https://banyuwangi.times.co.id/
Berita

Akibat Tumpahan Oli di Selat Bali, Wisatawan Bangsring Underwater Balik Kucing

Kamis, 20 Februari 2025 - 16:58
Akibat Tumpahan Oli di Selat Bali, Wisatawan Bangsring Underwater Balik Kucing Salah satu wisatawan saat terkena tumpahan oli ketika berenang di Pantai Bangsring Underwater, Banyuwangi. (FOTO : Istimewa)

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Wisatawan Pantai Bangsring Underwater di Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, “Balik Kucing” atau langsung pulang akibat kondisi laut yang tercemar imbas tumpahan oli di Selat Bali.

Menurut Koordinator Pengelola Wisata Pantai Bangsring Underwater, Ikhwan Arief, dampak adanya cairan tumpahan oli, aktivitas wisata yang terkenal dengan keindahan bawah lautnya itu menjadi terganggu.

“Ada rombongan anak-anak TK dari Kabupaten Jember, bajunya jadi kuning agak gelap semua imbas terkena oli setelah berenang. Tamu yang biasanya snorkling juga tidak jadi karena tahu lautnya tercemar. Ini tentunya sangat merugikan bagi kami,” kata Ikhwan sapaan akrabnya, Kamis (20/2/2025).

Ikhwan mengungkapkan, wisatawan yang berkunjung ke Pantai Bangsring biasanya menghabiskan waktu rata-rata sekitar 3 jam, bahkan ada yang hingga setengah hari. Namun, akibat adanya cemaran oli, banyak pelancong yang kecewa dan hanya singgah selama beberapa saat saja.

“Wisatawan ini biasanya bisa sampai setengah hari di sini (Pantai Bangsring Underwater). Sejak adanya tumpahan oli, wisatawan cuman singgah sebentar setelah itu pulang. Mungkin kecewa karena lautnya tercemar,” beber Komandan Baritim itu.

Dijelaskan Ikhwan, cairan yang diduga tumpahan oli itu mencemari kawasan Pantai sejak Minggu, (16/2/2025). Namun, pihaknya belum mengetahui pasti asal usul cairat tersebut.

“Ini sebenarnya sudah sejak Minggu yang lalu. Cairan ini entah dari mana tetapi menyebar di kawasan Pantai Bangsring Underwater. Puncaknya Rabu kemarin cairan oli banyak yang terbawa arus hingga ke tepi pantai,” jelasnya.

Cairan oli itu, masih Ikhwan, menempel di berbagai titik, mulai dari dermaga, rumah apung, kapal wisata, hingga patung bawah laut yang ditanam untuk konservasi terumbu karang.

“Olinya juga nempel di terumbu karang dan keramba,” ucapnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, Taufik Rohman, menyampaikan keprihatinannya atas insiden tersebut.

Menurutnya, pencemaran yang terjadi di kawasan pantai unggulan di Banyuwangi itu, dapat merusak citra Bumi Blambangan sebagai destinasi wisata alam yang bersih dan lestari.

“Kejadian ini tentu sangat memprihatinkan. Pantai Bangsring adalah salah satu aset pariwisata unggulan kami. Pencemaran oli tidak hanya merusak ekosistem laut tetapi juga berdampak pada minat kunjungan wisatawan,” ujar Taufik saat ditemui di Ruang Kerjanya.

Taufik mengatakan, saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan pihak pengelola wisata Bangsring Underwater guna mengetahui darimana asal muasal cairan yang dapat merusak ekosistem laut tersebut.

“Ini yang masih belum kita ketahui dari mana asal oli itu. Apakah ada unsur kesengajaan atau tidak, kalau ada ya kita minta untuk pertanggung jawaban,” ujarnya.

Tumpahan oli di Selat Bali ini menjadi pengingat bagi semua pihak untuk lebih serius dalam menjaga kelestarian lingkungan laut. 

Jika tidak ditangani dengan baik, dampaknya tidak hanya merugikan ekosistem, tetapi juga mengancam mata pencaharian ribuan masyarakat yang bergantung pada sektor kelautan dan pariwisata.(*)

Pewarta : Muhamad Ikromil Aufa (MG)
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.