Berita

TMMD 111 Banyuwangi, Wujud Keragaman dan Kerukunan Suku di Indonesia

Jumat, 18 Juni 2021 - 14:34
TMMD 111 Banyuwangi, Wujud Keragaman dan Kerukunan Suku di Indonesia Satgas TMMD 111 Banyuwangi bersama masyarakat saling gotong royong. (FOTO: Agung Sedana/TIMES Indonesia)

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Dalam kegiatan TMMD 111 Banyuwangi, sedikitnya terdapat seratus sebelas TNI dari berbagai daerah dengan ragam suku. Keragaman itu terpadukan kedalam sebuah pengabdian gotong royong yang menjadi cerminan miniatur Indonesia dengan Bhineka Tunggal Ika-nya.

Ada suku Jawa, Sulawesi, Kalimantan ataupun Madura. Sumatra bahkan Papua. Semuanya melebur menjadi satu ke dalam sebuah personel membangun desa. Mereka saling bergotong royong memecah bebatuan untuk sebuah kemajuan, mengangkat palu demi pembangunan.

Canda dan tawa mengisi setiap perbincangan hari ini, Jumat (18/6/2021). Mereka berbaur dengan masyarakat Desa Kebaman, Kecamatan Srono, Banyuwangi.

Saling mengulurkan tangan, TNI dan warga bahu membahu mengangkat material bangunan. Sesekali mereka berbicara dengan bahasa tempat asalnya. Meski ada yang tidak mengerti, namun tetap saja mereka tertawa bersama.

"Entah apa artinya yang penting bisa tertawa bersama. Dari semua itu, ada satu pemersatu kita, yaitu bahasa Indonesia," kata salah satu tentara.

Danramil Srono, Kapten Inf Mustohir bercerita. Ada suku Madura, suku Osing Banyuwangi, suku Jawa juga Papua. Mereka terlihat mengangkat bebatuan berat bersama-sama. Satu batu diangkat berdua, dilanjutkan dengan dua tangan selanjutnya. Berjajar barisan sepanjang 50 meter dengan komposisi TNI dan masyarakat.

"Seperti melihat Indonesia dari Sabang hingga Meraukenya. Guyub rukun saling membantu. Maka pekerjaan berat jadi ringan," kata Danramil.

Menurutnya, pemandangan ini sangatlah indah. Di mana saat berada di medan pertempuran, para tentara ini menarik pelatuk untuk sebuah perang. Namun dalam TMMD ini, semuanya mengangkat palu dan cangkul untuk sebuah pembangunan.

"Di medan perang kita menggunakan kendaraan baja untuk perlindungan. Di sini kita mengunakannya untuk meratakan jalanan," katanya.

"Sebuah pengabdian tanpa batasan. Dari sebuah desa kecil tercerminkan Bhineka Tunggal Ika Indonesia, ragam suku budaya dan bahasa menjadi satu dalam kesatuan. Rukun dalam sebuah pasukan. Miniatur Indonesia dalam wujud kebersamaan para tentara membangun desa," sambung Kapten Inf Mustohir sembari mengangkat batu dalam kegiatan TMMD 111 Banyuwangi. (*)

Pewarta : Agung Sedana
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.