TIMES BANYUWANGI, YOGYAKARTA – Massa Aksi Gejayan Memanggil tahun 2024 yang berlangsung di Persimpangan Jalan Gejayan/Affandi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Senin (12/2/2024) mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun dari jabatannya sebelum pemilu 2024. Desakan itu disampaikan karena ada banyak dosa yang telah dilakukan Jokowi ketika memimpin Indonesia.
“Kami menuntut satu Jokowi harus turun, teman-teman dan aparat negara harus pastikan Jokowi turun sebelum masa jabatannya,” kata Sana Ulaili, Juru Bicara Demonstran disela-sela aksi, Senin (12/2/2024).
Menurutnya, dosa Jokowi yang paling terbaru adalah mengubah syarat calon presiden dan calon wakil presiden, menggunakan fasilitas negara untuk tujuan politik praktis putra mahkotanya, dan menggunakan bantuan sosial untuk kepentingan politik putranya yaitu Gibran Rakabuming Raka yang menjadi Cawapres berpasangan dengan Prabowo Subiyanto.
“Sikap dia (Jokowi) kalau kita biarkan seperti memberi karpet merah kepada oligarki. Oligarki tambang, oligarki kapitalis, kita tahu siapa, ya itu ada di 01, 02 dan 03,” sambung dengan tegas
Dirinya menegaskan, aksi ini tidak memihak satupun paslon pemilu 2024. “Kita tidak sedang kampanye 04, kita sedang tidak kampanye 05, tapi kita kampanyekan kritisan untuk menghukum sekeras-kerasnya Jokowi serta hukuman kepada pemimpin-pemimpin lain yang tamak kekuasaan,” paparnya.
Perwakilan WALHI DIY ditengah-tengah orasinya membeberkan bahwa terkhusus kasus Wadas hingga Rempang sampai saat ini masih belum tuntas.
“Semuanya dilanggar, demokrasi ini bukan untuk kebutuhan rakyat. Tidak ada satupun yang solidaritas disini termasuk Ganjar. Apabila beberapa pihak yang menganggap wadas tidak ada masalah itu omong kosong, selama bertahun-tahun kita menyampaikan aspirasi, tapi kita selalu disepelehkan. Harapan kedepan perlawanan masyarakat lebih terbantu,” bebernya.
Agar oligarki ini tidak terus berkuasa. Maka, ia mengajak kepada masyarakat Indonesia untuk menumbangkan rezim Jokowi. “Maka satu kata, lawan!,” sambungnya diikuti massa lainnya. (*)
Pewarta | : Olivia Rianjani |
Editor | : Deasy Mayasari |