TIMES BANYUWANGI – Semangat gotong royong antar etnis yang mengakar kuat di Bumi Blambangan, kembali terwujud dalam Festival Pecinan yang diselenggarakan di sepanjang jalan Ikan Gurami, Kelurahan Karangrejo, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (23/2/2024).
Kegiatan yang akan berlangsung selama 3 hari, mulai dari tanggal 23 sampai 25 Februari 2024 ini, tidak hanya menjadi ajang perayaan keberagaman budaya di kabupaten ujung timur Pulau Jawa.
Lebih dari itu, festival ini menandai semangat kolaboratif antar etnis yang tinggal dan hidup di Banyuwangi untuk membangun Bumi Blambangan menjadi tempat atau wilayah yang nyaman dan aman untuk semua orang.
Deretan UMKM dan antusiasme pengunjung di Festival Pecinan Banyuwangi. (Foto: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)
Warna merah dan lampion khas imlek memenuhi sepanjang jalan menjadikan daya tarik utama ribuan warga untuk datang di Festival Pecinan. Suasana keberagaman, kebersamaan, kegembiraan dan semangat gotong royong tampak menyelimuti acara tersebut.
Acara yang dibuka langsung oleh Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas ini, tidak hanya dihadiri oleh Forkopimda, SKPD dan etnis Tionghoa saja. Melainkan kegiatan ini juga dihadiri oleh perwakilan majelis ulama NU, Muhammadiyah, LDII dan berbagai lintas elemen masyarakat lainnya baik dari suku Madura, Jawa dan Osing.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas dalam paparannya bersyukur dan memberikan apresiasi atas terselenggaranya Festival Pecinan. Menurutnya kegiatan ini tidak hanya sebatas ceremony atau hanya bagian untuk menyatukan elemen masyarakat.
“Kegiatan ini sebagai simbol bukan hanya Suku Osing, Jawa dan Madura yang menjadi perhatian oleh Pemkab Banyuwangi. Tetapi, etnis tionghoa yang juga menjadi kekuatan Banyuwangi perlu diperhatikan,” kata Ipuk.
Orang nomor satu di Banyuwangi ini juga menyampaikan terimakasih kepada saudara-saudara Tionghoa. Pasalnya, mereka turut serta dalam menjaga kondusifitas, persaudaraan dan pembangunan di Bumi Blambangan, hingga pada akhirnya Banyuwangi bisa berkembang dan maju sampai saat ini.
“Kami terus berupaya agar masyarakat Banyuwangi tidak mudah terpecah belah,” imbuhnya.
Ipuk berharap kepada masyarakat Banyuwangi, khususnya anak muda jangan sampai mudah terprovokasi yang mengakibatkan merugikan diri sendiri, bahkan merugikan Banyuwangi.
“Banyuwangi saat ini sudah aman dan kondusif, jangan kita rusak hanya karena beda prinsip dan pandangan. Mari kita bangun Banyuwangi secara bersama-sama,” tegasnya.
Festival Pecinan 2024 yang dimeriahkan oleh berbagai macam kuliner khas negeri tirai bambu, bazar UMKM hingga pertunjukan seni tradisi seperti atraksi barongsai, penampilan Tha Ku dan Wushu.
Menariknya, atraksi barongsai dikemas menjadi sebuah drama dengan menggabungkan seni dari Tionghoa dan seni dari suku Osing.
Sementara itu, Ketua Panitia Muhamad Lutfi menyampaikan bahwa pihaknya sengaja melibatkan berbagai elemen masyarakat dan UMKM untuk memeriahkan acara Festival Pecinan 2024.
“Sesuai instruksi Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas yang mewajibkan setiap kegiatan harus berdampak pada perekonomian masyarakat dan harmonisasi. Karena itu, di setiap acara kami selalu melibatkan berbagai pihak,” kata Lutfi yang juga menjabat sebagai Plt. Kepala Bakesbangpol Banyuwangi.
Lutfi menjelaskan, Festival Pecinan ini rencananya akan ada di setiap Minggunya dengan nama Pecinan Street Food. Untuk memastikan kuliner yang dipasarkan oleh UMKM, selain memiliki cita rasa yang enak dan lezat, dia juga memastikan tata cara pengolahan dengan baik dan benar.
“Kami sengaja menggandeng chef dari hotel-hotel yang ada di Banyuwangi. Hal ini untuk mendampingi UMKM supaya kuliner yang mereka jual memiliki rasa dan standarisasi hotel berbintang,” jelasnya.
Lutfi berharap semoga kegiatan ini sesuai apa yang diharapkan oleh Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani yaitu bisa berjalan terus dan berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat.
Perlu diketahui, dalam acara Festival ini juga dilakukan penyerahan 20 unit gerobak UMKM secara simbolis oleh Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani kepada pelaku UMKM sekitar. Tidak hanya gerobak, Pemkab Banyuwangi melalui Bakesbangpol Banyuwangi juga memberikan sebuah kursi dan tempat sampah yang dapat digunakan untuk berjualan di setiap minggu pada acara Pecinan Street Food. (adv)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Festival Pecinan, Simbol Semangat Gotong Royong Antar Etnis dalam Membangun Banyuwangi
Pewarta | : Fazar Dimas Priyatna |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |