TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Seiring pemanasan global, membuat telur penyu yang selama ini menetas di alam bebas memiliki risiko kegagalan cukup tinggi.

Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF) telah menciptakan terobosan global dalam upaya konservasi penyu. Intan Box, sebuah inkubator buatan yang canggih, telah berhasil meningkatkan tingkat keberhasilan penetasan telur penyu secara signifikan. Bahkan, tingkat keberhasilannya di atas 80 persen. 

Dengan teknologi pengaturan suhu dan kelembaban yang presisi, Intan Box tidak hanya menjamin keselamatan tukik, tetapi juga memungkinkan peneliti untuk mengontrol jenis kelamin tukik yang akan menetas.

Founder sekaligus pembina BSTF, Wiyanto Haditanojo mengecek telur penyu di Intan Box. (Foto: Muhamad Ikromil Aufa/TIMES Indonesia). 

Diceritakan Founder sekaligus pembina BSTF, Wiyanto Haditanojo. Awal mula ide membuat Intan Box didasari dengan keprihatinan kelestarian penyu yang semakin berkurang akibat pemanasan global. 

Sehingga, pria yang akrab disapa Wiwid itu, menginisiasi membuat alat inkubator buatan (intan) box sebagai alat penetasan telur penyu tanpa pasir dan penyerap yolk atau ari-ari tukik Sari box (Save ari ari).

“Pemanasan global saat ini berpengaruh terhadap berkurangnya penyu berjenis kelamin jantan, karena pemanasan global, penetasan di alam cenderung menghasilkan tukik betina,” kata Wiwid, Sabtu (31/8/2024).

Dia menjelaskan, pada saat musim bertelur penyu betina membutuhkan 4 sampai 6 ekor penyu jantan untuk membuahi telurnya, sedangkan saat ini penyu jantan di alam bebas tidak seimbang dengan penyu berjenis kelamin betina. 

Lambat laun seiring berjalannya waktu, penyu jantan akan habis dan Jika tidak dibuahi penyu jantan dengan sejumlah itu, telur yang dihasilkan penyu betina tidak akan menetas.

“Penetasan telur menggunakan intan box suhu ruangan dapat diatur di antara 27,5 sampai 29 derajat celcius. Dengan suhu tersebut nantinya akan menghasilkan tukik berjenis jantan,” ujarnya.

Wiwid mengaku bersyukur, niat baiknya ini mendapat dukungan dari berbagai instansi salah satunya adalah Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) yang memberikan HOBO sebuah alat data logger untuk pemantauan suhu dan kelembapan.

“Dari alat ini kami bisa memonitor kondisi sarang, temperatur, PH, dan kelembapan. Sehingga saya tau kondisi di alam, semi alami, dan inkubator dengan ini bisa mengatur jenis kelamin yang ingin ditetaskan,” terangnya.

Perlu diketahui, BSTF bekerjasama dengan Kelompok Masyarakat (POKMAS) di lingkungan pesisir pantai dari pesisir ketapang, cacalan, solong, sampai ke pesisir pantai selatan untuk merelokasi telur dr alam dan segera dipindahkan di INTAN box atau Intan Ruang.

Setelah telur menetas, tukik akan dipindahkan ke Sari box sebelum dilepas liarkan ke habitat aslinya. Sari box merupakan alat yang berfungsi sebagai box terapi untuk mengoptimalkan proses penyerapan yolk pada tukik yang baru menetas.

Alat inovasi tersebut dibuat oleh BSTF dan penelitian penyerapan yolk kerjasama BSTF dengan Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam (FIKKIA) Universitas Airlangga (UNAIR) Banyuwangi.

Menariknya, intan box dan sari box karya BSTF diklaim menjadi kotak penetasan telur penyu tanpa pasir  pertama di dunia yang bisa diatur jenis kelaminnya dan terapi penyerapan yolk pada tukik yang menetas dengan yolk belum terserap dengan sempurna.

Hingga saat ini, dari dua alat tersebut setidaknya sudah berhasil menetaskan ribuan lebih telur tukik. Bahkan saat ini BSTF mengembangkan inovasi intan box menjadi intan ruangan sehingga bisa menampung telur penyu hingga 15 ribu telur. (*)