https://banyuwangi.times.co.id/
Berita

Hadir di Banyuwangi, dr. Aucky Hinting Kupas Tuntas Solusi Kesulitan Hamil

Minggu, 13 April 2025 - 13:51
Hadir di Banyuwangi, dr. Aucky Hinting Kupas Tuntas Solusi Kesulitan Hamil Foto. Dr. dr. Ashon Sa’adi, Sp.OG (K) saat memaparkan materi kupas tuntas kesulitan hamil di Aston Banyuwangi. (Foto: Fazar Dimas/TIMES Indonesia).

TIMES BANYUWANGI – Impian menimang buah hati adalah dambaan setiap pasangan suami istri (pasutri). Namun, tak sedikit yang harus menempuh jalan terjal untuk mewujudkan kebahagiaan tersebut. 

Kabar gembira pun berhembus di Banyuwangi seiring kehadiran pakar andrologi dan embriologi terkemuka, dr. Aucky Hinting, Ph.D., Sp.And(K), yang hadir bersama Dr. dr. Ashon Sa’adi, Sp.OG (K). Keduanya memberikan pencerahan bagi pasutri di Bumi Blambangan melalui Seminar Awam yang diinisiasi oleh Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Ferina Surabaya.

Bertajuk ‘Mengatasi Masalah Kesulitan Hamil Secara Tuntas’, acara yang dimoderatori oleh dr. Taufik Hidayat, M.Kes, Sp.And. SupSp. SAAM, FISQua, ini berlangsung di Aula Sritanjung Aston Banyuwangi Hotel & Conference Center pada Minggu (13/4/2025).

Sesi pertama diawali pemaparan dari Dr. dr. Ashon Sa’adi, Sp.OG (K), yang mengupas tuntas definisi infertilitas. Dia menjelaskan bahwa infertilitas adalah kondisi ketika kehamilan tak kunjung terjadi setelah 12 bulan berhubungan intim secara teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi.

“Sekitar 15 persen pasangan suami istri di dunia menghadapi tantangan kesulitan hamil,” ujar dr. Ashon.

Dia menjelaskan terdapat beragam faktor yang menjadi penyebab infertilitas. Menurutnya, permasalahan bisa bersumber dari pihak istri 35 persen, pihak suami 25 persen, kombinasi keduanya 25 persen, atau bahkan tidak teridentifikasi penyebabnya (unexplained) sebesar 15 persen. 

Pada wanita, infertilitas dapat dipicu oleh penyumbatan saluran tuba, endometriosis atau kista coklat, ovarium polikistik, kualitas sel telur yang rendah, hingga gangguan hormon.

“Sementara pada pria, masalah kesuburan bisa disebabkan oleh penyumbatan saluran sperma, varikokel, infeksi atau bekas infeksi, hingga adanya antibodi antisperma,” terangnya.

Selain faktor-faktor tersebut, dr. Ashon juga menyinggung bahwa kelainan genetik, tekanan psikologis, serta gaya hidup yang kurang mendukung kesuburan turut berperan dalam kesulitan hamil. 

“Karena itu,  penyesuaian gaya hidup dan lingkungan yang sehat sangat penting. Tidak semua masalah infertilitas dapat diatasi dengan pengobatan konvensional seperti obat-obatan, pembedahan, atau psikoterapi,” tegasnya.

Pada sesi berikutnya, dr. Aucky Hinting, Ph.D., Sp.And(K) memberikan perspektif lebih mendalam mengenai solusi teknologi reproduksi berbantu. 

Dia menjelaskan bahwa dalam beberapa kondisi, diperlukan teknologi tambahan seperti inseminasi, di mana sperma yang telah dicuci dan dipilih kualitas terbaiknya dimasukkan ke dalam rahim.

“Inseminasi menjadi pilihan jika kualitas sperma tidak terlalu buruk dan saluran tuba istri tidak tersumbat, sehingga pembuahan alami masih memungkinkan,” jelas dr. Aucky.

Kendati demikian, dr. Aucky mengungkapkan bahwa tingkat keberhasilan kehamilan melalui inseminasi per siklus percobaan relatif kecil, yakni sekitar 15 persen. 

Dia kemudian memperkenalkan In Vitro Fertilization (IVF) atau yang lebih dikenal sebagai bayi tabung, sebagai teknologi canggih yang mampu mengatasi hampir semua masalah infertilitas secara komprehensif.

Dalam proses IVF, pembuahan sel telur oleh sperma terjadi di laboratorium, dan embrio yang dihasilkan kemudian ditanamkan kembali ke dalam rahim.

“IVF atau bayi tabung memiliki tingkat keberhasilan kehamilan rata-rata sekitar 50 persen per siklus percobaan, dengan catatan keberhasilan ini juga dipengaruhi oleh usia pasien dan kondisi kesehatan penyertanya,” paparnya. 

dr. Aucky menambahkan fakta menarik mengenai sejarah bayi tabung, di mana bayi pertama yang lahir melalui proses ini adalah Louise Brown pada 27 Juli 1978. Hingga saat ini, lebih dari 10 juta anak di seluruh dunia telah dilahirkan melalui program bayi tabung.

Tim fertilitas RSIA Ferina Surabaya telah berkecimpung dalam teknologi bayi tabung di Indonesia sejak tahun 1990, sementara dr. Aucky Hinting telah memulai praktiknya di Belgia sejak tahun 1986. Saat ini, tim Ferina diperkuat oleh 12 dokter spesialis yang kompeten di bidangnya.

“Hingga akhir tahun 2024, tim kami telah melakukan 19.308 siklus program bayi tabung dengan tingkat keberhasilan kehamilan mencapai 43,4 persen. Estimasi biaya total untuk program bayi tabung di RSIA Ferina berkisar antara 60 hingga 80 juta rupiah,” kata dr. Aucky.

Sebagai informasi, dipilihnya Banyuwangi sebagai salah satu lokasi road show RSIA Ferina bukan tanpa alasan. dr. Aucky mengungkapkan bahwa RSIA Ferina telah menerima banyak pasien dari Banyuwangi sejak tahun 1990. 

Dengan dihadiri puluhan pasutri, seminar ini berlangsung hangat dan interaktif. Tim RSIA berharap melalui kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai berbagai pilihan pengobatan infertilitas, baik yang disebabkan oleh faktor istri, suami, terapi konvensional, hingga teknologi bayi tabung, kepada masyarakat Banyuwangi dan sekitarnya. (*)

Pewarta : Fazar Dimas Priyatna
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.