TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Ajang Pekan Paralimpik Kabupaten (Peparkab) II Banyuwangi kembali digelar dengan penuh semangat di GOR Tawangalun, Kamis (10/10/2024). Diikuti oleh 330 atlet disabilitas dari berbagai jenjang dan cabang olahraga, kompetisi ini menjadi wadah pencarian bakat emas para paralimpian muda.
Mereka terdiri dari 145 peserta jenjang pendidikan SDLB, dan umum 185 peserta. Mereka berlaga dalam beberapa cabang olahraga seperti lompat jauh, bulu tangkis, lempar lembing, tolak peluru, catur, tenis meja, dan lari.
Ketua National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Banyuwangi, Peni Munawaroh, berharap agar Peparkab II mampu mengembangkan potensi atlet disabilitas. "Kami berharap ajang ini bisa menjadi batu loncatan bagi para paralimpian muda," kata Peni, Jumat (11/10/2024).
Peni mengatakan, atlet-atlet yang berprestasi di Peparkab akan dipersiapkan untuk mengikuti kompetisi tingkat yang lebih tinggi. "Mereka yang berprestasi akan kami bawa ke Peparprov (Pekan Paralimpik Provinsi) dan Peparda (Pekan Paralimpik Daerah) untuk paralimpian usia sekolah," tambahnya.
Panitia saat foto bersama (Foto: Humas Pemkab for TIMES Indonesia)
Peni juga mengapresiasi dukungan penuh pemerintah dalam pembinaan atlet disabilitas. Menurutnya, tanpa dukungan tersebut, sulit bagi atlet paralimpian untuk berkembang dan berprestasi di tingkat nasional.
“Dukungan pemkab sangat besar dan positif. Ini memberi motivasi bagi kami untuk terus membina dan mendukung para atlet,” ucap Peni.
Plt. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Banyuwangi, M. Alfin Kurniawan, mengaku akan terus memberikan dukungan kepada para atlet. Menurut Alfin, Peparkab adalah bagian dari usaha pemerintah untuk mendorong partisipasi aktif penyandang disabilitas dalam olahraga.
“Peparkab II merupakan wadah yang ideal bagi para atlet disabilitas untuk menunjukkan kemampuan mereka. Ajang ini juga memperkuat inklusi sosial dan kesadaran masyarakat terhadap kemampuan penyandang disabilitas,” ujar Alfin.
"Kami berharap ajang ini juga mampu mempererat persaudaraan antar-atlet," tambahnya.
Alfin menambahkan, Peparkab juga berfungsi sebagai langkah persiapan menuju Peparprov Jawa Timur. Atlet-atlet yang lolos seleksi Peparkab akan dipersiapkan lebih matang untuk kompetisi tingkat provinsi.
Salah satu contoh kesuksesan pembinaan atlet Banyuwangi adalah Diang Gusti Pengayom, atlet bulu tangkis dengan hambatan pendengaran. Diang sudah berlaga di Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) dan terus menunjukkan prestasi gemilang.
Pemuda asal Desa Kalibaruwetan, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi, tersebut juga pernah meraih juara pada ajang multi event 1st Sea Deaf Games se-ASEAN yang digelar di Kuala Lumpur Malaysia, 20-27 November 2022, lalu.
“Kami berharap semakin banyak atlet yang bisa mengikuti jejak Diang dan mengharumkan nama Banyuwangi di kancah nasional,” pungkas Alfin. (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |