TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Bukan Banyuwangi namanya bila tak kental akan budaya, bahkan budaya menjadi destinasi tersendiri sebagai jujugan wisata. Seperti saja Desa Kemiren. Namun, terdapat hal menarik untuk di bahas, yakni buah dari hasil budayanya yaitu Barong, Ikon Desa Wisata Kemiren, Banyuwangi.
Barong, sepintas mendengar namanya tergambar sebagai wujud sangar dengan mata lebar mulut menganga, kumis tebal, taring panjang, serta bentuk menyerupai hewan.
Ya tepat sekali, namun siapa sangka dibalik bentuk yang menyeramkan itu terdapat filosofis yang begitu dalam tersirat dalam bentuk Barong Kemiren.
Diceritakan oleh Ketua Adat Desa Kemiren, Suhaimi, Barong memiliki arti yaitu bareng atau bersama, dengan harapan masyarakat bisa tetep menjaga keharmonisan dan kerukunan dalam berkehidupan.
"Setiap orang bilang Barong itu makhluk Mistis atau mitologi, padahal aslinya Barong itu adalah perwujudan sifat manusia itu sendiri," ucapnya, Jumat (16/12/2022).
Suhaimi menambahkan, Barong di Kemiren hanya boleh menggunakan lima warna yaitu hitam, putih, hijau, merah, kuning, warna-warna tersebut diambil dari ritual satu Suro yaitu Slametan jenang lima warna yang memiliki arti dulur papat, limo pancer atau saudara empat dan kelima diri kita.
"Warna tersebut tidak boleh kurang atau bertambah, karena setiap warna punya makna dan simbol sendiri" ucapnya.
Bagian mulut Barong yang menganga lebar dengan simbol warna hitam yang berarti Aluamah atau sifat serakah, manusia tidak akan pernah merasa puas dan selalu merasa kurang dengan pencapaianya.
Kedua, bagian mata yang melotot memiliki simbol warna merah yang disiratkan dengan sifat Amarah, yang menggambarkan jika setiap manusia itu memiliki emosi.
Fisik yang ketiga adalah sayap dengan simbol warna kuning dengan sifat Subyah atau Puji, hal ini menjelaskan manusia senang akan pujian dan suka memuji atau disebutkan dalam islam seperti Hablum Minannas.
Lalu bagian keempat adalah Mahkota Barong yang bersimbol warna putih yang memilik arti Suci, manusia lahir dengan keadaan suci dan kembali ke tuhan juga akan disucikan, artinya manusia selalu terikat dengan tuhanya atau Hablum Minallah.
Lalu untuk simbol terakhir warna hijau dangan fisik berupa badan Barong, melambangkan diri sendiri.
Keempat elemen fisik dari Barong tersebut menyatu dalam badan Barong, yang menjelaskan bahwa sifat Serakah, Amarah, Puji, dan Suci tersebut melekat pada manusia dengan diwujudkan Barong.
Untuk saat ini ada beberapa versi tentang asal usul tentang Barong Kemiren tersebut, yang pertama Barong Kemiren sudah ada sejak 16 masehi yang dibuat oleh seniman bernama Sanimah warga asli Desa Kemiren.
Versi yang kedua, Mbah Tompo yang menciptakan Barong Kemiren karena mendapat Ilham dari mimpinya pada tahun 1647.
Dan untuk kalian yang ingin melihat Barong menari-nari secara langsung, di Desa Kemiren selalu mengadakan Ritual Barong Ider Bumi yang diadakan setiap tanggal 2 Syawal menurut kalender Islam, sebagai Upacara adat untuk tolak bala. (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |