TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Tangki 17 di Terminal Integerated Pertamina Tanjungwangi, Banyuwangi, Jawa Timur terbakar, Selasa (26/9/2023). Kebakaran di area Objek Vital Nasional (Obvitnas) tersebut dipicu kecerobohan pelanggan SPBU Coco, Jalan Gatot Subroto, Desa Bulusan, Kecamatan Kalipuro, yang menumpahkan jerigen berisi BBM jenis pertalite.

Kejadian tersebut menjadi awal kemunculan kobaran api. Petugas sudah sangat sigap memadamkan api. Namun si jago merah merembet ke tangki 17 Terminal Integrated Pertamina Tanjungwangi, yang sedang melakukan pembongkaran BBM, dan lokasinya bersebelahan dengan SPBU. Sekejap, asap mengepul dari tangki raksasa berisi bahan mudah terbakar tersebut.

Sirine tanda kebakaran pun berdering kencang. Puluhan karyawan yang mendengar langsung lari pontang-panting menyelamatkan diri menuju titik evakuasi.

Suara sirine sekaligus memberi komando Tim Fire Brigade Pertamina Tanjungwangi, untuk bergerak memadamkan api. Mempercepat menaklukan kobaran api, pihak Pertamina Tanjungwangi, melapor ke Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Banyuwangi.

Integrated Terminal Manager Pertamina Tanjungwangi, Andrie Buana. (Foto: Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)

Nahas, di saat bersamaan Terminal Integrated Pertamina Tanjungwangi, sedang melakukan bongkar muat BBM dari kapal hingga terdapat tumpahan minyak disekitar dermaga. Tim Fire Brigade pun langsung berjibaku membersihkan tumpahan minyak guna mencegah merembetnya kebakaran.

Petugas kepolisian Polsek Kawasan Pelabuhan Tanjungwangi Banyuwangi, yang mendapat laporan langsung bergegas ke lokasi untuk melakukan penjagaan. Sementara, kendaraan ambulance terus berlalu lalang mengangkut sejumlah karyawan yang menjadi korban insiden kebakaran.

Aksi heroik Tim Fire Brigade, Damkar Banyuwangi dan Polsek Kawasan Pelabuhan Tanjungwangi tersebut merupakan rangkaian kegiatan simulasi yang digelar Terminal Integrated Pertamina Tanjungwangi. Sengaja dilakukan guna memastikan kesiap siagaan, menjaga aset perusahaan dan menjaga kelancaran pasokan BBM.

“Ini adalah upaya kami untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, bagaimana pun bisnis kami adalah penyaluran, penimbunan dan penerimaan BBM yang kondisinya memang berbahaya,” kata Integrated Terminal Manager Pertamina Tanjungwangi, Andrie Buana, Selasa (26/9/2023).

Simulasi kondisi darurat yang digelar pihak Terminal Integrated Pertamina Tanjungwangi Banyuwangi. (Foto: Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)

Melalui simulasi, Pertamina juga berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat sekitar mengenai sistem tanggap darurat yang diterapkan perusahaan. Terlebih Terminal Integrated Pertamina Tanjungwangi, letaknya bersebelahan dengan industri semen dan pupuk, yang merupakan bagian dari Obvitnas.

Dan sistem tanggap darurat, sangat penting dikuasai oleh Tim Fire Brigade Terminal Integrated Pertamina Tanjungwangi. Mengingat produk yang dikelola adalah bahan mudah terbakar.

“Simulasi keadaan darurat rutin kita lakukan, dengan skrenario berbeda-beda. Simulasi juga kita lakukan untuk meningkatkan koordinasi dengan stakeholder terkait,” ungkap Andrie.

Di sisi lain, Terminal Integrated Pertamina Tanjungwangi, merupakan penyuplai BBM di 4 Kabupaten di Jawa Timur. Meliputi, Kabupaten Banyuwangi, Jember, Situbondo dan Bondowoso.

Kapolsek Kawasan Pelabuhan Tanjungwangi Banyuwangi, Iptu Heru Slamet Hariyanto, berharap simulasi bisa digelar secara rutin dengan turut melibatkan masyarakat sekitar.

“Ini sudah bagus, cuma yang jadi evaluasi perlu ditingkatkan lagi keterlibatan masyarakat sekitar dan skenario skenario juga perlu ditingkatkan,” katanya. (*)