoan lontar, seniman musik tradisi, guru, tokoh adat, hingga pembatik, turut berkontribusi.
Keberagaman profesi tersebut, turut memperkaya kualitas data bahasa yang direkam dan menjadi gambaran luasnya spektrum identitas Using.
Diketahui, para penginput lema didominasi oleh pemuda adat Osing yang telah dibekali pelatihan sebagai jurnalis masyarakat adat dan aktif di Pesinauan, Sekolah Adat Osing.
Keterlibatan generasi muda itu memastikan keberlanjutan program, karena mereka telah menguasai teknik dokumentasi hingga unggah konten ke Wiktionary.
Ketua Panitia WikiKathā Banyuwangi, Venedio Nala Ardisa, menjelaskan bahwa hari pertama kegiatan difokuskan pada perekaman suara penutur jati menggunakan platform Lingua Libre. Hari kedua diarahkan pada penulisan lema, unggahan rekaman, hingga penyusunan contoh penggunaan di Wiktionary.
“Yang paling penting, peserta kini telah memahami prosesnya, sehingga dokumentasi Bahasa Using dapat dilanjutkan secara mandiri setelah program ini berakhir,” terangnya.
Program WikiKathā di Bumi Blambangan, mendapat sambutan positif dari sejumlah organisasi adat Osing. Ketua Sengker Kuwung Blambangan (SKB), Antariksawan Jusuf, mengatakan bahwa program ini selaras dengan misi SKB yang selama ini menyediakan akses bahasa Using melalui situs belambangan.com.
“Dengan tampilnya Bahasa Using di Wiktionary, jangkauan pengetahuan kita menjadi lebih luas. Ini langkah besar untuk memperkenalkan Using ke dunia,” ujarnya.
Sementara itu, ketua Kelompok Kerja Guru (KKG) Bahasa Using Kabupaten Banyuwangi, turut memberikan dukungan. Program ini dinilai sangat penting untuk dunia pendidikan.
“Saya sangat mendukung kegiatan ini. Setelah melihat hasilnya, saya akan mensosialisasikannya kepada para guru Bahasa Using di sekolah-sekolah. Ini bisa menjadi bahan ajar baru sekaligus media pembelajaran digital yang menarik,” ujarnya.
Dengan terselenggaranya Program WikiKathā di Banyuwangi, Bahasa Using resmi melangkah ke panggung pengetahuan digital dunia.
Ini bukan hanya pelestarian, tetapi sebuah strategi memperkuat identitas, memperluas representasi, dan menegaskan hubungan masyarakat adat Osing dengan wilayah adatnya.
Upaya ini sekaligus memastikan bahwa Bahasa Using tetap hidup, diakui, dan diwariskan lintas generasi, baik melalui tutur di kampung-kampung maupun lewat mesin pencari di seluruh dunia. (*)
| Pewarta | : Syamsul Arifin |
| Editor | : Imadudin Muhammad |