TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Kehadiran Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Balak menjadi angin segar bagi permasalahan sampah di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Terbukti, sejak beroperasi pada September 2023 lalu, TPS Balak yang berlokasi di Kecamatan Songgon ini telah berhasil mengelola sampah dari 43 desa.
Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyuwangi, Dwi Handayani, mengatakan bahwa TPS Balak tidak hanya sekadar tempat pengelolaan sampah, tapi juga pusat pengolahan sampah modern yang telah mampu melayani 7.442 rumah dengan 165.471 jiwa.
"Sampah yang masuk rata-rata 14 ton per hari, dan yang bernilai jual bisa mencapai 197 ton dalam setahun," kata Yani, Rabu, (18/12/2024).
Menurutnya, TPS Balak juga menjadi pusat pengolahan sampah modern yang dilengkapi teknologi canggih. Sampah organik diolah menjadi kompos berkualitas, sementara sampah anorganik didaur ulang menjadi produk bernilai tambah seperti RDF.
Salah satu keunggulan TPS Balak adalah kemampuannya mengubah sampah menjadi sumber daya yang bernilai ekonomis. Setiap harinya, rata-rata 14 ton sampah masuk ke fasilitas ini. Dari jumlah tersebut, sekitar 197 ton sampah bernilai jual berhasil diolah dalam setahun.
"Ini membuktikan bahwa sampah bukan lagi masalah, melainkan peluang bisnis," ujar Yani.
Keberadaan TPS Balak tidak hanya membersihkan lingkungan, melainkan juga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Saat ini, TPS Balak mempekerjakan 78 orang.
Pengelolaan sampah di TPS Balak menggunakan mesin modern (Foto: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)
Keberhasilan TPS Balak tidak lepas dari kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, NGO dan berbagai pihak terkait. Pembangunan fasilitas ini melibatkan PT Systemiq Lestari Indonesia dan didukung penuh oleh Pemerintah Norwegia, Borealis, USAID, serta lembaga pendonor lainnya.
"TPS Balak adalah bukti nyata bahwa dengan kerja sama yang baik, kita bisa mengatasi masalah lingkungan yang kompleks," cetusnya.
Selain sebagai pusat pengolahan sampah, TPS Balak juga berfungsi sebagai pusat edukasi. Sejak diresmikan, banyak kunjungan dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga pemerintah daerah lain untuk belajar pengelolaan sampah. Hal ini menunjukkan tingginya minat masyarakat untuk belajar tentang pengelolaan sampah yang baik.
Dengan adanya TPS Balak, diharapkan masyarakat Banyuwangi semakin peduli terhadap lingkungan dan aktif dalam memilah sampah dari sumbernya. Keberhasilan TPS Balak ini menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia untuk menerapkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan. (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Faizal R Arief |