https://banyuwangi.times.co.id/
Berita

Rekonstruksi Sejarah Lokal, Pelestari Adat Banyuwangi Siapkan Buku Blambangan Kuno

Sabtu, 06 Mei 2023 - 11:40
Rekonstruksi Sejarah Lokal, Pelestari Adat Banyuwangi Siapkan Buku Blambangan Kuno Penulis buku 'Blambangan Kuno (Abad XIII - XIV)', Thomas Racharto saat menyampaikan isi bukunya di Waroeng Kemarang. (FOTO: Anggara Cahya /TIMES Indonesia)

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Kata tersebut haruslah melekat dalam benak warga Indonesia agar tidak melupakan identitas sebuah bangsa.

Itulah yang menjadi salah satu alasan kehadiran buku dengan judul  'Blambangan Kuno (Abad XIII - XIV)' karya Thomas Racharto.

Buku ini diperkenalkan saat acara Halal Bihalal yang diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Daerah (DPD) Masyarakat Adat Nusantara (Matra) Banyuwangi dan Komunitas Osing Pelestari Adat Tradisi (Kopat) Banyuwangi, yang dilaksanakan di Waroeng Kemarang yang berlokasi di Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah, Banyuwangi.

Buku 'Blambangan Kuno (Abad XIII - XIV)' ditulis oleh salah satu ahli sejarah sekaligus member dari Kopat Banyuwangi, Thomas Racharto.

Blambangan-Kuno-2.jpgSuasana Pre Launching buku 'Blambangan Kuno (Abad XIII - XIV)' yang dihadiri Pegiat seni dan pelestari adat tradisi Banyuwangi. (FOTO: Anggara Cahya /TIMES Indonesia)

Thomas menjelaskan jika buku karangnya itu adalah sebuah rintisan rekonstruksi sejarah lokal Blambangan kuno atau cikal Banyuwangi sekarang.

"Jadi asal usul Blambangan itu berakar dari budaya Jawa Kuno, yang berjalan sejak zaman Mataram Kuno," cetus, Thomas saat membedah isi bukunya, Sabtu, (6/5/2023).

Pria kelahiran 1944 itu adalah ahli sejarah sekaligus kolektor benda-benda bersejarah atau artefak. Karena hobinya itu, ia membuat sebuah museumnya sendiri sebagai tempat menaruh benda sejarah yang ia koleksi, selain itu juga menjadi rumah edukasi untuk belajar sejarah yaitu Omahseum Banyuwangi.

Dalam mempresentasikan bukunya tersebut, Thomas memaparkan adanya buku ini dapat menambah kekayaan literasi sejarah Blambangan yang lebih utuh dan runtut khusunya masa Blambangan kuno pada abad 13 dan 14.

"Dengan kata lain kita bisa memperkaya intelektual terkait sejarah Blambangan yang belum runtut dari abad-abad yang belum dijelaskan," jelasnya.

Untuk mengungkap peristiwa sejarah Blambangan tak sembarangan, ia harus benar-benar memilih sumber-sumber literasi dan artefak yang tepat dan terpecaya. Salah satu sumber literaturnya adalah buku Nagara Kratagama yang dicetak oleh Prof. Dr. DRS. I Ketut Riana, S.U.

"Semoga dengan adanya buku yang diterbitkan ini dapat menjadi cahaya untuk lebih mengenal sejarah bumi Blambangan," cetus, Thomas.

Thomas berharap Buku Blambangan Kuno tersebut diharapkan bisa menyingkap tabir sejarah dan identitas Banyuwangi. (*)

 

Pewarta : Anggara Cahya
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.