TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Masyarakat Desa Patoman, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, bersiap menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1947 dengan arak-arakan ogoh-ogoh. Salah satu yang mencuri perhatian adalah ogoh-ogoh bertema Narakasura, raja raksasa dalam mitologi Hindu, yang akan diarak pada 28 Maret 2025.
Persiapan ini digarap serius oleh para pemuda Dusun Patoman Tengah. Mereka telah menghabiskan hampir tiga bulan untuk menyelesaikan ogoh-ogoh raksasa setinggi tiga meter di Bale Banjar Damayasa.
Menurut Demisioner Ketua Pemuda Patoman Tengah, Putu Ota, pembuatan ogoh-ogoh bukan sekadar seni, tetapi juga memiliki makna filosofis yang mendalam.
Ogoh-ogoh adalah patung raksasa yang menggambarkan Bhuta Kala, simbol kekuatan alam dan waktu yang tak terbatas. Dalam tradisi Hindu, ogoh-ogoh mencerminkan sifat negatif manusia yang harus dimurnikan dalam prosesi Pengerupukan, sehari sebelum Hari Raya Nyepi.
Narakasura masih dalam proses pembuatan di Bale Banjar Damayasa, Dusun Patoman Tengah, Desa Patoman, Kecamatan Blimbingsari. (Foto : Anggara Cahya/TIMES Indonesia)
Tema Narakasura dipilih karena ia merupakan sosok yang lahir dari Bhumi Devi (Dewi Bumi) dan Varaha, avatar Dewa Wisnu atau Krishna. Meski berasal dari dewa-dewi, Narakasura dikenal sebagai sosok angkuh, kejam, dan memiliki 16.108 istri.
“Filosofinya, seseorang bisa lahir dari orang baik tetapi tidak menjamin sifatnya baik. Ini menjadi pengingat bagi kita semua,” kata Putu Ota, Selasa (11/3/2025).
Selain Narakasura, pemuda Patoman Tengah juga menyiapkan enam ogoh-ogoh lainnya untuk meramaikan pawai.
Arak-arakan ogoh-ogoh akan berlangsung pada 28 Maret 2025, melibatkan seluruh pemuda dan masyarakat Desa Patoman. (*)
Pewarta | : Anggara Cahya |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |