TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Berbagai upaya terus dilakukan Ketua Askab PSSI Banyuwangi, Jawa Timur, Michael Edy Hariyanto, SH MH, untuk memperjuangkan kemajuan sepak bola daerah. Bahkan, hari ini, Rabu (11/6/2025), dia berkunjung ke kantor Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Jakarta, guna menjalin kolaborasi.

Kedatangan Michael disambut oleh jajaran Asisten Deputi Bina Prasarana dan Sarana Pemuda Kemenpora.

“Kami menanyakan terkait potensi dukungan Kemenpora terhadap pengembangan sepak bola di Banyuwangi, dan ternyata terdapat sejumlah program yang bisa mendukung kemajuan sepak bola daerah,” kata Michael.

Dalam tatap muka, Ketua Askab PSSI Banyuwangi, juga menyampaikan visinya untuk memajukan dan mencetak pemain sepak bola berprestasi. Salah satunya dengan menghidupkan Sekolah Sepak Bola (SSB) hingga dilevel desa.

“Karena Banyuwangi memiliki potensi sepak bola yang luar biasa. Seluruh masyarakatnya cinta sepak bola, bahkan hampir setiap desa di Banyuwangi memiliki klub sepak bola,” beber Michael.

“Sayangnya seringkali SSB di desa-desa terkendala keterbatasan anggaran untuk sarana dan prasarana,” imbuhnya.

Menanggapi pertanyaan mengenai program Kemenpora yang bisa langsung menunjang prestasi di daerah, Staf Kemenpora mengarahkan bahwa pengajuan bisa dilakukan langsung. Baik melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), maupun oleh masing-masing Cabang Olahraga (Cabor).

Pengajuan nantinya akan diteruskan ke Deputi Sarana Prasarana Olahraga, Kemenpora. Informasi lebih lanjut terkait petunjuk teknis (juknis) permohonan bantuan, dapat diakses melalui situs web resmi Kemenpora.

Pembahasan kemudian mengerucut pada klasifikasi sepak bola dalam struktur Kemenpora. Staf Kemenpora menjelaskan bahwa sepak bola, bersama dengan basket, masuk dalam kategori cabor industri olahraga. Hal ini berbeda dengan cabor olahraga prestasi lainnya seperti panahan, bulutangkis, menembak, atau dayung.

Dengan kata lain, untuk sepak bola dan basket, tidak lagi berada dibawah naungan Deputi Sarana Prasarana Olahraga. Namun berada dibawah naungan Deputi Industri Olahraga Kemenpora.

Untuk itu, Ketua Askab PSSI Banyuwangi, disarankan untuk mengajukan permohonan ke Deputi Industri Olahraga. Sekaligus guna mendiskusikan pengembangan sepak bola sebagai industri. Dan pengajuan bisa dilakukan oleh Dispora atau langsung dari Askab PSSI Banyuwangi.

Dihadapan Staf Deputi Sarana Prasarana Kemenpora, Wakil Ketua DPRD Banyuwangi sekaligus Ketua DPC Partai Demokrat Banyuwangi ini juga menyampaikan kebutuhan mendesak akan sarana bagi ratusan klub sepak bola di Banyuwangi. Khususnya bagi anak-anak kurang mampu di pedesaan yang membutuhkan sepatu dan kaos bola.

Dia mengungkapkan kesulitan Askab PSSI Banyuwangi dalam memenuhi kebutuhan tersebut lantaran keterbatasan anggaran.

Disitu diperoleh informasi bahwa bantuan untuk sarana yang sifatnya melekat di tubuh atlet, seperti sepatu atau seragam, tidak termasuk dalam kategori yang dapat dibantu oleh Kemenpora. Namun, untuk bola dan sarana atau peralatan lainnya seperti jaring gawang, Kemenpora dimungkinkan untuk memberikan bantuan.

“Selama ini teman-teman SSB belum pernah mendapat informasi dari Dispora Banyuwangi, terkait peluang kolaborasi dengan Kemenpora. Semoga informasi yang kami dapat hari ini bisa bermanfaat untuk kemajuan sepak bola Banyuwangi,” cetus Michael.

Kunjungan Ketua Askab PSSI Banyuwangi ke kantor Kemenpora diharapkan bisa menjadi angin segar untuk tumbuh kembang dan pembinaan sepak bola usia dini di Bumi Blambangan. Sekaligus membuka pintu kolaborasi yang lebih erat antara Askab PSSI Banyuwangi dan Kemenpora, khususnya Deputi Industri Olahraga, dalam mewujudkan visi menciptakan industri sepak bola yang mandiri dan berprestasi di Banyuwangi. (*)